BECAUSE I LOVE YOU

1.2K 133 3
                                    

Waktu terus berlalu dengan cepat. Beberapa hari sudah terlewati dengan hal monoton. Kuliah, kerja, dan tidur adalah hal biasa yang dilakukan Min Yoongi sehari-hari. Sudah tidak ada lagi orang-orang yang mengganggunya, karena gadis itu dengan berani membalas. Tatapan ketakutan yang biasa dipancarkan, kini menghilang berganti tajam dan menyeramkan. Seperti akan meledak dan marah setiap saat jika ditatap.

Hari ini merupakan hari penting bagi Yoongi. Ia akan melepas status mahasiswa dan memiliki gelar nantinya. Pun dipilih sebagai orang yang akan berpidato singkat di atas podium. Mengingat yang akan hadir adalah orang-orang penting seperti donatur utama kampus, ia mempersiapkan semuanya matang-matang. Selama mengerjakan tugas akhirnya, tidak sedikit pun Yoongi memikirkan pria dengan warna mata yang berbeda sebelah. Kalian pasti tahu siapa yang dimaksud. Yoongi menjalani harinya dengan normal, tidak dengan ketakutan berlebih apalagi nakal seperti pelajar labil.

Dengan gaun yang menjuntai ke bawah dilapisi toga kebesaran, ia tersenyum saat disapa beberapa Dosen di sana. Menunggu untuk namanya dipanggil sebagai lulusan terbaik, dan memberikan pidato singkat. Ketika namanya dipanggil, Yoongi merasakan tepuk tangan yang keras mengiringi setiap langkah ke atas panggung. Bebannya terasa menghilang, tergantikan rasa percaya diri yang entah sejak kapan ada.  Ia memberikan salam pembuka terlebih dahulu sebelum mengucapkan inti dari pidatonya.

"Sebagai manusia yang memiliki hak, kita dapat menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi, kemudian kerja, menikah, dan memiliki keluarga hingga menua bersama. Begitu pula yang akan dirasakan anak cucu kita nanti—"

Suaranya terhenti saat tidak sengaja menatap mata dengan warna yang familiar. Hening beberapa saat, kemudian ia melanjutkan, "Karena manusia memiliki hak masing-masing, mereka dapat memilih jalan apa yang akan ditempuh ke depannya. Bahkan saat mati nanti mereka ingin menginjakkan kaki di Neraka pun tak apa. Terima kasih atas segalanya." Yoongi pun mundur dengan decakan kagum. Ia segera berlari untuk menemui pria yang dicarinya itu.

Tungkainya mengiring tubuh Yoongi menuju sebuah laboratorium. Ia yakin pria yang dicarinya itu masuk ke sana. Dengan segenap hati, ia memanggil, "Park Jimin, aku tahu kau di sini. Keluarlah!"

Tidak ada sahutan, hanya ada suara langkah kaki yang mendekat. Aura di sekitar kian mendingin, dan suasananya pun ikut mencuram. Sampai ia merasakan embusan napas lain, mendongak dan menemukan pria yang dicarinya di sana. Menempel di dinding bagaikan seekor cicak. Sontak saja membuat Yoongi menahan tawa. "Pfft, sok misterius sekali. Sekarang malah mirip seperti cicak di dinding," ucap gadis itu.

Jimin yang sudah ketahuan pun turun dengan wajah memerah, menahan malu. Ia berdeham sebentar sebelum menyapa, "Hai, Yoon. Apa kabar?" Dibalas delikan tajam si gadis. Apa kabar? Setelah meninggalkan aku dalam keterpurukan, ia bertanya dengan seenak jidatnya, batin Yoongi kesal.

"Mengapa kau kembali?" Yoongi melipat tangannya di dada. Ia menatap tajam pria tampan di depannya yang kembali menunjukkan warna mata berbeda. "Karena aku ingin kembali," jawab Jimin tidak acuh sambil mengerjap mata layaknya anak kecil yang masih polos. Yoongi geram melihatnya. Ia berkata dengan lantang, "Tidak tahu malu, huh? Setelah meninggalkan aku sendiri, kemudian kembali tanpa rasa bersalah. Apa iblis sepertimu tidak memiliki perasaan?"

Jimin menghela napas. Ia berjalan dan berhadapan langsung dengan Yoongi, bahkan mendorong pinggul gadis itu untuk menempel ke tubuhnya. Jimin tersenyum saat menatap mata Yoongi yang tidak ragu-ragu lagi. Dengan intens ia berbisik, "Karena aku mencintaimu, walaupun aku akan dibakar di alam baka nanti. Kau pantas untuk dicintai olehku, Yoon." Ia menyeringai sebelum mengecup kening si gadis.

"I love you too."

WILDEST DREAM [MINYOON GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang