Holla? Bertemu lagi dng Author yg cute ini:v Ok, back to the story;)
Eh, bentar. Readers-nim ... follow akun WP Author kuy:*
-
Happy Reading~
-Cafe Euphoria
Jungkook melangkah santai dengan netra yang menetap di layar ponsel dalam genggamannya. Entah kenapa, Yeri memintanya datang untuk menemuinya. Ia mengedarkan atensinya mencari sosok gadis itu.
Matanya terkunci pada gadis yang sedang duduk di pojok dekat jendela melambaikan tangan ke arahnya dengan senyuman merekah.
Ia menyimpan kembali ponsel ke dalam saku celananya dan lekas menghampiri gadis tersebut—Yeri.
"Katakan, kau mau apa?" tanya Jungkook to the point setelah mendaratkan dirinya di bangku yang berseberangan dengan Yeri.
Yeri merengut. "Kau masih saja bersikap ketus kepadaku, Jung," gumamnya.
Jungkook berdecak, menghembuskan napas panjang. "Baiklah-baiklah ... ada apa?"
Yeri tersenyum. "Tidak. Aku hanya ingin mengajakmu makan bersama di sini," ungkapnya seraya menyerahkan daftar menu yang cafe tersebut sediakan.
Jungkook menatap sejenak Yeri yang masih tersenyum ke arahnya. Sesaat kemudian, ia berdiri dari bangkunya hendak meninggalkan meja tersebut.
"Yak! Kau mau ke mana, Jungkook!" seru Yeri lantang. Tak perduli dengan tatapan aneh dari beberapa pelanggan cafe yang lainnya, ia menarik tubuh Jungkook untuk kembali duduk di tempatnya semula.
Jungkook berdecak.
Yeri menarik kursinya—mendekatkan dirinya dengan Jungkook. "Temani aku makan dulu ... setelahnya kau boleh pergi."
Jungkook merotasi malas bola matanya. Tangannya mengambil alih daftar menu cafe dari tangan Yeri.
Yeri tersenyum puas. Hey! Bukankah sudah ia bilang, bahwa ia pasti akan mendapatkan apa pun yang ia inginkan. "Oh, iya, Jungkook ... ehm, mengenai perkataanku kemarin, aku benar-benar tulus mengatakannya."
"Waiters?!" Jungkook menengadah, menatap seorang pelayan yang menghampirinya. "Aku ingin memesan ini."
Yeri merengut merasa terabaikan oleh Jungkook. Tetapi, tetap saja bukan Yeri namanya jika harus menyerah begitu saja.
"Jungkook, aku tahu kau masih sangat mencintai Rose, tapi—"
"Kalau begitu, kau juga pasti sudah tahu jawabanku," sarkas Jungkook tanpa menatap Yeri.
Beberapa detik Yeri terdiam, setelahnya guratan manis kembali tetpancar di bibirnya. "Ya, aku tahu, Jung ... tetapi, tak bisakah kau memberiku kesempatan sekali saja?" Ia meraih tangan kekar Jungkook. "Tak apa jika kau tak mencintaiku, tapi setidaknya kita bisa mencobanya, kan?" lanjutnya.
Jungkook bungkam. Merenungi segala perkataan Yeri. Jujur saja, hatinya terasa tersentil mendengar ketulusan dari gadis di sampingnya.
Haruskah ... haruskah ia memberikan Yeri kesempatan? Menggantikan sosok Rose di singgahsana hatinya?
.
.
.Bagaimana rasanya menjadi anak yang tersia-siakan? Bukankah sangat menyakitkan? Benar.
Itulah yang dirasakan oleh Rose selama ini. Disia-siakan oleh ayahnya. Selama ini ia selalu menuruti perkataan ayahnya, dengan harapan ayahnya bisa menyayanginya. Itulah yang Rose inginkan selama ini. Hanya kasih sayang dari ayahnya.
Tapi, sepertinya harapannya tak pernah ia dapatkan. Padahal, ia juga sudah rela mengorbankan cintanya demi kesenangan ayahnya.
Bukankah kehidupannya begitu rumit?
Hey! Itu belum seberapa. Bahkan Rose kini sudah menyerahkan mahkotanya kepada Taehyung, sang laki-laki brengsek itu.
Itu demi siapa? Tentu saja, demi ayahnya. Tapi, semuanya sia-sia.
Rose tersenyum masam. Tangannya dengan kesal memukul dinding kamar mandi bernuansa monokrom itu.
Air matanya sudah bercucuran bercampur aduk dengan air yang mengalir dari shower.
“Eomma, sepertinya Appa sudah tak menyayangiku lagi. Hiks ... apa aku menyusul Eomma saja ke Surga?” lirihnya.
Rose mengacak rambutnya yang sudah basah akan air. Entah mengapa, ia kembali teringat pada Jungkook. Sungguh, ia sangat merindukan Jungkook. Tapi, ia tak bisa mendekati Jungkook lagi.
Kalian tau mengapa?
Tentu saja, karena Taehyung.
Rose menyeka pipinya, tangan lentiknya terulur mengambil ponsel di atas nakas, mencoba mencari kontak nama dalam ponselnya.
Ditatapnya sendu sebuah nama yang tertera di layar ponselnya. Rasanya ingin sekali dirinya menghubungi lelaki yang sangat ia cintai. Namun, apa daya dirinya yang tak kuasa melakukannya.
Ia mendesah. Direbahkannya tubuhnya ke ranjangnya. “Bukankah takdir sangat membingungkan, Jung?” ia tersenyum masam. “Seharusnya kita tak dipertemukan sejak awal, Jungkook,” lirihnya.
.
.
.Tbc.
Pendek ae. Mau liat respon kalian dulu.
Jngl pelit vote sama komen, ya man-teman:)Author tunggu, loh Vomment-nya! :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful [NC21+] {Hiatus}
Fiksi PenggemarKisah yang menceritakan tentang percintaan si Kutu Buku-Jeon Jungkook dengan sang Primadona Sekolah-Rosseana Park yang berbelit-belit. Banyak pengorbanan yang telah terjadi di antara mereka hingga pada akhirnya 'Indah pada waktunya' menghampiri hubu...