02. Kebetulan?

313 78 9
                                    

Pagi hari ini gue sudah bersiap untuk pergi ke rumah orang yang anaknya mau diajar sama gue. Katanya sih rumahnya gak jauh dari rumah gue, dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Tapi gue gak tau siapa, karena belum pernah ketemu juga.

"Bu, aku pergi dulu ya." pamit gue kepada ibu yang sedang menyiram bunga dipekarangan.

"Iya, jangan lupa pulangnya kerja di kafe. Ingat, harus berguna jadi anak." kata ibu sambil mengulurkan tangannya.

Setelah bersalaman, gue langsung keluar dari pagar rumah. Dengan perasaan sedikit— sedih?

"Kamu gak boleh sedih, kamu pasti bisa melewati semuanya Jane." kata gue menyemangati diri sendiri.

Gue berjalan ke ujung jalan dari jalan utama. Ada sebuah rumah besar yang cukup mewah dengan pekarangan luas dan jajaran mobil yang terlihat selintas dari celah pagar.

Gue memencet bel gerbang yang menjulang. Kemudian, muncul sosok satpam dari dalam pos satpam.

"Permisi pak, mau tanya, ini betul rumahnya bu Jessica?" tanya gue

"Iya betul, ada perlu apa? Apa sudah membuat janji?" tanya pak satpam

"Saya calon guru les anaknya, mulai hari ini saya mengajari anaknya pak." jawab gue

"Oh ini orangnya, tadi sudah ditunggu sama ibu. Mari masuk," kata satpam tersebut dan mempersilahkan gue masuk ke area rumah.

"Kamu guru les anak saya yang waktu itu saya telepon kan?" gue kaget sewaktu seorang wanita cantik menghampiri gue.

Gue senyum, "Betul bu, perkenalkan saya Jane."

"Ayo masuk Jane, Minkyu sudah menunggu." kata bu Jessica sambil menarik tangan gue untuk masuk ke rumahnya— yang mewah.

Banyak guci serta hiasan rumah yang unik dan mewah juga beberapa kucing yang berlalu-lalang di rumah.

"Kamu duduk dulu ya, saya panggilin anaknya."

"Iya bu, baik."

Rasanya degdegan banget waktu tau gue akan mengajari anak orang kaya, semoga anaknya baik dan gak sombong. Takutnya gue gak betah dan gak enak ngajarnya.

"Kak Jane?"

Gue langsung kaget waktu ada yang manggil gue di rumah ini. Sewaktu gue menengok gue pun semakin kaget.

"Yohan?" gue jadi kikuk, bingung juga kok ketemu dia disini.

Yohan menggunakan baju taekwondonya dan keringat yang bercucuran dipelipisnya. Dia melangkah menuju kursi yang gue duduki.

"Kak Jane ngapain disini?" tanyanya

"Aku mau ngajar les, gak mungkin kan kalau kamu yang mau diajar?" kata gue sambil ketawa.

Terus Yohan kayak ingat sesuatu, "Oh iya, Minkyu emang nyari guru les kemarin."

"Adik kamu?" tanya gue penasaran, sekaligus memastikan kalau Yohan memang bagian dari keluarga ini.

"Kak Yohan ngapain disini? Genit sama guru les aku ya?" seseorang datang dan langsung duduk disamping Yohan.

Tapi karena dia membawa beberapa buku, gue yakin ini anak yang bakal gue ajar.

"Apa sih kamu dek, jangan tebar pesona sama kakak ini ya. Awas aja," ancam Yohan

"Sana dong kak, Minkyu mau kenalan dulu sama kakak ini. Kalau ada kak Yohan, gak fokus nanti." kata seseorang yang menyebut dirinya Minkyu

Gue ketawa liat dua orang ini cekcok gara-gara yang satu mau ngeliatin, dan yang satu lagi gak mau diliatin.

"Jadi mau mulai kapan?" tanya gue mengakhiri perdebatan mereka berdua.

Our Fate [Kim Yohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang