Maafkan Kami Bapak

198 12 0
                                    

Kembang Rumah Bordil
Maafkan Kami Bapak
Bag 15

****
Ina berusaha menenangkan Emak, yang menangis terus karena rencana Ina, tidak rela kalau Ina punya rencana yang ekstrim. Biar bagaimanapun itu Bapakmu?," jangan  sakiti."

"Jadi Emak lebih suka Inah jadi pelacur, yang penting Bapak bisa judi!, kata Ina dengan suara meninggi.

"Ini cuma sebentar Mak?, paling lama satu minggu, supaya Bapak jera!, itu aja.

"Emak tertunduk, tidak tahu apa yang harus diperbuat, di satu  sisi suami memang jalannya salah, di sisi lain anak, diperlakukan tidak manusiawi. Tapi hati tetap tidak menerima,   logika anak muda.

Ina menghubungi kenalan, menceriterakan keadaan sebenarnya.  Ina mohon, jangan di penjara karna hal lain kecuali judi. Kebetulan di Kepolisian sedang ada program penyakit masyarakat salah satunya judi. Jadilah skenario penggrebekkan dibuat.

Sore itu Bapak pulang, mukanya kusut, sorot matanya nanar, seperti mau menerkam, ada saja ulah Bapak supaya Ina mengeluarkan uang, Ina diam, pura-pura tidak tahu. Akhirnya

"Neng, minta uang?," kata Bapak."

"Tidak ada, kemarin bapak sudah Ina kasih satu juta, masa sehari abis! jawab Ina.

"Besok Bapak kembalikan!.lima ratus saja, Bapak mendesak.

"Masa lima ratus aja tidak ada, percuma pulang tidak ada hasilnya.

"Maksud Bapak apa!, tidak ada hasilnya, dari mana orang serumah ini makan, sekolah adik, buat judi Bapak, betulin rumah, itu yang Bapak bilang tidak ada hasilnya!, suara Ina meninggi.

"Wah!, sudah hebat kamu ya, sudah berani sama Bapak," kata Bapak sambil tepuk tangan.

"Sudah, cepet mana uangnya, besok dikembalikan, kata Bapak.

"Betul ya, besok dikembalikan," Kata Ina mengancam.

"Ina memberi lima ratus ribu, Bapak langsung pergi.

Tanpa setahu Bapak, Ina menghubungi kenalannya, dan semua  bergerak cepat. Sekarang Ina tinggal menunggu kabar.

Maafkan Ina Pak, semua Ina lakukan karena Ina sayang sama Bapak. Betapa Ina juga ingin hidup layak seperti orang pada umumnya. Hidup tidak jadi tontonan tapi juga ingin jadi tuntunan. Selama ini keluarga kita jadi  gunjingan untuk hal yang negatif. Bapak penjudi, Ina pelacur, Tini pelakor. Lengkap sudah kita jadi cibiran masyarakat.

Malam itu Ina gelisah, tidak bisa tidur, sampai jam dua belas malam, belum ada kabar dari kantor  polisi, mungkin besok pagi," kata Ina dalam hati.

Baru Ina mau merebahkan badan di pembaringan tiba-tiba  hand phone berbunyi.

"Tolong Bapak Neng?, Bapak di kantor polisi.

"Kenapa Bapak di kantor Polisi?, kata Ina.

"Bapak ketangkep," katanya lagi.

"Terus Ina bisa apa? Ina sudah tidak punya uang untuk Bapak.

"Tolong Neng?, Bapak tidak mau disini.

"Ini sudah malam Pak?, besok Ina ke Kantor Polisi.

"Sekarang aja  Neng, kata Bapak merengek.

"Sekarang sudah malam Pak?, Ina perempuan, masa Bapak tega sih!.

"Bapak diurus ya Neng supaya jangan di tahan? Bapak malu.

"Oh! Bapak punya malu juga?, tapi Bapak tidak malu jual Ina sama Mami Leli.

Bapak tidak malu, makan uang pelacur, Bapak tidak malu minta uang terus sama Gansas.

Ketangkep Polisi Bapak malu. Tega ya Bapak sama Ina!. Pak? Laki-laki sejati itu jadi macan diluar jadi cacing di rumah, itu baru namanya lelaki,  jangan seperti Bapak, jadi macan dirumah, jadi cacing di luar. Ina melampiaskan kekesalannya.

Kembang Rumah Bordil  by ErseClussieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang