Jika kamu berfikir hadirmu bisa menyembuhkan luka. Kamu salah besar. Hadirmu semakin membuat ku membenci mu dan juga rasa yang pernah ada.
.
.Happy reading ❤
Koridor nampak ramai karena masih jam istirahat. Altara berjalan menuju ke kelas, sebenarnya ia ingin ke kantin dan membolos saja di sana, tapi ia urungkan. Tiba-tiba malas entah kenapa. Saat akan berbelok Altara bertemu dengan Adena Sherin— mantan pacar Altara. Altara baru saja tahu jika mantan pacarnya itu pindah di sekolah yang sama dengan dirinya.
"Al! Aku mau ngomong." ucap Sherin matanya menunjukkan sebuah penyesalan.
"Gue duluan, Al!" pamit Nerio karena sadar situasi.
"Gak ada yang harus diomongin." Altara berlalu meninggalkan Sherin.
"Kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya!"
Altara berjalan dan dengan sengaja menulikan pendengarannya. Suasana hatinya berubah menjadi buruk. Amarahnya mulai menyeruak. Memori satu tahun yang lalu kembali terputar. Saat ia benar-benar mencintai wanita yang saat ini tengah mengajarnya dengan sangat tulus. Lalu di balas dengan penghianat yang tidak pernah ia bayangkan. Begitu bodohnya Altara saat itu— dibodohi dengan perasaan semu dan semua kepalsuan.
Sherin berhasil menghalangi jalan Altara. Bisa Altara lihat wajah Sherin yang sudah basah karena menangis. Tapi Altara sudah tidak peduli. Bagi Altara semua yang di lakukan Sherin hanya kepalsuan dan kepalsuan.
"Aku minta maaf Al!" hanya itu yang keluar dari mulut Sherin.
Altara berdecak, "Buang-buang waktu!" Altara kembali berjalan meninggalkan Sherin yang menangis dan terduduk di lantai koridor.
Hatinya bergemuruh karena menahan amarah. Altara bisa saja meluapkan semua kemarahannya pada gadis itu. Bohong jika Altara sudah benar-benar membenci Sherin. Meskipun hanya sedikit, rasa itu masih ada. Rasa yang selalu Altara jaga— sampai mata kepala Altara sendiri melihat sebuah penghianatan yang dilakukan oleh Sherin.
Altara masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci muka agar amarahnya mereda.
Saat membuka pintu bilik kamar mandi..
"AHHHH!" teriak perempuan yang berada di dalam bilik kamar mandi.
Altara basah kuyup karena gadis itu menyiram bebas air ke badan Altara saking terkejutnya.
"Eh—eh Sory gue—gue gak sengaja." ucap gadis itu.
Altara menatap tajam gadis di depanya ini.
"Gue beneran minta maaf. Lo juga ngapain coba ngagetin tiba-tiba buka pintu padahal udah jelas bilik lain pada kosong!" kata Farelia membela dirinya.
"Ikut gue!" Altara langsung menarik tangan Arel dengan sedikit kasar.
Altara membawa Arel ke koperasi sekolah. Dan dengan tega menyuruh Arel untuk membelikan seragam baru untuk Altara karena baju Altara yang sudah berwarna abu-abu karena tersiram air bekas pel.
Arel dengan terpaksa membelikan seragam baru pada Altara. Sebelumnya ia sangat menolak karena tidak semua kesalahannya. Tapi Altara terus saja menatapnya dengan tatapan paling menakutkan. Yasudah anggap saja ia sedang bersedekah.
"Dasar pemalak!"
⛱⛱⛱
"Lo gak ke kantin?" tanya Dyra yang melihat Arel tidak beranjak dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESENZA
Teen FictionBahkan rasa juga bisa berkhianat. Mari kuberi tahu betapa jahatnya dunia yang benar-benar kejam dengan mematahkan kepercayaan ku berulang kali. Berkhianat sama saja meruntuhkan kepercayaan seseorang. Kekecewaan yang selalu dirasakan laki-laki yang...