IKLAS

2K 94 5
                                    

"Jika mengiklaskanmu sebuah pilihan, maka aku akan memilih itu. Diri ini terlalu takut untuk melangkah lebih jauh lagi, takut jika nantinya hati ini kian tumbuh dan tertanam padanya."

~Humairah Az-Zahra~
_

_____________________________________

Sekarang di meja tersebut ada humairah, zahra, dan kak ali.

"Kalian saling mengenal? " tanya kak ali kepada humairah dan zahra.

"Iya kak." ucapku

"Iya mas, dia humairah sahabat zahra." ucap zahra sambil tersenyum kearah humairah.

"Oh begitu ya." ucap kak ali.

Humairah melihat dua orang yang sedang berbicara di depannya, dari tatapan zahra, humairah melihat ada sesuatu makna yang tersirat di dalamnya.

"Umi dan abi sehat kan zahra? " tanya kak ali.

"Alhamdulillah sehat mas." ucap zahra sambil tersenyum.

"Kak ali sudah mengenal kedua orang tua zahra, ada hubungan apa sebenarnya mereka berdua?" batin humairah.

Entah kenapa ada sedikit sesak di hati humairah, apakah humairah cemburu?

Setelah lama berbincang..

"Saya pamit dulu ya, sepertinya temen saya tidak jadi datang. " ucap kak ali sambil berdiri.

"Oh iya mas hati hati ya mas." ucap zahra sambil tersenyum.

"Iya duluan ya zahra, humairah. " ucap kak ali sambil melihat kearah humairah.

Humairah hanya tersenyum dan melihat kepergian kak ali.

"Dia lelaki yang aku kagumi humai." ucap zahra sambil melihat kearah kak ali pergi.

"Kak ali? " tanya humairah kaget. Zahrapun mengangguk dengan pandangan yang masih tertuju kearah kak ali pergi.

Humairah benar benar kaget, ternyata lelaki yang dicintainya juga dicintai oleh sahabatnya.

"Ku tau ini rencana terindahmu Ya Rabb." batin humairah.

"Iya dia, muhammad ali sidiq, lelaki yang aku kagumi selama ini." ucap zahra.

"Bagaimana? Haruskan aku memperjuangkan? " tanya zahra.

"Jika dia yang terbaik maka perjuangkan dia dengan doa." ucap humairah.

Humairah tidak tau harus berkata seperti apa lagi, humairah juga pernah mempunyai perasaan yang sama kepada kak ali tetapi rasanya saat ini lagi lagi harus terkubur.

"Aku pasti akan perjuangkannya, dia lelaki yang baik humai." ucap zahra

"Aku tau itu." batin humairah.

Zahra berbicara dengan humairah, tapi humairah sama sekali tidak tau arah pembicaraannya, humairah masih memikirkan tentang kak ali.

"Humai kamu kenapa? Kelihatannya kamu banyak ngelamun." ucap zahra.

"Tidak apa apa zahra, aku baik baik saja." ucap humairah sambil meminum minumannya.

"Oh iya atuh, kalo ada masalah ngomong ya sama aku." ucap zahra sambil memegang tangan humairah.

"Tenang aja, aku tidak ada masalah kok." ucap humairah sambil tersenyum dan memegang pundak zahra.

"Iya atuh alhamdulillah." ucap zahra sambil tersenyum.

"Kita pulang yuh, udah sore." ucap zahra

"Iya ayuh." ucap humairah.

Humairah dan, zahra meninggalkan tempat tersebut.

KALA CINTA MENYAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang