BACK TO YOUR WORLD, ARE YOU SURE?

1.6K 191 6
                                    


Melewati malam dengan tangis, setiap manusia pasti akan merasakan dampak buruk pada matanya. Jimin bukanlah seorang manusia, itu yang membuat matanya tampak baik-baik saja. Sudah pagi hari, seharusnya pria itu pergi meninggalkan Yoongi. Ia tidak sanggup untuk jatuh dan melibatkan gadis itu ke dalam tujuan hidupnya, membalas dendam. Jimin pun memikirkan kembali, apa yang terjadi bila Yoongi tinggal di Neraka? Setiap manusia pasti tidak senang. Berbeda dengan jiwanya yang abadi, ia tidak apa. Namun, bagaimana dengan Yoongi? Pasti gadis itu akan keberatan. Dengan segenap ketidakpastian, ia rela melepaskan Yoongi. Bukankah cinta tidak harus memiliki?

Menghabiskan waktu selama dua hari tiga malam, membuat Jimin merasa kurang. Namun, kurang ataupun puas bukan ia yang memutuskan, kini Jimin akan merasa bersyukur saja. Jika terlalu lama berada di dekat Yoongi, maka keserakahan yang akan mendiami otaknya. Ia tidak mau, lebih baik merelakan saja. Kedua matanya telah berganti cokelat tua, sama seperti manusia lain di Asia. Ia tidak menginginkan Yoongi terkejut dengan penampilan iblisnya seperti tadi malam. Bola mata hitam tak berdasar dan wajah yang pucat pasi, seperti hantu—lebih tepatnya iblis—dapat membuat manusia waras pun ketakutan. Jimin mengusap surai Yoongi pelan, memberikannya afeksi terakhir sebelum menghilang.

Keberuntungan tidak selalu berpihak pada suatu poros, ia pasti akan berpindah. Jimin yang tadinya ingin pergi sebelum Yoongi terbangun, ia terlambat. Usapan tangan di kepala Yoongi terhenti karena tangan gadis itu mencegahnya. Yoongi sudah terbangun, tetapi belum beranjak dari posisi tidurnya. Menatap Jimin dalam diam dengan tatapan sayu, membuat pria itu mengerang. Oh Tuhan, perintahkan makhluk ini untuk berhenti menatapku seperti itu atau aku akan semakin terjatuh, batinnya dalam hati.

"Kau mau ke mana, Jim?" Yoongi berkata dengan suara serak, masih dalam proses mengumpulkan kesadaran. Jimin menggeleng, ia menarik lengan Yoongi, kemudian mengecup punggung tangan gadis itu dengan lembut seraya berkata, "Ingin mengikutiku ke sebuah tempat?"

Tentu saja Yoongi tidak menolak. Sesaat ia merasa pusing, setelah berkedip-kedip, Yoongi terkejut menatap sekelilingnya. Ia terduduk di sebuah karpet kecil, di atas rumput hijau, sedangkan Jimin berdiri di hadapannya. Entah berhalusinasi atau bukan, Yoongi merasa ini karena Jimin. Pria itulah yang membawanya ke tempat indah tersebut. Jimin mengetahui apa yang dipikirkan Yoongi. "Karena kau sama indahnya dengan Taman ini. Kubawa kau ke sini, Sayang," tuturnya jujur.

Ia berbalik, menatap genangan air di depannya, seperti sebuah sungai. Bertekad menghabiskan waktu beberapa saat dengan Yoongi sebelum berpamitan. "Yoon, ada yang kau inginkan untuk kegiatan sekarang?" Jimin terduduk di depan gadis itu, maniknya tetap menatap ke depan. Merasakan embusan angin yang menerjang surai tebalnya, dengan suara degupan sosok manusia di belakang. "Aku ... entahlah. Apa kau mengajakku kencan?"

Seketika tawa Jimin terdengar, pria itu berbalik menatap Yoongi. "Kau sungguh menganggap ini kencan?" Lalu menyentil dahi Yoongi dengan keras, membuat pekikan keras dari si gadis. "Menyukai bukan berarti akan mengajak kencan. Ada juga yang mundur karena tahu diri ... seperti diriku," gumam Jimin pelan. Yoongi mendengar gumaman kecil pria itu, ia berujar, "Kau hendak mundur, setelah membuatku balas menyukaimu?"

Jimin tersentak, tidak menyangka mendapat serangan dari gadisnya. Ia tidak memikirkan reaksi Yoongi ke depannya saat tahu dirinya akan pergi. Namun, perkataan Yoongi seakan tidak merelakannya pergi. Sesaat kemudian, Jimin menyadari ucapan Yoongi juga mengandung ungkapan bahwa gadis itu menyukainya. Secepat itu perasaan manusia dapat berubah, ia pun rela bila nanti pergi. "Kita tidak bisa bersatu. Aku telah memikirkannya berulang kali. Aku abadi, dan kau makhluk fana. Setiap manusia hanya memiliki kesempatan hidup satu kali, dan aku tidak dapat menginjakkan kaki di Surga. Kau harus hidup di Surga, dan aku penghuni tetap Neraka. Kita tidak akan berhasil," ungkapnya pelan.

Jimin melanjutkan, "Kau akan bertemu pria yang lebih baik dariku. Kalian akan menikah, memiliki anak, dan menua bersama. Aku tidak akan menua, Yoongi. Selamat tinggal, Sayang." Ia mengelus kepala Yoongi, kemudian berbalik meninggalkan gadis itu sendiri. Yoongi hendak mengejar, tetapi pandangan di sekitarnya pecah dan kembali menjadi kamar tidurnya.

Kamar tidur yang sempit, tetapi pernah merasakan kehangatan sesosok makhluk abadi. Menemani pemiliknya yang rapuh, dan memberikan kekuatan. Yoongi menangis tanpa suara, merasa kehilangan sesuatu yang sangat spesial. Perasaannya kacau, mungkin efek dari tatapan mata berbeda warna yang pernah dilihatnya. Rasa ketertarikan yang dirasa melalui tatapan, sedikit mengisi hatinya, dan mengalir hingga penuh. Yoongi mengerang, selama delapan belas tahun hidup, baru kali ini ia merasa patah hati karena ditinggalkan.

To Be Continued ....

WILDEST DREAM [MINYOON GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang