Perpisahan awalku dengan tiara mungkin tak setragis perpisahanku dulu dengan dini. aku berpisah dengan tiara ketika aku akhirnya lulus kuliah. aku memutuskan kembali ke sukabumi, kembali ke tempat dimana orangtuaku berada. berkumpul lagi dengan keluargaku. bukan tanpa alasan. aku kembali karna memang diminta oleh ayahku untuk segera bergabung diperusahaannya. awalnya aku menolak, tapi semakin lama, ketika band ku sudah jarang sekali memiliki jadwal manggung, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bermain band, dan mulai merintis menjadi seorang karyawan. aku sudah bekerja dikantor ayahku 2 bulan lamanya. dan aku dipercaya menjadi seorang HRD dikantor ayahku. awalnya aku tak enak dengan karyawan senior disini. mentang - mentang anak bos, aku bisa menjadi pegawai begitu saja. tapi akhirnya aku justru ingin membuktikan diri bahwa aku layak bekerja dikantor ini. ditambah lagi basic pendidikanku sebenarnya tak mendukung untuk menjadi seorang HRD, tapi ayahku punya alasan lain. ia ingin setiap karyawan yang diterima disini benar-benar sesuai kriterianya. karna HRD yg sebelumnya selalu memasukkan karyawan tanpa sepengetahuan ayahku, katanya.
Berat sebenarnya, meninggalkan tiara di bogor dengan sisa perkuliahannya. namun aku berjanji padanya untuk menyempatkan ke bogor ketika aku sempat. seperti minggu lalu ketika aku merindukannya. aku pun langsung bergegas menyusulnya ke bogor. awalnya aku ingin memberikan surprise pada tiara, dengan tiba-tiba ada dihadapannya. namun ternyata tiara punya sesuatu yang lebih surprise untukku. tiara memintaku datang ke bogor, karna dia tak akan lagi melanjutkan semester akhir kuliahnya. orangtuanya di sumatra sana sudah memintanya untuk pulang. dan ketika ku tanya apa alasannya, akhirnya aku bisa pastikan perpisahan dengan tiara ini jauh - jauh lebih tragis daripada dengan dini. ternyata tiara diminta pulang karna akan dijodohkan oleh orangtuanya dengan lelaki lain. sakit rasanya mendengar itu. bahkan sepertinya aku ke bogor pun tak bisa merubah takdirnya. namun pada akhirnya aku tetap memaksakan diri untuk pergi ke bogor, walau hanya untuk melepas rindu.
3 hari kemudian aku tiba di bogor. aku langsung ke kost nya, sedangkan tiara sudah menggenggam tiket pesawat yang akan mengantarnya ke jodohnya nanti. waktu keberangkatannya jam 5 subuh. sedangkan perjalanan dari bogor ke bandara soetta memakan waktu sekitar 2-3 jam.
aku : "kok ambil penerbangan subuh? perjalanan di pesawat paling 1 jam kan? mau berangkat dari sini tengah malem?" tanyaku
tiara : "berangkat hari ini juga yank"
aku : "loh gimana sih, penerbangannya juga kan masih lama" ucapku bingung.
tiara : "bawa aku check-in dulu yank, aku mau habisin waktu semaleman sama kamu"
aku : "kamu masih mau itu yank? kamu ga takut calon kamu nanti marah luar biasa ke kamu?"
tiara : "udah terlanjur sayang, kecuali kalo memang kamu udah ga mau lagi"
aku : "ok ok.. kemana kita?"
tiara : "yg deket airport aja yank, biar besok subuh lebih gampang pas aku pergi"
sorenya kami pun akhirnya berangkat ke hotel yang dekat dengan airport. sesampainya di kamar hotel tentu saja aku langsung menggodanya agar cepat basah. ku biarkan tiara duduk-duduk di atas kasur dengan bersandar pada bantal. ku pelintir-pelintir puting susunya secara perlahan dari luar bajunya sampai tiara merasa kegelian. tiara lalu melepas rok yang dipakainya, dan juga celana dalamnya. kali ini tiara duduk di tepian kasur, dan aku berada di belakangnya. ku pelintir-pelintir lagi putingnya, namun kali ini aku angkat terlebih dahulu baju yang dipakainya. tiara ku lihat hanya memejamkan matanya, sepertinya sangat sedang menikmati permainanku. aku pun akhirnya meminta tiara untuk naik ke atas kasur dengan posisi menungging di tepian kasur, ku masukkan jariku pada vaginanya. ku kocok tanganku perlahan lahan. semakin lama semakin kencang, diiringi oleh erangan tiara yang nampak menikmati apa yang aku kerjakan. sampai akhirnya tiara mencapai puncak pertamanya.
kami pun akhirnya tiduran tanpa menggunakan sehelai benangpun. tak lama berselang tiara memainkan penisku yang sudah lemas, dipelintir-pelintir entah dianggap apa olehnya. dalam kondisi lemas itu tiara mengulum penisku kembali, sampai akhirnya penisku bereaksi kembali. awalnya ingin kubiarkan saja tiara melakukan itu sampai aku mencapai klimaksnya. tapi ternyata tiara lebih ingin aku menggenjotnya lagi. kulakukan sesuai permintaan tiara dengan posisi aku tiduran dan tiara diatasku. posisi ini membuatku merasa bisa bertahan lebih lama ketimbang tiara yang tiduran. benar saja tiara pun mencapai klimaksnya lagi, sampai akhirnya aku pun menumpahkan kembali spermaku di tubuhnya, dan kami pun tertidur.
keesokan paginya, tak ku temui tiara di kamar tersebut. aku hanya mendapati sepucuk surat yang ditulis oleh tiara dengan tanda tetesan air mata yang sempat membasahi kertas surat tersebut, namun sudah mengering. sepertinya tiara benar-benar tak ingin berpisah dariku. isi suratnya pun mengatakan begitu, namun tiara dan aku tak bisa berbuat apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend's Diary 5
Teen Fictiondi part ke 5 ini, tidak hanya dengan 1 wanita yg akan aku ceritakan, selain karna memang hanya sesaat saja waktu dengannya, tidak ada ikatan pula antara kami saat itu, jadi baiknya aku singkat-singkat ceritanya biar ngga terlalu panjang bacanya,, Se...