You

951 70 31
                                    

Hai hai hai...

aku ada work baru nih!

jadi cerita ini terinspirasi dari film India Dhadkan, idenya dari Mae jonquil_Alstroemeria, dan aku cuma bertugas merealisasikan ceritanya dalam versi MeanPlan ya yeorobun ...

so, enjooooooooy

.

.

.

"Sekarang kamu masuk kerja?" Plan bergelayut manja di tangan kekasih, Joss, yang sedang berdiri di depan cermin memasang dasinya.

"Iya, Plan! Kalau aku gak kerja, nanti ayah kamu pecat aku, terus aku mau nikahin kamu pake apa, hm?" Joss menggesekan hidungnya ke hidung Plan.

Plan manyun, "Ya udah! Aku mau suapin ibu kamu dulu ya, kamu habis ini langsung ke meja makan."

Plan mencium pipi Joss sekilas dan berlalu menuju dapur, tepatnya meja makan yang sudah diisi oleh ibu Joss.

"Ibu, Plan suapin ya!"

Plan mengarahkan sendok berisi nasi ke mulut wanita paruh baya itu, yang diterima dengan senyuman.

Plan dan Joss adalah sepasang kekasih. Namun hubungan mereka dihalangi restu orang tua, restu orang tua Plan tentunya.

Plan merupakan anak pemilik perusahaan di tempat Joss bekerja, RV Corp. Ayah Plan tidak pernah menyetujui anaknya berhubungan dengan wanita maupun pria yang tidak selevel mereka. Karena itu, Plan dan Joss merahasiakan hubungan mereka dari orang tua Plan, terutama ayahnya, Tae Rathavit.

Sedangkan Joss hanya karyawan biasa di perusahaan ayah Plan. Tinggal di apartemen sederhana bersama sang ibu yang buta, Natt.

Walaupun buta, Natt dapat merasakan bagaimana cinta yang diberikan oleh Plan kepada Joss walaupun mereka berada di tingkatan berbeda, karena itu ibu Joss sangat menyayangi Plan. Plan juga sangat menyayangi Natt seperti dia menyayangi Joss.

Sekarang Plan sedang berada di apartemen Joss. Plan sesekali datang ke apartemen Joss untuk menyiapkan mereka sarapan dan menyuapi Natt, tanpa menimbulkan kecurigaan sang ayah tentunya.

Joss menghampiri Plan dan Natt di meja makan, mengecup kening sang ibu dan mencium bibir Plan sekilas.

Plan menyendokan nasi goreng yang sudah di buatnya tadi ke piring Joss.

"Hmmm, Joss, lihat dasimu! Kau ini, sudah berapa kali aku katakan untuk pakai penjepit dasi agar rapi," omel Plan sambil tangannya merapikan dasi Joss.

"Iya sayang, ini kan aku sudah pakai," bela Joss.

"Iya, tapi pakainya tidak benar! Kau ini." Plan terus mengomel yang hanya dibalas senyuman oleh Joss.

Natt yang mendengar omelan Plan pada anaknya, tersenyum penuh arti. Natt sungguh bersyukur Joss mendapatkan pria penuh cinta seperti Plan. Walaupun tidak ada restu orang tua Plan, Natt selalu berdoa untuk kebaikan hubungan Joss dan Plan.

'Ya Tuhan, semoga hubungan mereka selalu diberikan jalan terbaik, dan orang tua Plan dapat menerima anakku,' doa Natt dalam hati.

Joss dan Plan berangkat ke kantor yang berbeda, karena Plan merupakan direktur utama di anak perusahaan RV Corp yang bergerak di bidang hotel dan restoran.

Joss lebih memilih naik angkutan umum dari pada diantar Plan ke kantornya karena tidak ingin diketahui ayah Plan.

.

.

.

Sepulang bekerja, Plan berkunjung kembali ke apartemen Joss.

Plan dengan telaten menyiapkan makan malam untuk Joss dan Natt, sedangkan Plan nantinya akan makan malam di rumah agar sang ayah tak curiga.

"Plan, terima kasih!" ucap Natt yang sedang duduk di meja makan menghadap ke dapur, ke arah Plan.

"Terima kasih untuk apa, bu?" tanya Plan tanpa mengalihkan matanya dari masakan.

"Untuk semuanya, nak! Kamu sudah membuat Joss merasakan kebahagiaan dari orang yang dia cintai. Walaupun orang tuamu-"

"Ibu." Plan memotong ucapan Natt, menghampiri Natt dan berlutut di depan wanita setengah baya itu sambil memegang tangannya lembut.

"Ibu tidak perlu berterima kasih padaku. Aku melakukan ini karena aku mencintai Joss, dan aku juga mencintai ibu sama seperti aku mencintai ibuku." Plan mengecup tangan Natt.

"Masalah orang tuaku, aku akan berjuang bersama Joss. Tapi untuk saat ini, aku tidak ingin membahayakan karir Joss, dia butuh pekerjaan ini."

Natt mengelus pipi Plan, "Kau anak yang baik," ucap Natt dengan senyum tulus.

"Anak ibu juga anak yang baik," balas Plan sambil tersenyum.

Pintu apartemen terbuka menampilkan Joss yang baru pulang bekerja. Joss menghampiri Plan dan ibunya di dapur.

"Aw! Ada keromantisan apa ini? Aku cemburu!" ucap Joss pura-pura cemburu dan memalingkan mukanya dari Plan.

Plan melepas genggaman tangannya dari Natt, menghampiri Joss dan memeluk prianya.

"Jadi, ada yang cemburu ternyata. Aku harus apa agar kau tidak marah, hm?" Plan berpose berpikir.

Joss mendekatkan wajahnya ke wajah Plan, meraup bibir Plan lembut. Plan mengalungkan tangannya ke leher Joss, sedangkan tangan Joss tengah asik bertengger di pinggang ramping Plan, sedikit meremasnya saat Plan membalas lumatan dan hisapan yang Joss berikan di bibirnya.

"Mhhh." Plan melenguh saat Joss memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Plan, membuat sensasi geli pada Plan.

"Ekhem." Natt berdehem keras.

"Ibu memang buta, tapi ibu bisa mendengar dengan jelas suara kecipak ciuman kalian. Hei! Tolong hargai ibu yang janda ini," ucap Natt berpura-pura kecewa.

Plan dan Joss melepas ciuman mereka, terkikik geli mendengar protesan sang ibu, dan kemudian menghampiri Natt dan memeluknya dari depan oleh Plan dan dari belakang oleh Joss.

"Aw! Aku sayang ibu," ucap Plan.

"Aku sayang kalian berdua," ucap Joss.

"Iya iya, sudah cepat kalian lepaskan pelukannya, ibu sesak! Kau gantilah bajumu Joss, bau."

Joss dan Plan melepas pelukan mereka dari Natt. Joss yang dibilang bau oleh ibunya mengendus bajunya sendiri.

"Benar aku bau, Plan?" tanya Joss.

"Hmm, iya, bau sekali," jawab Plan sambil mengibaskan tangannya di depan hidungnya.

"Kalau begitu aku mandi dulu." Joss langsung berlari ke kamar mandi meninggalkan Plan dan Natt yang tertawa berhasil mengerjai Joss yang sebenarnya sama sekali tidak bau.

"Plan balik masak dulu ya, bu," ujar Plan.

"Iya, sayang."

Natt benar-benar merasakan kehangatan keluarga bila ada Joss dan Plan di sisinya. Plan merupakan anugrah terindah yang Tuhan berikan untuknya dan Joss disaat mereka terpuruk ditinggal orang terkasih, yaitu ayah Joss.

Doa kepada yang kuasa tak henti-hentinya Natt panjatkan untuk kelangsungan hubungan Joss dan Plan, semoga mereka selalu bersama.

Semoga.


tbc

Maaf pendek, aku gak bisa bikin plan mesra-mesraan banyak-banyak sama yang lain selain mean 😅

Mocclub

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang