Finally

553 70 54
                                    

Mean mendatangi rumah berdasarkan alamat yang sudah diberitahu ibu tirinya.

Di rumah itu, Mean melihat banyak sekali penjaga berbadan besar. Tapi Mean tidak bodoh. Diam-diam dia juga membawa pasukan kepolosian untuk menyergap Joss dan meringkusnya atas dasar penculikan dan penipuan. Berdasarkan cerita ibunya, Mean mengetahui kalau selama ini yang mensabotase perusahaannya adalah Joss.

Ibu Mean berpikir dia sudah menang karena sudah menipu Joss dan mendapatkan harta Mean.

Oh, jangan senang dulu, Bu!

Salah satu anggota polisi memberi aba-aba pasukannya untuk menyerang dan melumpuhkan semua penjaga di rumah Joss. Plan yang mendengar suara ribut serta beberapa tembakan di luar rumah, semakin takut.

Plan memberontak di kursinya, berteriak sekuat-kuatnya berharap seseorang baik di luar sana akan menyelamatkannya.

"Tolooong.. aku mohon siapa saja keluarkan aku dari sini."

Suara pintu yang dibuka membuat Plan berharap. Tapi seketika harapannya hancur saat melihat yang membuka pintu itu adalah anak buah Joss yang pastinya akan membawanya keluar dari keributan di luar sana. Tepatnya membawa Plan ke neraka yang sesungguhnya, yaitu Joss.

Penjaga itu membawa Plan yang mulutnya sudah disumpal agar tidak berteriak. Menggeret Plan lewat pintu belakang yang di sana sudah menunggu salah satu penjaga lainnya dengan sebuah mobil, siap membawa mereka langsung ke tempat Joss berada.

Plan dimasukan ke dalam mobil, mengikat tangannya ke pegangan di pintu mobil, membuatnya tidak dapat bergerak maupun berteriak.

Saat mobil yang membawa Plan menerobos siapa saja yang mencegat mereka di gerbang, Plan sekilas melihat Mean yang tengah berkelahi dengan beberapa penjaga, dibantu para polisi. Melihat Mean yang begitu berjuang untuknya meskipun sudah babak belur, membuat Plan seketika teringat akan kebodohan yang sudah dilakukannya selama ini, menyia-nyiakan Mean selama tiga tahun ini, dan menyibukan dirinya dengan kenangan bersama Joss, pria yang sekarang tengah menyanderanya, menyakitinya.

Salah satu polisi yang berusaha mencegat mobil yang membawa Plan pergi melapor pada Mean. Mean lantas bergegas ke mobilnya dan mengejar mobil yang membawa Plan, diikuti beberapa polisi di belakangnya.

Mobil yang membawa Plan mengebut, sehingga Mean sulit untuk mengejar, bahkan mereka melanggar lampu merah di jalan menyebabkan pekikan orang-orang yang ingin menyeberang.

Kejar-kejaran yang serius berhenti ketika mobil yang membawa Plan masuk ke gerbang sebuah rumah. Di terasnya, Joss sudah menunggu anak buahnya membawa Plan.

Joss langsung merengkuh tubuh terikat Plan, menodongkan pucuk pistol ke kepala Plan, membuat Mean dan polisi yang ada di sana tidak bisa berbuat apa-apa, takut Joss nantinya akan menarik pelatuk pistol kalau mereka bertindak.

"Melangkah! Plan kutembak," ucap Joss.

'Tuhan, apa yang harus aku lakukan?' Mean menangis dalam hati, berharap Tuhan dapat memberinya jalan agar bisa menyelamatkan Plan. Meliahat Plan yang menangis sambil terus menatap ke arahnya, membuat Mean merasa menjadi orang paling bodoh sedunia, karena tidak bisa menjaga istrinya.

Komandan polisi yang berdiri tepat di sebelah Mean, membisikan seuatu pada Mean, untungnya jarak yang jauh, membuat Joss maupun anak buahnya tidak dapat membaca gerakan bibir mereka.

"Aku mohon kembalikan Plan padaku dan aku akan memberikan apapun yang kau inginkan dariku." Mean mencoba bernegosiasi.

"Aku tidak butuh apapun darimu Tuan Phiravich, aku sekarang sudah memiliki banyak uang, aku sudah memiliki martabat tinggi yang dulu kalian injak-injak... yang aku butuhkan sudah ada di dekapanku sekarang." Joss mengeratkan pegangannya di bahu Plan, membuat Plan sedikit meringis karena Joss meremas bahunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang