19

377 49 17
                                    

Malamnya Hangyul benar-benar datang ke resital piano dengan ke dua orang tuanya. Laki-laki berjalan di antara Ibu dan Ayahnya yang sibuk menyapa tamu lainya dengan ramah. Sungguh Hangyul muak dengan topeng mereka, selalu pura-pura baik di depan umum padahal di rumah mereka akan saling mengabaikan, mudah marah, dan hanya bekerja keras mencari uang.

"Perkenalkan ini putra kesayangan kami, Lee Hangyul." Ucap Ayah Hangyul pada Anggota Kongres Kim.

Mau tidak mau Hangyul membungkuk memberi salam.

"Aigoo, dia sudah besar dan tampan. Terakhir kali Ayahmu membawamu menemuiku saat kau berusia 6 tahun tapi sekarang kau sudah sangat besar." Ucap Anggota Kongres Kim.

"Dia selalu sibuk belajar ini dan itu sampai selalu menolak untuk berpergian denganku." Ucap Ibu Hangyul.

"Aigoo... kau belajar terlalu keras nak."

Penipuan sekali dua orang ini. Hangyul bahkan nekat tidak pernah belajar agar nilainya jelek dan orang tuanya akan membiarkanya pergi dari rumah.

Auh Hangyul sangat malas melihat akting kedua orang tuanya.

"Tuan Kim." Satu keluarga muncul menyapa Anggota kongres Kim.

"Akhirnya kau datang juga."

"Tentu saja aku tidak mungkin melewatkan penampilan putrimu."

Tidak lama kemudian muncul Yunseong dan menyapa semua yang ada di sana.

"Ah Hwang Yunseong... kau terlihat sangat menawan malam ini. Kau sudah bertemu Minju?" Tanya Tuan Kim.

"Aku akan menemuinya setelah pertunjukan." Jawab Yunseong sesopan mungkin. "Eoh? Hangyul, kau datang juga?" Ucap Yunseong pura-pura kaget.

Astaga kenapa semua orang yang ada disini melakukan akting. Manusia memang mengerikan.

"Hm." Jawab Hangyul Seadanya.

"Kalian saling mengenal?" Tanya Ibu Hangyul.

"Kami teman satu bangku." Jawab Yunseong.

"Waaah... aku senang melihat kalian berteman." Kini Ayah Yunseong yang bicara.

Yunseong terus tersenyum dengan sopan sedangkan Hangyul terus memasang wajah datarnya. Ya orang tuanya dan orang tua Yunseong tentu saja senang mengetahui dia dan Yunseong berteman, karena ke duanya dari keluarga kaya. Dan hal ini bisa mempermudah orang tua mereka membangun kerja sama di bidang bisnis.

"Ya, kau jadi membantuku bukan?" Bisik Yunseong.

"Hm, aku punya rencana." Jawab Hangyul.

~♡18♡~

Yena, Soobin, dan Wooseok baru saja pulang dari akademi. Mereka bertiga duduk di kursi paling belakang bus dengan Yena yang terlelap di bahu Soobin.

"Wooseok ah, kudengar kau sedang dekat dengan Jeon Soyeon." Tanya Soobin.

"Aku tidak dekat denganya, hanya bertemu 2 kali denganya karena Yeonjun memaksa." Jawab Wooseok.

"Bukankah dia tipe gadis yang kau sukai?" Tanya Soobin lagi.

"Hm, memang. Tapi entahlah, aku tidak tertarik padanya."

"Apa mungkin ada gadis lain?"

Wooseok tidak menjawab.

"Adiku?" Tanya Soobin tepat sasaran.

Wooseok menatap Soobin kaget. Lalu wajahnya kembali biasa saja, ia ingat Lee Yena sudah menyebarkan gosip kalau Wooseok dan Hangyul menyukai Yena.

Eighteen [Hangyul, Yena, Wooseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang