VII .·. Just Say It .·.

613 32 9
                                    

Happy Reading

Mimpi kelabuku adalah mencintainya, sebisa mungkin aku memendamnya tapi tak kusangka aku tak bisa menahan perasaan itu lagi

.·.·.·.·.·.

Kulangkahkan kakiku keluar rumah sakit. Ini adalah hari terakhir aku dirawat inap, dokter bilang aku harus menjaga kesehatan tubuhku. Sejak hari itu Bill selalu datang kepadaku seakan tiap hari harus ada apel pagi, apel siang, apel malam untuk melihat wajahku. Kadang rasanya ingin aku membawakannya telenan, kan lumayan untuk digampar.

"Aku bisa pulang sendiri Bill!!!"seruku saat dia menyeretku ke parkiran rumah sakit

"Nggak kamu harus kuantar sampai kamu mengiyakan permintaanku"aku hanya mendengus, berdebat dengannya bukanlah ide yang baik.

"Bill.."sapa seseorang dibalik tubuhku, aku menoleh dan mendapatkan wajah kaget Lyn.

"Ooh Hai Dea apa kabar? Ternyata kau pasien yang selalu dicari Billy disini"ia terlihat tak suka saat mengatakan kalimat itu. Bisa kulihat jas dokter yang masih disampirkan ditubuhnya

"Hmm benarkah, kurasa tidak"jawabku berusaha menyangkal. Aku tahu ada perasaan cinta yang terukir dimata Lyn untuk Bill dari pada tatapanku yang penuh kebencian dan permusuhan

"Apa kau punya waktu? Aku ingin..."

"Hmm... dia harus pulang sekarang!"ucap Bill tegas memotong perkataan Lyn. Dan seperti biasa Lyn menatap Bill dengan tatapan memuja lalu berpamitan pergi.

.·.Billy.·.

Aku punya perasaan! Ingatlah kalimat itu jelas-jelas, karena aku juga pernah jatuh cinta pada seorang Deana bukan kepada Daena saja. Dulu aku memang mencintai gadis yang sedang duduk di jok sebelahku tapi seiring waktu aku sadar dia tak punya perasaan padaku, sehingga hatiku terbawa pada gadis lain yang tidak bukan adalah kakaknya sendiri.

Dea.. biar kujelaskan dirinya dengan beberapa kata. Tomboy, pintar, berkelas, baik hati, suka mengemukakan pendapat alias ceplas ceplos, rambut dan mata hitam segelap malam, kadang bisa sangat keras kepala, mungkin jika dilanjutkan part ini tak akan ada habisnya.

Aku meliriknya sekilas, lalu berpikir bagaimana bisa dulu aku berpaling pada Dae jika ada bidadari sepertinya. Aku paling tidak suka dengan situasi sunyi seperti ini lalu menekan tombol radio lalu alunan musik mulai terdengar.

E

Namaku Bento, rumah real estate

E

Mobilku banyak, harta melimpah

A

Orang memanggilku bos eksekutif

A

Tokoh papan atas, atas segalanya

  E

Asyik...!

E

Wajahku ngganteng, banyak simpanan

E

Sekali lirik oke sajalah

A

Bisnisku menjagal, jagal apa saja

              E

Yang penting aku senang, aku menang

         B           A

Persetan orang susah karena aku

B                   A

Yang penting asyik, sekali lagi

HopeslyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang