Entah ini sebuah takdir atau hanya keberuntungan saja bagi Jungkook. Tapi yang jelas, ini bukanlah lucid dream maupun fatamorgana saja baginya.Seorang lelaki berkacamata tebal dan kutu buku bisa mendapatkan sang primadona sekolah? Jungkook senang bukan kepalang, ia sudah seperti memenangkan undian lotre yang hadiahnya bejibun.
Jungkook tersenyum mengingat kejadian kemarin. Di mana ia dan juga Rose, yang notabenenya kini menjadi kekasihnya, bermandikan peluh keringat tepat di lantai ini, kelasnya. Membayangkannya lagi saja membuat hormonnya membara kembali. Tubuh Rose benar-benar sangat indah, ingin sekali rasanya ia melakukannya lagi. Mendengarkan Rose mendesahkan namanya dibawahnya berkali-kali.
Jungkook mengambil komik kesayangannya dari dalam tasnya. Beginilah ia, untuk memuaskan nafsunya. Ia membaca komiknya yang kalian sudah tau apa isinya.
Ah Tidak! Lagi-lagi sesuatu di bawah sana terasa sesak. Melihat gambar komik yang berisikan adegan ‘pergulatan kelamin' diantara kedua tokoh utama.
Jungkook menyilangkan kedua kakinya. Apa yang harus ia lakukan? Apa harus ia menuntaskannya di sini? Tidak, ia menggeleng. Ia masih cukup waras untuk tak melakukan kegiatan tak senonoh di muka umum.
“Jungkook?”
Jungkook menutup komiknya dengan cepat. Ia membenahi letak kacamatanya dan menoleh kepada seseorang yang memanggilnya.
“Ada apa, Yeri?”
Kim Yeri, gadis mungil nan imut dengan berjuta pesonanya. Salah satu jajaran murid populer di Senior High School Bangtan.
Yeri tersenyum. “Bisakah kau membantuku mengembalikan buku-buku ini ke perpustakaan?” ia menunjuk setumpuk buku tebal di atas mejanya.
Jungkook melirik kumpulan buku yang Yeri maksud. Ia mengangguk kecil dan lekas berdiri. “Tentu saja.”
Yeri mengambil setengah bagian dari tumpukan buku itu, membawanya dalam dekapannya.
Jungkook menyadari bahwa Yeri kesusahan membawa buku-buku itu. Ia mengambil lagi setengah bagian lagi dan menambahkannya pada buku yang ia bawa.
“Jungkook, itu sangat berat! Biar aku saja.”
Jungkook menggeleng. “Tidak. Kau cukup membawa itu saja!” ia melenggangkan kakinya keluar dari kelasnya menuju keperpustakaan.
Yeri menyunggingkan senyumnya, menyusul Jungkook yang sudah mendahuluinya. “Terima kasih, Jungkook!” ucapnya setelah ia menyamai langkah Jungkook.
Jungkook hanya mengangguk. Ingin menoleh pun, ia tak bisa. Karena buku-buku itu sudah menutupi sebagian wajahnya.
Jungkook meletakkan buku-buku tebal dalam dekapannya pada salah satu meja diperpustakaan. Ia merenggangkan tangannya yang terasa sedikit keram. Atensinya beralih menatap Yeri yang sedang kesusahan mengembalikan buku di rak atas.
Jungkook menghampiri Yeri, ia mengambil alih buku dalam genggaman Yeri dan meletakkannya di rak atas.
Yeri terlonjak dari tempatnya, dengan refleks ia membalik tubuhnya. Dan ....
DUK
“Akh....”
“Ah....”
Kepala Yeri berbenturan dengan dagu Jungkook disaat Jungkook menundukkan kepalanya.
Jungkook meringis, mengusap-usap dagunya yang terbentur keras dengan kepala Yeri.
“Jungkook, kau tak apa-apa?” Yeri menghampiri Jungkook dengan tangannya yang masih memegang kepalanya.
Jungkook menggeleng pelan. “Tidak. Aku baik-baik saja.”
“Maafkan aku, Jungkook.”
“Ah, tidak-tidak. Bukan salahmu, ini hanya tidak kesengajaan saja.”
Yeri mengangguk menampilkan senyuman terbaiknya pada Jungkook.
“Kalau begitu aku ke kelas dulu, Yeri,” pamit Jungkook. Ia segera meninggalkan ruang perpustakaan.
Yeri menggeleng lucu, ia menatap punggung Jungkook dengan senyuman yang mengembang pada bibir tipisnya.
....
Jungkook melangkahkan santai kedua kakinya sambil bersiul pelan melewati koridor sekolah. Ia merindukan Rose – kekasihnya. Dari sejak pagi tadi, ia sama sekali belum melihat wajah cantik dari kekasihnya itu. Apa ia menghampiri Rose saja di kelasnya? Itu ide yang sangat bagus.
Jungkook berdiri di ambang pintu kelas Rose. Ia mendesah gusar. Kenapa tiba-tiba dirinya menjadi gugup?
Jungkook mengepalkan tangannya, meyakinkan dirinya dan mengumpulkan seluruh keberaniannya.
Dengan tekad yang mantap, Jungkook melangkahkan kakinya memasuki kelas Rose yang sangat ramai. Matanya bergerak mencari sosok kekasihnya. Tapi nihil, ia tak mendapati Rose disana.
“Hey, Kutu buku!”
Jungkook membeku melihat seorang pria mendatanginya dengan sombongnya. Ah, siapa yang tak mengenal pria yang satu ini? Dia Kim Taehyung, lelaki terpopuler dan tertampan di Senior High School Bangtan.
Taehyung menatap datar Jungkook. “Untuk apa kau datang kemari?”
Jungkook menundukkan kepalanya. “A-aku mencari Rose.”
Taehyung tersenyum, tepatnya tersenyum mengejek. “Untuk apa kau mencari Rose? Kau mau menembaknya?”
Jungkook mencengkeram celana seragamnya. “Aku—"
Taehyung menepuk keras bahu Jungkook. “Lupakan saja rencanamu itu. Kau tak akan berhasil mendapatkan Rose.” ia menelisik penampilan Jungkook. “Lagipula, Rose tak akan mau dengan lelaki kutu buku sepertimu!” sindirnya
Jungkook semakin menundukkan dalam kepalanya.
Taehyung mendesis. “Dan satu lagi, Rose adalah kekasihku. Jadi jangan coba-coba untuk mencarinya atau mendekatinya lagi!”
DEG
Jungkook menggeleng tak percaya. Itu tidak mungkin! Bukankah dirinya yang sudah menjadi kekasih sah Rose? Apa Rose hanya mempermainkan dirinya saja?
Jungkook meninggalkan kelas Rose dengan hati yang hancur. Tidak, ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa Rose tak mungkin melakukan hal itu padanya.
Tbc.
Ayo lekas di vote guys :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful [NC21+] {Hiatus}
FanfictionKisah yang menceritakan tentang percintaan si Kutu Buku-Jeon Jungkook dengan sang Primadona Sekolah-Rosseana Park yang berbelit-belit. Banyak pengorbanan yang telah terjadi di antara mereka hingga pada akhirnya 'Indah pada waktunya' menghampiri hubu...