Jadi Wonwoo dan Roa memutuskan buat menikah diumur 23 dan 22. Mereka pacaran selama dua tahunan lalu memutuskan untuk menikah. Memang terlalu cepat, tapi mereka sama-sama yakin kalau keputusan mereka tepat. Tidak ada yang namanya cepat atau lambat untuk memulai sebuah pernikahan selama mereka sama-sama yakin dan bertanggung jawab dengan keputusan mereka.
Mereka menikah bukan karena paksaan satu sama lain, tapi karena kesiapan mereka untuk menjalin sebuah hubungan yang lebih serius. Mereka juga tidak menunda untuk mendapatkan anak, sehingga mereka diberikan harta yang paling berharga buat mereka.
Merawat dua anak kembar tidaklah mudah. Untungnya Wonwoo tidak lepas tanggung jawab sebagai seorang ayah selain mencari nafkah. Sejak anak kembarnya lahir, perhatian dan kasih sayangnya lebih ke anak daripada ke istrinya. Sampai sekarang anak mereka berusia 5 tahun, Wonwoo tetap jadi budak cintanya Sua dan Suji.
Kebucinan Wonwoo dimulai ketika dia baru pulang dari kantor misalnya, "kakaak... adeek... Papi pulang nih! Masa gak ditungguin!" Wonwoo ngoceh sendiri sambil melepas sepatunya.
Padahal Sua dan Suji lagi sembunyi di sebelah rak sepatu. Wonwoo aja yang gak kelihatan. Kemudian mereka akan berteriak, "Huaaa!!!" Kalau Wonwoo masih tidak menemukan keberadaannya.
"Waaah anak Papi pinter banget ya kalau sembunyi. Lain kali ajakin Papi sembunyi dong! Biar Mami susah kalau mau cari Papi hehe."
Roa yang melihat bapak berumur 28 tahun itu memutar bola matanya malas. Pasalnya Roa itu selalu nunggu dan menyambut Wonwoo kalau pulang ngantor, terus bawain tas sama jasnya yang kadang dilempar entah ke mana karena ditinggal main sama anak kembarnya.
Roa seperti biasa akan ngomel-ngomel, "iyaaa gitu!! Pulang pulang yang dicari anaknya, bukan istrinya nih yang kerja keras ngurusin rumah dan seisinya."
Gitu aja langsung buat Wonwoo bangkit dari acara goleran bareng Sua Suji dan nyamperin Roa hanya untuk mengecup singkat pipi istrinya itu. "Makasih Mami, udah jagain anak-anak. Love you..." kemudian balik lagi goleran bareng Sua Suji.
Meskipun begitu, Roa sudah puas. Dia tidak terlalu mempermasalahkan perhatian Wonwoo yang berkurang padanya karena anak-anak. Roa pikir itu artinya Wonwoo sayang sama keluarganya.
"Adek gambar apa nih?" Tanya Wonwoo yang selonjoran di sebelah Suji yang lagi gambar.
"Gambar Papi sama adek lagi jalan-jalan," jawabnya tanpa melihat Wonwoo.
"Mami sama kakak mana?"
"Mami sama kakak ada di belakang gak keliatan. Adek sama papi jalan duluan." Wonwoo selalu gemas dengan jawaban-jawaban yang diberikan anaknya. Apalagi si adek yang sukanya nempel terus ke dia.
"Pi!! Liat kakak mau nge-dance!" Perhatian Wonwoo yang awalnya di Suji, lalu teralihkan ke Sua yang memintanya untuk memperhatikan.
"Emang nge-dance itu apa? Gayaa banget si kakak pake nge-dance segala."
"Iiih Papiiii!! Ituu yang di tivi orang-orang lagi nari namanya dance."
"Hahaha iya iyaa... sini coba tunjukin!"
Sua memperlihatkan tarian yang baru saja dia tirukan setelah melihat tv tadi siang. Dia menari dengan asal, tapi terlihat menggemaskan di mata Wonwoo. Sua melakukan itu karena ingin perhatian papinya teralih padanya.
Setelah melakukan tarian ngasalnya, Sua berhenti dengan bangganya. Wonwoo memberikan reaksi yang luar biasa kepada anak pertamanya itu, "waaah tepuk tangan buat kakak!! Keren banget kakak nge-dance nya. Papi ajarin juga dooong!"
"Sekarang?" Tanyanya antusias.
"Besok aja yaaa... kalau sekarang papi lagi capek habis pulang kerja."
Sua mengangguk pasrah. Dari arah dapur, mami berteriak "sayang-sayangnya mamiii... waktunya makan nih! Ayo sini!!"
Yang datang cuma Sua saja, karena papi lagi asik godain adek. Melihat anaknya yang datang dengan muka lemes, Roa mencoba mengembalikan mood Sua.
"Waaah cuma kakak nih yang sayang sama Mami?? Kok kakak doang yang dateng?"
"Papi sama adek lagi main, Mi."
"Kakak kenapa gak ikut main?"
"Kakak gak suka gambar. Lagian mami kan juga manggil. Kakak jadinya nyamperin mami."
Roa terharu, dia datang untuk mengangkat Sua ke dalam gendongannya.
"Anak mami baik banget. Habis makan main bareng mami yaa... mami juga pengen main sama kakak."
Sua kembali bersemangat. Suasana hatinya senang. Dia menghabiskan makan malam yang dibuat Roa dengan lahap. Roa jadi senang melihatnya.
Di lain sisi, Roa perlu memberitahu Wonwoo juga untuk tidak terlalu memihak kepada adek saja, karena kakak juga butuh perhatian yang sama dari papinya.
Roa gak nyangka aja, di umurnya yang masih 27 sudah punya dua anak yang umurnya mau lima tahun.
Wonwoo sama Roa keluar dari kamar anak-anaknya setelah menidurkan mereka. Roa berbicara tentang keluhan Sua kepada Wonwoo. Suaminya itu juga perlu tahu, kalau punya dua anak kembar tidak bisa memihak di satu sisi saja.
"Pi, besok kalau main jangan sama adek aja ya... kakak juga perlu diperhatiin juga. Kakak sedih tau papinya nyuekin dia. Aku kalau main sama anak-anak gak pernah memihak salah satu."
Wonwoo tertegun sejenak, lalu menyuarakan pikirannya. "Kakak ngerasa kayak gitu ya, Mi? Aku gak tau kalau kakak bisa berpikir kayak gitu."
"Anak kecil itu lebih sensitif, Pi... lagian papi kan juga emang selalu mainnya sama adek mulu. Coba deh sekali-kali main sama kakak trus memahami apa yang dipengenin kakak."
"Hmm iya Mi, papi akan ngelakuin itu. Papi jadi ngerasa bersalah sama kakak." Kelihatan banget emang Wonwoo mikir keras. Dia gak nyangka anak pertamanya itu berpikir sangat dalam seperti itu.
"Wajar aja kok papi gak tau. Kan yang sering sama anak-anak juga aku, bukan papi. Tapi kamu tuh yaa pulang-pulang nyarinya anak-anak terus. Gak inget nih sama yang beres-beres rumah dari pagi sampai malem?"
"Cemburu nih ceritanya sama anak-anak?"
"Iyalah!! Masa anak-anak doang yang diperhatiin. Aku kapan?"
"Kan sama kamu udah 7 tahunan lebih. Sama anak-anak baru juga 5 tahun gak nyampe. Masih aja kurang nih?"
"Okee kalo gitu! Sana tidur sama anak-anak aja mulai sekarang! Jangan sama aku lagi."
Sebenernya Wonwoo seneng-seneng aja disuruh tidur bareng anak-anaknya, tapi dia sudah hafal tingkah laku Roa. Kalau sudah begini tandanya itu lagi ngambek. Kalau gak diturutin, beeh jangan tanya Wonwoo bakal gimana di rumah setiap harinya ntar.
"Iyaaa deh iyaaa kalau malem mainnya sama kamu ya pas anak-anak udah tidur." Wonwoo mencoba membujuk Roa.
"Maen apaan malem-malem. Tidur yang ada!" Jawab Roa ketus.
"Bikin adek lagi buat mereka mau gak?"
"WONUUUUU GILA! NGURUS DUA ANAK BELUM BECUS MAU NAMBAH ANAK LAGI?" tanpa sadar Roa jadi ngegas.
"Ssstt anak-anak ntar kebangun!"
🍑🍑🍑
Wish ku ditahun 2020 kita semua dan Sebong gak ada yang sakit, sehat selalu. Gak tau ya semakin tua, wish nya gak pengen muluk-muluk, sehat aja udah cukup :)Kalau wish kalian di tahun 2020 apaa?
01 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPI
Short StorySetelah lulus jadi bucinnya Roa, Wonwoo ganti jadi bucin anaknya yang kembar.