Chapter 7 🌹

7 2 0
                                    

Tekan bintang pojok kiri bawah.
Follow instagram @susisusanti127

HAPPY READING 🌹

===========================

"mamih mau tahu,apa yang kurang? Hah? Asal Mamih tahu aku kurang kasih sayang dari kalian, kurang perhatian dari kalian.dan apa kalian mencukupi kekurangan aku? Nggak! Kalian bahkan tidak peduli dengan itu. Yang kalian kejar hanya kekayaan yang tiada ujungnya itu!"ucap Gavin frustrasi. Ia sungguh sangat marah dengan keadaannya sekarang.

"Kenapa mih? Kenapa kalian nggak mencukupi kekurangan Gavin yang itu?kenapa?"lanjut Gavin dengan suara lirih.

"Gavin mamih minta maaf sama kamu, mamih nggak bermaksud seperti itu mamih.. "

Belum selesai Siska berbicara Gavin langsung memotong ucapan Mamihnya.

"Keluar"ucap Gavin dengan nada dinginnya.

"Gavin mamih.. "

"keluar"

"Tolong dengerin mamih"mohon Siska dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya.

"Gavin mohon tinggalin Gavin sendiri"

Siska pun beranjak pergi dari kamar Gavin. Luruh. Air mata Gavin luruh disaat mamihnya pergi meninggalkan kamarnya. Sungguh ia tidak ingin durhaka kepada orangtuanya.tetapi mereka tidak sadar bahwa Gavin hanya membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari mereka.

"Maafin Gavin mih,pih"Lirih Gavin.

❤❤❤❤

Sampai di bawah, siska melihat Arsen suaminya sedang membaca koran dan meminum kopi.

"Gimana mih? Apa Gavin mau ikut?"Tanya Arsen ketika istrinya sudah duduk disampingnya.

Siska menghela nafas kasar,dan menggelengkan kepalanya. Pertanda Gavin tidak ingin ikut.

"Benar-benar anak itu"ucap Arsen menahan kegeramannya kepada Gavin.

"Sudahlah mas, kalau memang Gavin tidak mau ikut ya biarin aja"ucap Siska menenangkan suaminya.

"Biarin? Kamu tahukan, pertemuan ini sangat penting untuk memajukan perusahaan kita"

"Mas cukup!aku mohon jangan paksa Gavin kasihan dia"

"Gavin tetap harus ikut!"

Gavin menuruni tangga dan ia melihat orang tuanya sedang berseteru. Ia pun jalan tanpa mempedulikan keduanya.

Langkah Gavin terhenti saat suara Arsen memanggilnya.Gavin pun membalikan badannya.

"Mau kemana kamu?"Tanya Arsen.

"Main"

"Nggak ada main-main malam ini!sekarang kamu ke kamar dan siap-siap untuk makan malam nanti"ucap Arsen.

"Gavin nggak ikut"jawab Gavin.

"Ini bukan penawaran Gavin, ini perintah!"ucap Arsen Tegas.

"Terserah, intinya Gavin mau main"

Gavin membalikan badannya, baru ia akan melangkah papihnya mengeluarkan kata-kata yang bikin Gavin menghentikan langkahnya.

"Kalau kamu masih berniat ingin pergi main malam ini, papih akan sita semua fasilitas kamu!"

Gavin mengepalkan tangannya,sungguh ia benci ancaman ini. Papihnya memang selalu memberikan ancaman akan mencabut fasilitasnya jika ia tidak menurut.

GAVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang