Langkah 15

57 3 0
                                    

Langkah 15: Amati tingkahnya untuk mengetahui apakah dia merasakan perasaan yang sama atau tidak.

Woohyun duduk berhadapan dengan Sunggyu di sebuah restoran tonkatsu sederhana yang sering mereka kunjungi. "Hyung, apakah kau merindukanku ketika aku sibuk?" Woohyun bertanya sambil mencomot cemilan di depannya.

Sunggyu memandangi Woohyun sejenak sambil menyemat senyum tipis. "Tentu saja," akunya. "Rasanya aneh tanpa kau yang terus mengintiliku sepanjang hari. Dan sepi sekali tanpa celotehanmu di telingaku."

Woohyun merengut. "Tidak terdengar seperti rindu. Hanya terdengar seperti kau sekadar menyadari ketiadaanku."

Sunggyu tertawa, menutup mulut untuk mencegah makanan yang ia kunyah terlontar ke luar. Laki-laki itu menelan. "Apa yang ingin kau dengar?" tanyanya. Sunggyu mengulurkan tangan dan menepuk puncak kepala Woohyun. "Aigoo! Aku sangat merindukanmu, Hyunnie," tukas laki-laki itu dengan gaya bicara seperti balita.

Woohyun menyingkirkan tangan Sunggyu dari kepalanya dan menusuk daging di hadapannya. Jawaban itu tidak terasa seperti ke luar dari seseorang yang menyukainya, atau bahkan sahabat sekalipun. Jawaban itu lebih seperti ucapan seorang master saat menyambut kembali anak anjingnya. Sama sekali bukan apa yang Woohyun ingin dengar.

Selanjutnya setelah mereka selesai makan, woohyun merogoh saku mencari dompetnya. Sunggyu mengangkat tangan untuk menghentikannya. "Aku yang bayar," ujar laki-laki itu. "Kau harus menerimanya." Reaksi itu mungkin sejenis dengan yang muncul dari hubungan persahabatan... atau dari seorang ayah kepada anaknya. Tetap saja bukan sesuatu yang Woohyun harapkan.

Petang itu, Woohyun mendengar ketukan pintu di apartemennya. Sunggyu berkunjung. Laki-laki itu memperlihatkan sekeping DVD film classic action. "Kau bilang kita harus menonton ini ketika kau senggang. Sekarang kau tidak sibuk, kan? Aku sudah menunggu-nunggu sekian lama untuk menonton ini. Terbayang tidak betapa beratnya penantianku?" Woohyun mempersilakannya masuk. Ucapan Sunggyu terdengar seperti seseorang yang merindukan sahabatnya... dan juga sedikit manja. Hal itu terbilang melegakan, karena artinya jarak di antara mereka selama seminggu lamanya tidak mengubah apa pun.

Woohyun hampir tidak memperhatikan film yang diputar sama sekali. Tatapannya tertuju kepada Sunggyu, masih mencari pertanda, apa pun itu yang memperlihatkan bahwa Sunggyu mungkin dapat membalas perasaannya. Setelah menyadari bahwa ia tidak merenggangkan persahabatan mereka, Woohyun bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang menjaga hubungan itu: rasa rindu, keinginan, kebutuhan, hasrat, yang tidak hanya dari sisi Woohyun tetapi juga dari sisi Sunggyu.

"Yah," Sunggyu berdesis, menyadarkan Woohyun dari lamunannya. "Aku tahu aku tampan, dan kau merindukanku, tapi kita sedang menuju adegan terbaik."

Catatan: Lakukan tanpa menakutinya dengan tatapanmu.

Sebelum film usai diputar, Sunggyu terlelap dengan kepala bersandar pada bahu Woohyun. Dan dia sangat ingin menonton film ini, Woohyun tertawa dalam hati. Sunggyu tertidur nyenyak, mengingatkan Woohyun akan kejadian di ruang kerja asdos waktu itu, telak membuat Woohyun mendadak kaku. Ia tidak bisa membiarkan fasadnya hancur begitu saja. Jadi ketika film selesai, Woohyun mengguncangkan bahunya. "Hei, Hyung, filmnya sudah selesai. Kau harus bangun dan pulang," ia bergumam pelan.

Kepala Sunggyu bergeser di pundaknya, tulang hidung laki-laki itu menyentuh lekuk lehernya. Sunggyu melingkarkan lengannya di sekeliling tubuh Woohyun sambil mencari kembali posisi ternyamannya di pundaknya. "Lima menit lagi," laki-laki itu berbisik dengan serak sambil mengecap bibirnya. "Lima menit lagi, Hyunnie." Apakah... apakah ini reaksi tipikal dari seorang sahabat? Tak pernah sekali pun Woohyun mendapat reaksi semacam ini, terutama dari Kibum. Ataukah ini semua hanya karena Sunggyu sedang dalam mode lelahnya yang biasa?

Woohyun tidak pernah menemukan jawabannya. Ia tertidur di sofa malam itu bersama Sunggyu dalam rengkuhannya.

*****

How to Make Someone Fall in Love with You in Less than a YearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang