K E T U J U H

271 20 4
                                    


Setelah kejadian itu dimana Aqila tertangkap kini Ardian maupun Dea kian mesra bahkan Ardian pun senatiasa merawat Dea walau ia sangat lelah bekerja di kantor. Kini kandungan Dea sudah menanjak ke 9 bulan, hanya tinggal menunggu hari.

Pagi pagi sekali Dea menyiapkan sarapan untuk suaminya di dapur tiba tiba seseorang memeluknya dari belakang dan mencium pipinya sekilas lalu menaruh kepalanya dibahu Dea.

"masak apa sih, hmm? kok harum banget.."

"Nasi goreng lah masa nasi bakar.." kelakar Dea menjawab. Ardian terkekeh geli dan mencium pipi istrinya, entah kenapa ia sangat suka menggoda istrinya sejak berbaikkan bahkan karena perlakuannya membuat Dea tersipu saja.

Selama ini Ardian hanya mencium pipi dan bibir Dea saja tanpa melakukan hal lebih karena ia paham kondisi Dea yang masih trauma dengan perlakuannya dulu.

Sudah 3 bulan, Ardian memilih pindah rumah di apartemen miliknya gunanya untuk mandiri dan menyempurnakan pernikahannya dengan Dea meskipun banyak masalah mereka hadapi selama ini tapi mereka menyelesaikannya dengan kepala dingin.

"Tadaaaahh... nasi goreng ala chef Dea udah jadi.." ucap Dea girang kala usai menyajikan nasi goreng buatannya.

Deapun memberikan nasi goreng buatannya untuk Ardian, Ardian dengan senang hati memakan nasi gorengnya hingga tandas tanpa tersisa.

"istriku ini masakannya selalu enak.." pujinya merangkul istrinya. Dea tersipu malu namun entah kenapa perutnya terasa melilit membuat Ardian panik bahkan melihat darah mengalir di kaki Dea membuat Ardian semakin panik.

Pria itu segera menggendong tubuh istrinya keluar dari apartemennya lalu berlari keparkiran menuju ke mobilnya. Ardian memanggil teman satu apartemennya untuk membantunya agar menyetir, setelahnya mereka menancap gas segera kerumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit Ardian menggendong tubuh ramping istrinya menuju ke brangkar, para suster berbondong bondong membantu Ardian. Ardian membaringkan tubuhnya Dea yang lemas diatas brangkar, perawatpun segera mendorongnya cepat menuju ruang bersalin.

"Kak..."

"Iya? De, bertahan demi aku aku ga mau kehilangan kamu.." lirih Ardian menangis sembari menggenggam tangan Dea disela brangkar yang Dea tiduri berjalan.

Sesampainya di ruang bersalin dokter mencegah Ardian ingin masuk lalu menutup pintu ruang bersalin. Ardian menghela napas berat pikirannya kacau matanya berair penuh kecemasan dan ketakutan disana.

"Ya Allah selamatkan istri dan anakku ya allah.." gumam Ardian dilanda ketakutan yang membesar, ia takut mimpinya akan menjadi kenyataan.

Hampir 2 jam Ardian berdiri dan mondar mandir tak karuan ia sesekli melirik ruang bersalin menunggu dokter keluar. Ardian mengacak rambutnya frustrasi dan sesekali ia mendoakan istrinya agar selamat bersama calon anak itu.

cklek!

Seorang wanita berpakaian khusus dokter kandungan keluar dengan wajah berseri namun nampak lelah sehabis melakukan persalinan. Ardian menghampiri dokter kandungan tersebut.

"dok gimana keadaannya?"

"selamat pak, anak anda lahir secara sehat dan normal ..." ucap dr. Yuni, dokter kandungan tersenyum. Ardian mengucap syukur, airmatanya menetes penuh haru. Setelah Ardian meminta ijin untuk menjenguk istrinya, pria itupun masuk dan memeluk istrinya yang tampak lelah usai melahirkan.

"makasih, sayang.. makasih kmu udah buat aku bahagia ..." bisik Ardian tersenyum haru dan tak hentinya memberi kecupan dikening Dea. Dea tersenyum walau ia tampak lelah.

Tak lama kemudian datanglah perawat yang menggendong bayi mereka usai di mandikan. Ardian mengambil alih gendongan tersebut dan tersenyum haru melihat bayi mungil itu.

sanam teri kasam (SHORT STORY --- END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang