Hujan Abu Gunung Sinabung #4

3 0 0
                                    


"Aaaarrgghhhhh" Bangun cepat pagi hari, sudah terbiasa sejak dulu. sejak masih di kampung, kebetulan aku dan Dama sekampung di desa saribudolok. Apalagi panas kota medan agag menjengkelkan.

"Ngapain kau wooi...?" Tanya kebingungan melihat Dama tengah kebasahan saat baru masuk dari pintu depan.

"Kotor kali motor kau itu lontong. Berkarat nanti tau rasa kau" ketus Dama sembari mengganti pakaian.

Dama memang begitu sifatnya rapi, tidak suka kotor dan kadang memang menjengkelkan.

Aku bergegas keluar melihat sudah seperti aka motorku, ternyata sudah kinclong berkat pak Dama yang tidak lebih ganteng daripada aku.

"Terimakasih Dam, sering sering yaa! hahaha..."

"Eeee..ee.. Bacrit kau"

"Hahaha... Tapi, kok bisa kotor kali? biasanya ngga separah ini" tanyaku sembari melihat tanah tanah bekas siraman dari motorku.

"Ya iya lah, itu Abu Vulkanik Sinabung. Bisa kita buat vulkaniknya ngga nempel di motormu sedikitpun. Gampang malahan"

"Dari kemarin ngga kau bilang, loyo kali pun ah. Cemana caranya?" tanyaku dengan wajah penasaran.

"Kau dengar baik baik yaa!" Dama tampaknya sangat serius.

"Mmm"

"Motormu ini"

"Iya" jawabku tak sabar menunggu ke intinya.

"Supaya enggak kenak abu vulkanik sama sekali, besok kalau masih mau ke sana" Dama menurunkan intonasinya.

"Iya.. Cemana?"

"Rantaikan motormu di kost, naik angkot ke sigarang garang" membisikkan pelan dengan kalimat yang cepat ke telinga kananku.

"Aaanjirr.. Matamu lah geng, aku serius kali mendengarnya. Ah.. kurang asam juga kau. Aaaah" Dengan wajah kesal aku mengucek kucek mataku di depan cermin.

"hahahaha... Nikmatin aja broo!" Rama memukul nakal pundakku sembari bercermin mengikutiku mengucek mata.

"Haa.. Kenapa pulak? ngikut ngikut matamu itu gatal?"

"Iya ini, gatal.. Karena krmarin"

Emang kau apakan rupanya mata kau itu" tanyaku.

"Ngga ku apa apain, karena Abu Vulkanik juga nya ini. Jadi perih bawaannya"

"Nikmatin Broo..!" Jawabku memukul kedua pundaknya dari belakang.

"Hahahaha..." Kami tertawa serentak seperti orang yang sedang menonton film Atas Boleh Bawah Boleh.

Penulis : Arjun Munthe

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 16, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hujan Abu Gunung SinabungWhere stories live. Discover now