6. Hujan Yang Hangat

5 0 0
                                    


Pelajaran Sastra Bahasa Indonesia selalu menjadi mata pelajaran yang aku sukai ditambah dengan guru pengajar yang ganteng yang selalu menggugah semangat. Siswa selalu dibuat antusias saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tepat jam terakhir mata pelajaran sastra bahasa indonesia dimulai, rasanya menunggu seseuatu yang ditunggu menjadi sangat yang menyebalkan dan berlangsung lama. Saat ini jam masih menjunjukan pukul sepuluh, mash tersisa kurang lebih tiga jam lagi menuju pelajaran yang dinantikan.

Diluar rintik hujan sedang bermain bersama dahan dan ranting pohon. Cuaca pagi ini menjadi sangat dingin. Sebagian siswa sibuk memakan mie rebus yang dipesan dari bi kantin. Pun ada diantaranya yang menjadikan ruangan kelas menjadi tempat karoke pribadi serta bernyanyi berjoget sesuka mereka. Ya benar, musin hujan ruangan kelas akan menjadi berisik oleh kegiatan rusuh siswa, karena kemungkinan gguru untuk datang dn mengajar diruangan kelas adalah kecil. Sedng aku tetap duduk santai di mejaku, menatap rintik hujan yang turun, dan merasakan setiap kehampaan di dada.

Aku keluarkan handphone ku, membuka sebuah aplikasi musik dan memutarkan lagu di perpustakaan musikku. Ketika aku meyukai sebuah lagu, maka dengan otomatis lagu tersebut akan aku putar berulang-ulang kali hingga aku bosan. Lalu saat ini aku akan memutar sebuah lagu milik one ok rock decision.

"Hei.. ca". Seseorang mengetuk jendela kaca dari luar

Dengan cekatan aku menggeser kain penutup jendela kelas.

"Hei." Senyum sumringahku terlukis melihat sosok itu

"Dingin, pake jaket." Langit menjejalkan jaket jeans berwarna biru dongker miliknya tepat dimuka ku

Aku tertawa..

"Lang ih? Kamu nya sih?

"Tenang, aku bawa satu lagi." Dengan senyum pamer gigi putihnya

"dua jaket?" tanyaku dengan sepasang alis beradu

"bukan. Jas hujan.. " Langit tertawa

"hahaha.." ak ikut tertawa

"Ada hadiah untuk yang semalam cemberut di cafe. Nih ..!" memberikan sepotong roti sobek lengkap dengan susu kotak milo

"Lang...." kembali alisku beradu

"Maafin aku semalem. Habiskan!" langit kemudian lari menuju kelasnya

Aku tersenyum. Membayangkkan kekonyolan tingkah Langit saat itu. Sepotong roti sobek smile yang aku yakini sepotongnya lagi telah Langit jejalkan ke mulutnya. Lalu sebuah susu kota milo berukuran kecil menindih secarik kertas berwarna biru.

Untuk Ressa

E

C

A

Maaf, semalam mengecewakan.

Aku ganti senyum semalam dengan susu ini.

Semoga suka.

Aku kembali tertawa. Beberapa kawan sekelas ku yang menyadari tawa ku melirik kearahku, solah kaget karena dengan tumbennya aku tertawa di kelas.

Dan hari itu, untuk pertama kalinya rintik hujan tak membawa dingin. Sebaliknya rintik hujan memberikan kehangatan dengan kain jeans yang dijahit menjadi jaket milik langit pun perut yang asing, karena sesak penuh terisi sepotong roti sobek dengan susu milo. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JENDELA KELASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang