Beberapa bulan kemudian ...Malam harinya Ardian merasa gelisah akhir akhir ini semenjak Dea hamil bahkan saat ia melihat Dea kesakitan diperutnya membuat
ia panik dan cemas. Pria itu memandang Dea tertidur pulas di sofa dengan wajah pucat, entah kenapa ia merasa bersalah telah membuat Dea menangis karenanya. Ardian mendekat kearah Dea dan dengan agak ragu ia mengusap perut Dea yang mulai membuncit perlahan hingga sang bayi di dalamnya menendang membuat ia tersentak. Ardian mundur dan menggeleng.Gak! dia bukan anakku! batinnya berusaha tak percaya namun berberbagai bisikkan memenuhi pendengarannya.
"Dia itu anakmu!" bisik sisi baiknya
"Bukan dia bukan anakmu! jangan percaya!" bisik sisi jahatnya.
Ardian menutup telinganya dan berteriak membuat Dea yang semulanya tidur terbangun melihat Ardian duduk dipojokkan sambil berteriak tidak jelas dengan menutup kedua telinganya.
Dengan penuh ketakutan wanita itu menghampiri Ardian yang ketakutan, ia penasaran ada apa dengan Ardian? Semua pertanyaan itu ada di benaknya.
"Kak..??" panggilnya menepuk bahunya Ardian membuat pria itu tersentak kaget.
"Kamu udah bangun?" tanya Ardian menyadari keberadaan Dea.
Dea mengangguk penuh ketakutan. "Maaf, aku nyentuh kakak. Yaudah kakak tidur, aku siapin pakaian tidur buat kakak.." ucap Dea bergetar dan hendak pergi mengambil pakaian tidur Ardian namun entah kenapa Ardian meraih tangannya lalu menariknya dalam pelukkan Ardian.
"temani aku.." ucap Ardian meminta tiba tiba entah kenapa ia memintanys padahal ia sendiripun meminta Dea tidur di sofa.
Dea mengernyit. "temani kakak? maksudnya..?" tanya Dea bingung melihat gelagat suaminya.
"aku takut... sendiri." ucap Ardian berkaca kaca, ia sendiri bingung mengapa ia meminta Dea menemaninya apa karena ia...? ah tidak mungkin, hatinya masih ada Aqila.
Dea masih bingung melihat Ardian ingin menangis. "Aku nggak ngerti, kak sueer deh.." kata Dea jujur. Ia bingung dengan sikap Ardian padanya.
"temani aku tidur.."
Dea hampir saja jantungan mendengar maksud Ardian.
Kak Ardian, nggak sakit kan? kok tiba tiba gini sih? gumamnya dalam hati.
"De, temani aku tidur.." pintanya sekali lagi. Dea membungkam dan mengangguk canggung.
kok aku tiba tiba minta dia tidur bareng aku ya? perasaan apa ini, kenapa aku ngerasa ada getaran aneh di hatiku ya saat pelukkan sama dea? trus akhir akhir ini saat aku sama aqila aku kok aku ngerasa ada yang beda ya, apa aku jatuh cinta sama Dea? batin.Ardian gelisah. Ardian mengembuskan napas berat kala Dea sudah melepaskan pelukkannya dan pergi menyiapkan pakaian tidurnya. "kenapa aku ngerasa berat pas Dea melepaskan pelukkannya dari aku?" gumamnya dalam hati.
***
Ardian menyelusuri tempat tak ia kenali, ia terus melangkahkan kakinya ditempat bernuansa putih itu. Laki laki itu bingung mengapa ia berada di tempat ini? Tiba tiba suara yang ia kenali memanggil namanya membuat ia melangkah kan kakinya terus dan terhenti di padang ilalang.
"Dea?" gumamnya menyipitkan mata tak yakin kala melihat seorang gadis tengah berlarian riang bersama seorang anak laki laki.
"papah ayo kejar Rayhan.." teriak anak bernama Rayhan berlari menghampiri Ardian yang berdiri. Ardian shock mendengar anak itu memanggilnya papah entah kenapa matanya berkaca kaca melihat inchi wajah anak itu sangat mirip dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
sanam teri kasam (SHORT STORY --- END)
Teen Fiction"Dem janji, sumpahku kepada tuhan aku akan setia menjagamu, menyayangmu selamanya.." {Cerita Sudah selesai}