Beautiful 7

5.2K 238 14
                                    

Up!

Seneng nggak? ;)
Ada yg kangen juga nggak?

...

Tok!

Tok!

Tok!

Deritan pintu terbuka menggema nyaring di pendengaran. Seorang pria paruh baya mencelang, hingga guratan tipis menghiasi sudut bibirnya yang kian mengkerut.

"Taehyung, kau datang ke mari?"

Taehyung tersenyum. Ia menyenderkan bahunya pada dinding di samping pintu. "Ya, aku ingin berangkat sekolah bersama Rose, Ajhussi," ucapnya seraya melirik ke dalam rumah, mencari sosok gadis yang mampu membuat dirinya menggila.

Tn. Park, yang diketahui ayah dari Rose berbinar. Tak sia-sia bukan, dirinya menjual anak gadisnya pada Taehyung—anak dari boss perusahaannya—? Pemuda itu nyatanya memang terobsesi akan anak gadisnya. Ia menengok ke dalam, "Rose, cepatlah! Taehyung sudah ada di sini."

Rose, gadis itu menghampiri ayah dan Taehyung dengan ogah-ogahan. Jujur saja, ia sangat muak melihat pemuda bejat itu lagi. "Aku bisa berangkat sendiri," ketusnya.

Netra Tn. Park membulat. Ia mencengkeram lengan anak gadisnya. "Kau harus berangkat bersama Taehyung!"

"Tapi, Appa—"

"Jika kau tak berangkat bersama Taehyung ... Appa akan mengusirmu dari rumah." Tn. Park menghempaskan lengan Rose kasar. Kembali ia menatap Taehyung yang masih menunggu. "Rose akan berangkat bersamamu, Taehyung," ungkapnya dengan senyum merekah.

Rose menunduk. Rasanya sangat sakit jika ia selalu diperlakukan buruk oleh ayahnya. Namun, apalah dayanya ... ia tak bisa melawan ayah yang telah menjadi boneka dari Taehyung.

Taehyung mengangguk. Ia menggenggam tangan Rose. Tetapi, dengan kasar gadis manis itu menghempaskan cekalannya. Matanya mendelik, kembali ia meraih lengan mungil Rose dan mencengkeramnya kuat.

"Akh!" pekik Rose tertahan. Mau tak mau ... ia mengikuti langkah Taehyung yang menyeretnya terburu.

Klek.

"Masuk!" Taehyung mengangkat dagunya, memberi isyarat pada Rose untuk mengikuti perkataanya.

Melihat Rose yang tak kunjung masuk ke dalam mobilnya, Taehyung inisiatif mendorong tubuh ramping Rose hingga gadis itu terduduk di kursi.

Blam.

"Jika saja kau mau menuruti perkataanku ... aku tak akan berbuat sekasar ini padamu," geram Taehyung pada Rose. Ia lekas duduk di kursi kemudi dan memasang seatbelt.

Rose membuang mukanya, menatap pada kaca jendela. Meratapi nasib malang yang menimpanya bertubi-tubi.

.
.
.

"Selamat pagi, Jungkook," sapa Yeri seraya menduduki bangku kosong di samping Jungkook.

Pemuda yang di sapa pun menoleh sarkas, menatap lawan bicaranya beringas. "Hya, siapa yang menyuruhmu duduk di sini?!" sungut Jungkook.

Yeri menatap Jungkook santai. Ia sudah sangat terbiasa dengan segala gertakan yang Jungkook lontarkan padanya. Hatinya pun sudah cukup kebal akan semua hal yang Jungkook lakukan. Toh, pada akhirnya nanti, pemuda itu sendiri yang akan mengalah padanya. Ia cukup yakin akan hal itu karena dirinya tahu, Jungkook masihlah seperti dulu.

"Tidak ada. Aku saja yang ingin duduk di sini," tutur Yeri bersemangat.

Jungkook mendelik. "Tidak ada yang boleh menduduki kursi di sampingku," gertaknya.

Yeri melepas tas ranselnya lalu beralih menatap pemuda yang sedang kebakaran emosi di sampingnya. "Mengapa?"

"Karena ini kursiku!" Jungkook menunjuk kursi yang Yeri tempati.

Yeri mengerling. "Benarkah? Apa ada namamu di kursi ini?" gumam Yeri. Netranya mencoba mencari nama pemuda itu. "Tidak ada sama sekali ...."

Jungkook mendesah keras. Selalu saja berakhir seperti ini, jika ia sudah berhadapan dengan Yeri. Gadis itu selalu mampu membuat dirinya mengalah. "Terserah saja kalau begitu," ketusnya. Ia kembali mengalihkan atensi pada komik yang masih tergeletak di atas meja dengan kondisi terbuka. Matanya melotot, masalahnya komik itu terbuka pada halaman yang tak tepat.

Kalian mengerti bukan?

Dengan cekatan, lengan Jungkook menutup komiknya. Tentu saja, hal itu menarik perhatian Yeri.

Yeri menatap Jungkook bingung. "Apa itu?"

Jungkook menggeleng cepat. Segera ia kembali memasukkan komik ke dalam ranselnya. "Bukan apa-apa."

Yeri terkikik. Jujur saja, ia cukup tahu akan hobi Jungkook. Dan tadi pun, sebenarnya ia melihat halaman yang menunjukkan adegan vulgar pada komik pemuda itu.

Cklek!

Kedatangan seorang pemuda tampan dan gadis cantik menarik perhatian seisi kelas. Tak terkecuali dengan Jungkook.

Jungkook menatap sinis dua sejoli—setidaknya itu yang ia ketahui—yang sedang berdiri di depan kelasnya. Netranya kembali fokus pada gadis yang sedang berdiri di samping pemuda itu. Seorang gadis yang sangat ia rindukan—sang pujaan hatinya. Ya ... mereka adalah Taehyung dan Rose.

Taehyung menetapkan atensinya pada Jungkook, sudut bibirnya tertarik ke atas—seakan sedang mengejek. Ia menautkan jemari besarnya pada jemari lentik Rose lalu beralih menatap manik hazzle indah gadis itu.

"Dengar semua!" Suara khas bass baritone Taehyung menggema di dalam kelas. Ia menatap semua siswa yang ada di sana. "Aku ingin menyampaikan kabar gembira pada kalian ... sebentar lagi, aku dan Rose ...." Ia merangkul bahu Rose, menarik gadis itu ke dalam dekapannya. "Akan bertunangan," lanjutnya.

Degh!

Mata bulat Jungkook membesar. Apa ia tak salah dengar? Itu tidak mungkin!

Taehyung tersenyum sinis menatap raut wajah Jungkook. Ia cukup tahu apa yang terjadi pada rivalnya itu saat ini.

"Kalian tak salah dengar ... aku dan kekasihku ini akan segera bertunangan. Benar bukan, Rose?" Taehyung membelai pipi Rose.

Rose bergeming. Apa Taehyung benar-benar sudah tak waras? Bahkan tanpa persetujuannya sama sekali dia mengambil keputusan yang sangat besar. Tidak. Ia tak akan menerimanya.

"Jika kau menolaknya ... aku akan meminta ayahku untuk memecat ayahmu," ancam Taehyung dengan intonasi rendah.

Fuck!

Rose benci hal ini. Bagaimana ini? Ia tak mungkin bisa menolaknya jika sudah menyangkut ayahnya. Tetapi, jika ia menerimanya ... kehidupannya yang akan hancur. Lalu ... apa yang harus ia lakukan?

"Rose sayang ...."

Rose meremas ujung roknya. Apa harus seperti ini kehidupannya? Dirinya bagaikan manequin yang bisa dikendalikan oleh siapa pun. Haruskah?

"Rose?"

Rose mengambil napas panjang, lalu membuka kedua kelopak matanya. "Ya, sebentar lagi ... kami akan bertunangan," tuturnya.

Bagaikan pukulan telak, Jungkook meringis dalam hatinya. Sakit. Sangat sakit melihat pujaan hatinya bersama yang lainnya.

'Haruskah seperti ini kisah cinta kita, Rose?'





....

Tbc.

Sudah baca ceritanya? Jangan lupa vote-nya, ya teman-teman:*
Komennya sekalian ... Hehe ... Supaya author semangat ngetiknya:)

Beautiful [NC21+] {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang