20

307 46 9
                                    

Chaewon duduk sambil memperhatikan 2 teman satu kelasnya yang tengah menikmati daging panggang. Gadis sudah meminta ijin pada Ayahnya untuk menemani Yunseong dan Hangyul. Namun mereka berdua malah mengabaikan Chaewon.

"Yak! Apa Hangyul yang mengajakmu pergi malam-malam begini?" Ucap Chaewon.

"Jangan asal menuduh, Yunseong yang menyeretku dalam masalah ini." Protes Hangyul.

Yunseong tersenyum dengan pipi yang menggembung karena daging.

"Ini tidak sepertimu. Cepat pulang sana, jangan melawan orang tuamu lagi." Ucap Chaewon.

Yunseong terlihat kecewa, "untuk yang satu ini tidak bisa."

"Yunseong ah, kau anak baik-baik jangan seperti ini hm." Ucap Chaewon.

"Kau tidak tahu kehidupan Chaebol seperti apa, kita semua dituntut ini dan itu untuk memenuhi ekspetasi orang tua. Hingga pada akhirnya kita seperti kehilangan jati diri dan kebebasan untuk memilih apa yang kita inginkan." Ucap Yunseong.

Hangyul mengangguk mengerti, Yunseong benar. Orang tua kaya biasanya hanya bisa menekan anaknya untuk memenuhi ekspetasi mereka. Untuk orang seperti Yunseong dia tidak bisa melawan karena sejak kecil di didik untuk selalu patuh dan diam, berbeda dengan Hangyul yang tidak pernah peduli dengan hal itu dan memilih untuk hidup bebas. Ah, sepertinya kehidupan Yunseong berat.

"Kau lihat saat seperti ini kita butuh soju." Ucap Hangyul.

Tak!

"Jangan minum alkohol saat masih di bawah umur." Omel Chaewon setelah menjitak Hangyul.

"Aigoo, Chaewon ah jangan seperti itu." Ucap Ibu Chaewon sambil membawa satu porsi daging lagi. "Maafkan dia ya."

"Ah, dia memang seperti itu bibi." Ucap Yunseong.

"Dia memang sulit dikendalikan." Ucap Ibu Chaewon lagi.

"Eomma..."

"Kau si murid pindahan itu ya? Aku belum pernah melihatmu." Tanya Ibu Chaewon pada Hangyul.

"Ne." Jawab Hangyul.

"Aigoo, kau ternyata sangat tampan. Tidak seperti gosip yang beredar."

"Gosip?" Tanya Hangyul bingung.

"Oh maaf, banyak orang tua yang bergosip tentang anak pindahan di kelas Chaewon."

"Aah... aku tidak seburuk itu." Ucap Hangyul sambil memegangi gelasnya.

Tapi tunggu, orang tua apa mungkin orang tua Yena percaya dengan gosip itu? Oh tidak Hangyul harus baik di mata orang tua Yena.

"Setelah ini kalian mau kemana?" Tanya Chaewon.

"Aah benar aku belum memikirkanya." Yunseong menepuk jidatnya.

"Pulang saja sana." Ucap Chaewon lagi.

"Ah tidak bisa. Orang tuaku akan mengamuk."

"Hm... apa kalian mau menginap disini. Lantai dua tempat ini biasa untuk tidur Chaewon Appa, tapi malam ini dia akan pulang."
"Mwo? Eomma jangan." Protes Chaewon.

"Tapi dengan syarat, kalian harus pulang ke rumah besok pagi." tambah Ibu Chaewon.

"Iya bibi terima kasih." Ucap Yunseong senang.

~♡18♡~

Paginya Chaewon, Hangyul, dan Yunseong ke sekolah bersama. Yunseong terlihat antusias karena ini pertama kalinya ia berangkat ke sekolah dengan bus sedangkan Hangyul terus menatap ponselnya miris karena penuh dengan telfon dari rumah.

Eighteen [Hangyul, Yena, Wooseok]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang