Author up...Seneng nggak? 😁
....
"Her face like an Angel, but she has Devil heart."
.
.
Dua manik hazzle itu terus saja mengeluarkan liquid bening dari pelupuk matanya. Membasahi pipi putih mulus seorang gadis bersurai kecokelatan. Dia Rose. Ya ... lagi-lagi meratapi nasib sudah menjadi rutinitasnya. Memikirkan tiap kemalangan yang hobi menimpanya.
Ingin rasanya dirinya mengakhiri segalanya. Hidup dengan tenang dan damai, bagaikan Surga yang selalu didambakannya. Namun, hanyalah tempat bagaikan Neraka yang ia terima saat ini.
Ia mengacak surainya, menggebrak wastafel di hadapannya. Menatap dirinya pada pantulan cermin. Ia tersenyum masam. Sangat menyedihkan! Dunianya benar-benar akan hancur sebentar lagi.
Mengapa ... mengapa ia hanya bisa berdiam diri? Tubuhnya seperti boneka yang terikat dengan benang, dan siap untuk diarahkan ke mana saja oleh pemiliknya.
Cklek.
Rose bergeming. Ia melirik seorang gadis yang baru saja masuk melalui ekor matanya. Ia merotasi jengah kedua bola matanya.
"Kenapa kau menangis? Seharusnya kau merasa senang saat ini. Sebentar lagi kau akan bertunangan dengan Taehyung bukan?"
Gadis itu tersenyum sinis sembari menyenderkan bahunya di dinding.
Rose mengalihkan atensinya. Saudara sepupu itu benar-benar seratus persen sama perangainya. Memiliki jutaan wajah tiap detiknya yang menipu orang-orang sekitarnya. Itu benar. Karena apa yang mereka tunjukkan, berbanding terbalik dengan sikap aslinya.
Gadis itu berdecih. Menatap intens rival nomor satu di sekolahnya itu. Ia membecinya ... sangat membencinya! Sejak dulu, Rose adalah pesaingnya dalam segala hal. Merebut segala gelar yang berhasil ia dapatkan. Termasuk menjadi primadona sekolah. Sebab itu, ia bertekad akan merebut semua kebahagiaan yang Rose dapatkan dalam hidupnya ... tak terkecuali dengan cinta juga.
"Aku masih tak habis pikir ... bagaimana bisa Taehyung terobsesi dengan gadis murahan seperti dirimu," sinisnya santai.
"Aku bukan gadis murahan ...!" geram Rose. Kini ia beralih menghadap gadis itu.
"Cih! Benarkah? Lalu apa sebutan yang pantas bagi seorang gadis pemuas nafsu para lelaki?"
Kedua tangan Rose telah mengepal dengan sempurna. Ingin rasanya ia merobek mulut beracun gadis di hadapannya itu. Tetapi, mengingat gadis itu nantinya akan mengadu pada Taehyung, ia mengurungkan niatnya. Tak ingin dirinya menambah rumit skenario hidupnya lebih jauh lagi.
Gadis itu menarik sudut bibirnya membentuk sebuah seringaian. "Ah, iya ... aku juga memiliki kabar bahagia untukmu." Ia beringsut dari tempatnya, menuju pintu keluar toilet. Sebelum dirinya memutar hadle pintu, ia berkata, "sebentar lagi ... aku akan mendapatkan dia," tuturnya sinis.
"Gadis berhati iblis sepertimu tak pantas mendapatkan seseorang berhati polos sepertinya."
Gadis itu kembali menghampiri tempat Rose, menyilangkan kedua tangannya tepat di depan dadanya. Perlahan seulas senyuman menghiasi bibir tipisnya kembali. "Untuk seseorang berhati polos seperti dia ... itu sangat mudah untuk kudapatkan," desisnya. Ia menyelipkan surai ke telinganya elegan dan segera berlalu dari sana.
Blam.
Rose mengusap wajahnya, memijat pangkal hidungnya perlahan. "Argh!"
Ting!
Rose mendengus, dirogohnya sakunya mencari benda berbentuk persegi panjang itu. Seketika matanya membola. Baru beberapa menit saja ia merasa bebas dari belenggu Taehyung—lelaki bejat itu. Kini, dia sudah dihadapkan dengan pesan yang pastinya akan membuat dirinya pusing tujuh keliling.
Jemari lentiknya menggeser lockscreen pada layar ponselnya. Sebelum ia membaca pesan yang Taehyung kirim, ia berdoa. Berharap bahwa bukan hal-hal aneh yang akan lelaki itu katakan.
[Di mana kau?]
Ia berdecak kesal melihat isi pesan lelaki itu. Menghiraukannya dan lekas menyimpannya kembali ke dalam saku.
Ting!
Rose menghembuskan napas panjang. Taehyung tak akan pernah berhenti sebelum dia mendapatkan apa yang ia inginkan. Benar-benar sama persis dengan sepupu perempuannya itu.
[Ambilkan aku buku matematika di perpustakaan dan cepatlah ke mari! Awas saja jika kau lama.]
Rose menganga. Dia pikir dirinya siapa? Apa dirinya seorang babu? Dengan seenak hatinya lelaki itu memberinya perintah. Dengan kesal ia mengetik di layar ponsel.
[Apa aku seorang babu? Kau punya tangan dan kaki ... jadi, pergi ambilah sendiri!]
Ting!
[Hya! Kau berani memerintahku?
Cepat ambilkan buku itu dan datang ke mari atau akan kupastikan ayahmu yang akan menerima resikonya.]Rose menggeram. Mau tak mau ... ia harus menuruti perkataan Taehyung. Ia kembali berdiri di depan cermin—merapikan penampilannya sejenak. Setelahnya, ia lekas pergi.
***
Rose mendengkus lelah. Ia mendongak, menatap buku tebal berjudul matematika yang berada dijajaran paling atas rak buku. Sangat menyebalkan! Kenapa juga buku itu harus berada di paling atas?
Ia mengedarkan atensinya mencari sesuatu yang bisa membantunya. Bersyukur ... ia menemukan sebuah tangga lipat di pojok perpustakaan tersebut. Tanpa pikir panjang lagi, dirinya lekas mengambil dan menyenderkannya di dekat rak buku tersebut.
Menaiki satu per satu tangga dengan hati-hati agar dirinya tak jatuh. Setelah tiba di tangga paling atas, ia mengulurkan tangannya hendak meraih buku tersebut. Sejengkal lagi ... jemarinya nyaris menyentuh sudut buku itu. Namun, tiba-tiba ia hilang keseimbangan dan ....
Bruk!
"Aghh!"
Rose mengusap bagian belakangnya yang memanas. Meringis, menahan rasa nyeri. Ia melirik lengannya yang terdapat goresan kecil akibat menyerempet sudut rak buku yang lancip.
"Ssh!"
Saat itu, suara dari seseorang tak terduga mengejutkannya.
"Kau tak— Rose?"
Kedua netra Rose membulat sempurna menatap pria yang masih setia mematung di tempatnya. Pria itu ... pria yang sangat ia rindukan selama ini.
"J-jungkook,"
Tbc.
Ada yg bisa nebak ... Siapa gadis yang bicara sama Rose tadi?
Let's vote:*
Komennya jng lupa juga.
Oh, iya ... makasih buat cuap-cuapnya tadi, hehe :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful [NC21+] {Hiatus}
FanficKisah yang menceritakan tentang percintaan si Kutu Buku-Jeon Jungkook dengan sang Primadona Sekolah-Rosseana Park yang berbelit-belit. Banyak pengorbanan yang telah terjadi di antara mereka hingga pada akhirnya 'Indah pada waktunya' menghampiri hubu...