"Gimana kalian semalam, mamah dan papah pengin punya cucu lho dari kamu Ardi ..." ucapan Resi mampu membuat Ardian tersedak, Deandra sigap membantu Ardian minum air akibat tersedak sedangkan Reza dan Keara hanya diam menikmati makannya."hati hati dong Ardi .." tegur sang mamah. Ardian diam dan menghentikan sarapannya, ia menatap tajam Deandra seolah berkata kamu bilang apa sama mamah?! memahami arti tatapan tajam itu Deandra menunduk dan menggeleng tak tau apa apa.
"Ma, mamah ngomong apasih? denger ya sampai kapanpun Ardian tak akan pernah menyentuh wanita kampungan ini ..." sorot mata Ardian begitu tajam menatap ibunya lalu pergi tanpa pamit dan keluarga Juanda dan mantu mendengar dentuman keras pintu yang tertutup serta suara deru mobil ardian melaju meninggalkan rumah. Deandra diam membuat Reza dan Resi merasa bersalah dengan Deandra, seharusnya mereka tak menikahi Deandra dengan putra mereka. Bukan karena mereka tak setuju dengan pernikahan itu tapi sikap Ardian sangatlah kasar pada Deandra bahkan mereka takut jika wanita sebaik Deandra akan di siksa oleh Ardian.
"Aish! kurang ajar banget si kak Ardi!" gerutu Keara kesal dengan sikap kakaknya yang pembangkang itu, sebenarnya itu bukanlah sikap asli Ardian tapi karena pengaruh temannya dan salah bergaul membuat Ardian menjadi begini. Ardian dulunya anak penurut namun karena kesalahfahaman membuat ia begini bahkan Ardian saat itu mulai mengenal dunia malam, balapan dan club sering menjadi aktivitas Ardian usai bekerja di perusahaannya untungnya saja Ardian tak merokok karena Ardian benci rokok.
"Jangan gituin kakakmu, biarpun dia begitu dia itu tetap kakak kamu!" tegur Deandra membuat Keara menghela napas, gadis itu berpamitan pergi kekampus dengan diantar Reza yang juga akan kekantor.
***
Malam harinya Deandra menunggu suaminya yang belum juga pulang, ia sesekali melirik jam didinding kamarnya yang hampir jam 1 malam dengan cemas, suara ketukkan pintu membuat ia segera keluar kamar dan berlari menuju ruang tamu dan membuka pintu. Deandra mendapati Ardian mabuk berat, bahkan bau alkohol membuat ia mual tengah dirangkuli oleh sahabat Ardian, Fildan.
"ada apa?" tanyanya panik.
"suami kamu mabuk berat, dia terlalu banyak minum alkohol tadi. Aku sempat melarangnya namun dia malah marah ..." ujarnya. Deandra mengangguk mengerti lalu mengambil alih Ardian dari rangkulan Fildan. Fildan berpamitan pergi, Deandra menutup pintu agak kesusahan setelahnya ia membantu Ardian kekamarnya sesampainya dikamar ia segera membaringkan tubuh ardian dan berniat untuk kedapur untuk mengambil kompres untuk Ardian namun Ardian meraih tangan Deandra sehingga Deandra terjatuh menimpah tubuh Ardian. Ardian menyerangai mengusap pipi Deandra membuat gadis itu ketakutan.
"kamu adalah wanita bodoh! wanita kampunga yang hanya merusak kebahagianku!" sentaknya serak membuat Deandra semakin takut.
🔞
Ardian mencengkram pipi Deandra lalu jari jemarinya mengelus kembali pipi deandra sensual membuat deandra ingin kabur saja dari tempat ini. Ardian mendekatkan wajah Deandra lalu mencium bibir wanita itu ganas dan beranjak menidih tubuh Deandra tanpa melepaskan tautan bibirnya, ia melumat bibir deandra kasar membuat Deandra kesulitan bernapas karena ciuman Ardian. Ciuman Ardian berpindah ke leher jenjang milik Deandra membuat Deandra segera mendorong Ardian dengan napas tersenggal dan bibir membengkak akibat ciuman Ardian. Ardian menggeram marah dan menarik rambut Deandra lalu menatapnya tajam.
"kenapa kau menolakku hah?! aku ini suamimu berhak atas dirimu, bodoh!" bentak Ardian tajam, Deandra diam dan ketakutan. Ia takut Ardian melakukan itu kasar apalagi suaminya melakukan itu karena nafsu bukan karena cinta.
"ja..jangan siksa aku kak ..." lirih Deandra menangis.
"kalo kau ingin aku tak kasar jadilah istri penurut!" Deandra mengangguk pasrah saja, Ardian tersenyum puas lalu kembali melanjutkan aksinya menciumi seluruh wajah Deandra kasar. Deandra menahan tangisnya, sungguh Ardian seperti iblis yang menguasai diri, meskipun Ardian suaminya berhak untuk melakukan itu padanya tapi bukan begini caranya. Ardian terus melakukan itu padanya, menciumi terus tubuhnya dan blam! entah kapan mereka tubuh mereka sama sama polos.
***
"Dasar wanita jalang! bisa bisanya kamu menggodaku hah?!!" bentak Ardian menampar Deandra. Deandra meringis menahan perih di pipinya akibat tamparan kasar Ardian.
"Bukannya kakak yang melakukan itu, aku hanya bisa menurut perintah kakak tapi kakak tega teganya menampar aku dan mengatakan aku wanita jalang yang menggoda kakak?" kini Deandra berujar dengan uraian airmata karena tamparan Ardian begitu membekas di pipinya ditambah lagi penghinaan Ardian padanya.
Ardian ingin sekali menampar Deandra namun ia urungkan karena masih punya hati. Ia pergi begitu saja meninggalkan Deandra yang menangis meraung meratapi nasibnya yang begitu malang ditambah lagi perkataan Ardian begitu membuat ia merasa terhina. Keara yang kebetulan melintas melihat Deandra menangis menghampiri kakak iparnya itu.
"kak ada apa? kok kakak nangis sih?" tanya Keara berjongkok.
Deandra menggelemg namun membuat Keara kesal. ini pasti karna kak Ardian? aish bener bener ga bisa dibiarin! gue harus kasih pelajaran ke kak Ardian biar dia gak nyiksa kak Dea lagi! batin Keara bergemuruh penuh amarah.
***
Ihhh jahat banget ya Ardian! nyika deandra, ngatain jalang lagi esmosi bgt guaa! Lalu apa rencana Keara biar Ardian gak nyiksa lagi Dea?
penasaran? Votecoment krn itu buar akunya semangat😊
KAMU SEDANG MEMBACA
sanam teri kasam (SHORT STORY --- END)
Novela Juvenil"Dem janji, sumpahku kepada tuhan aku akan setia menjagamu, menyayangmu selamanya.." {Cerita Sudah selesai}