Assalamualaikum teman-teman.
happy reading ya semoga kalian suka sama cerita aku.Sekian terima kasih🌹
==============================
Suasana mencekam sedang menyelimuti ruang kerja seorang pengusaha kaya raya,lebih tepatnya ia adalah pemilik Chandra group.Dengan muka merah padamnya ia berdiri dihadapan putranya.
"kalau kamu masih ingin dianggap putra oleh papih, kamu harus menjauhi gadis itu dan bertunangan dengan Gisel besok malam!"Tegas Arsen, Arsen Chandra yang tak lain adalah papih Gavin.
"Tapi Gavin nggak cinta sama dia, Gavin cuma mau Riana pih!"bantah Gavin.
"Baik-kalau itu mau kamu.sekarang angkat kaki dari rumah papih!"
Siska istri Arsen,yang sedari tadi hanya menguping didepan pintu kerja suaminya tidak kuat lagi dengan situasi ini langsung masuk untuk menghentikan perseteruan ayah dan anak itu.
"Mas cukup!"ucap Siska.
"Gavin nak, kamu turutin perkataan papih kamu saja.mamih mohon Vin."Mohon Siska.
"Nggak,aku tetap memilih Riana!"
Tegas Gavin"Gavin,kamu Nggak tau apa yang terjadi sebelumnya"
Flashback on
Harry adalah seorang milyader yang sangat kaya raya. Di umurnya yang sudah tidak muda lagi, ia masih bisa memimpin perusahaannya sendiri.Ia juga mempunyai orang kepercayaan yang sangat ia andalkan dan dia pun senantiasa bekerja dengan Harry karena kedermawanan hatinya.
"Arsen, aku akan menugaskan mu untuk mengurusi cabang perusahaan kita yang ada di Bali"Perintah Harry.
"Tapi pak, saya kan belum terlalu ahli dalam memimpin perusahaan pak.jadi sepertinya bapak perintahkan saja yang lain yang sudah berpengalaman pak"Jelas Arsen, merasa tidak pantas jika ia harus menjadi pemimpin perusahaan.
"Jangan berbicara seperti itu Sen, aku sangat mempercayaimu. Dan kamu juga yang selalu berusah bekerja keras diperusahaan ini"
"Tapi pekerja yang lain juga sudha bekerja keras pak. Nanti bisa saja mereka berpikiran kalau bapak pilih kasih"Arsen berucap masih dengan rasa tidak enaknya.
"Jangan pedulikan omongan orang lain Sen.memang benar banyak yang bekerja keras juga disini, tapi aku belum bisa menemukan orang yang bisa aku percayai seperti dirimu"
"Jadi kamu bersedia bukan?"Lanjutnya.
Arsen sempat berpikir untuk menolak, tetapi melihat Harry yang sangat mempercayakannya membuat ia juga merasa tak enak. Jadi ia menutuskan..
"Baik kalau begitu pak, saya akan mengurus cabang perusahaan bapak yang ada di Bali"Ucap Arsen.
Harry tersenyum karena tawarannya di terima oleh Arsen.
"Oke, minggu depan kamu bisa mulai untuk mengurusnya"
"Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi keluar pak"
"oh iya, silahkan"
*****
Sesampainya Arsen dimeja kerjanya. Ia langsung diserbu pertanyaan dari teman kantornya yang dari dulu setia menemaninya dan sudah ia anggap saudara sendiri.
"kamu disuruh apa Sen? Kok lama sekali keluarnya,ata jangan-jangan kamu dipecat Sen? "Tanya Rino.
"Hah? Dipecat? Masa sih, perasaan pak Arsen tidak melakukan kesalahan apa-apa" ucap teman yang lain.
"Asumsi kalian itu salah, kalau saya dipecat harusnya saya tidak duduk santai disini"ucap Arsen.
"Lah terus?"
"Aku dipercayakan pak Arsen untuk mengurus perusahaan cabang pak Harry yang ada di Bali"jelas Arsen.
"wah serius kamu sen?"Tanya Rino
Arsen mengangguk.
"Wihh selamat kalau gitu pak Arsen, bentar lagi mau jadi bos"ucap teman yang lain.
"Iya kamu hebat Sen"ucap Rino berpura-pura ikut senang.
Sebenarnya Rino sudah sangat ingin meledakan amarahnya.tetapi ia ikut tersenyum agar tidak dicurigai orang-orang terutama Arsen.Rino sangat IRI dengan Arsen. padahal yang bekerja lebih dulu diperusahaan ini ialah dirinya. Tetapi mengapa malah Arsen yang mendapatkan kesempatan emas itu?. Tidak adil bukan?
Aku akan buat peritungan sama kamu Arsen.
"Iya Terima kasih semuanya"ucap Arsen tulus.
===============================
TBC.
Gimana readers? Bagus atau gak ceritanya? Tenang ya ini baru prolog, kalau mau tau kelanjutan cerita mereka yu ikutin terus.
I HOPE YOU LIKE MY STORY 🌹
Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVINA
Teen FictionHallo gess, aku buat cerita ini dari imajinasi aku sendiri jadi kalau ada kesamaan yang mungkin tidak disengaja saya minta maaf 🌹 ---------------------------------------------- "Terkadang yang kita lihat dengan mata kita sendiri belum tentu benar k...