PRESENZA; 04

17 0 0
                                    

"Al lo kelewatan. Jangan terlalu jauh buat bales dendam ke Sherin." ucap Nerio pada Altara. Nerio rasa hal yang di lakukan Alatara sangat kelewatan.

Ketujuh laki-laki ini sedang menikmati free class dengan menongkrong di kantin yang hanya berisi segelintir orang.

"Dia udah kebal." ucap Altara dengan senyuman smirk nya.

"Dia udah minta maaf sama lo. Liat dia deh dia udah nyesel. Jangan terlalu jauh Al buat bales dendam."

"Oh ya? Gue bahkan berharap bisa buat dia menghilang dari bumi!"

Mendengar itu Nerio tersulut amarahnya lalu memukul wajah Altara dan membuat Altara tersungkur.

Tidak disangka Altara sudah akan berbuat jahat pada Sherin. Nerio tidak pernah menyangka Altara akan berfikir sejauh ini. Nerio hanya tidak ingin Altara kelewat batas dengan rasa dendamnya terhadap Sherin.

Yang lain terkejut dengan Nerio yang memukul Altara padahal mereka berdua jarang terlihat saling marah atau kedapatan masalah.

"Kenapa lo yang gak terima gue nyakitin Sherin? Lo suka sama dia?!" ucap Altara benar-benar marah.

"Karena gue sahabat lo gue ngingetin elo, Al dan gue gak ada rasa apapun sama Sherin!"

"Lo pada kenapa sih? Selesain pake kepala dingin!" ucap Gilang menengahi.

Frontal dan Deon memegangi Altara takut Altara benar-benar hilang kendali dan berbuat hal yang lebih menakutkan lagi. Argi dan Candra berada di samping Nerio.

"Selesaiin pakai kepala dingin, pada kenapa si astogeh bikin kaget aja lo pada!" tanya Candra.

"Tanya temen lo!" ucap Altara lalu beranjak dari kantin. Malas berurusan dengan masalah yang menyangkut nama Adena Sherin.

"Altara!" panggil seorang perempuan lalu mencegah Altara dengan berdiri di depannya.

"Lo harus minta maaf sama Sherin!" ucap Farelia.

Altara benar-benar sedang berusaha menahan amarahnya kali ini. Menatap tajam perempuan dihadapannya hingga perempuan itu merasa ketakutan dan tidak berani menatap Altara.

"Rel!" panggil Nerio, merasa situasi ini tidak baik untuk Farelia.

Saat Nerio datang Altara pergi dengan sengaja menabrak bahu Farelia.

"Jangan deket-deket Altara!" ujar Nerio menginterupsi.

"Tapi dia harus minta maaf sama Sherin!"

"Iya nanti gue yang minta maaf sama Sherin, sekarang lo balik ke kelas gih,"

"Kenapa jadi lo yang minta maaf sih Nerio? Yang salah tuh Altara dia yang harus minta maaf!"

"Iya iya nanti gue bujuk Altara buat minta maaf."

Saat ingin berbalik untuk kembali ke kelas Farelia baru saja menyadari jika sudut bibir Nerio berdarah.

"Bibir lo kenapa? Nerio lo berantem?" tanya Farelia beruntun.

"Tadi kepentok,"

"Bohong! Lo berantem ya kan? Apa lo dipukulin?"

"Gue gak berantem, tadi gue kepentok."

"Mau gue bantu obatin?" tanya Farelia tidak yakin.

"Gak usah, Rel nanti juga sembuh sendiri."

"Yaudah Rio gue mau balik kelas."

"Inget ya, Rel jangan deket-deket Altara."

☃☃☃

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRESENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang