21. Senam

405 48 2
                                    

"Roa, tau gak?" Ucap Wonwoo tiba-tiba saat mereka berbaring di tempat tidur.

"Ya gak tau lah, orang kamu belom ngomong!"

"Jangan jutek gitu dong… jadi takut mau ngomong."

"Apaan deh? Cepetan ngomong ih!"

"Aku seneng bisa kenal kamu lama."

"Kenapa emang?"

"Karena aku bisa sayang sama kamu terus dari dulu sampai sekarang."

"Pernah bosan gak?"

"Enggak, sekalipun gak pernah."

"Masaa? Aku aja pernah," jawab Roa cuek.

"Serius??" Tanya Wonwoo seperti tidak percaya sama omongannya Roa.

"Iya."

"Ehmm bisa sih bisa. Gak mungkin juga kamu gak bosen karena kita udah lama banget kenal sampai punya anak gini."

"Gak marah?"

"Ngapain marah? Biar kamu bosen juga aku tetep gak pernah bosen sama kamu. Tinggal buat kamu gak bosen tiap hari aja udah beres."

"Emang gimana caranya?"

Chup-

"Gitu hehe."

"Gak usah senyum senyum gitu deh!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak usah senyum senyum gitu deh!"

"Dih ngelarang? Kenapa coba gaboleh senyum?"

"Jadi gak kuat marah lama-lama ke kamu!"

"Yaudah gak usah marah kalau gitu. Pengen tidur sambil peluk kamu, tapi tanganku kayak gini. Kamu aja yang peluk aku bisa gak?"

"Gak mau. Lagi marah ke kamu."

"Miii?? Peluuuuk???" Wonwoo bertingkah manja seperti anak kecil.

"Emang kamu anak aku panggil mami segala?"

"Sayaaaaaang…" tambahnya sambil mewek.

"Enggak, Nu! Sana tidur!" Roa membalik badannya membelakangi Wonwoo.

Beneran gak dipeluk si Wonwoo. Tapi Roa gak benar-benar tidur. Kira-kira sejaman, dia balik badan dan meluk Wonwoo diam-diam. Wonwoo ngerasain itu dan senyum simpul dengan matanya yang masih tertutup.

 Wonwoo ngerasain itu dan senyum simpul dengan matanya yang masih tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Paginya, Roa tetap gak ngomong apa-apa. Dia beraktivitas seperti biasanya. Nyiapin makan buat keluarga kecilnya sebelum membangunkan anak-anaknya.

Wonwoo bangun setelah mendapati tidak ada Roa di sampingnya. Dia mencari istrinya itu dan menemukannya di dapur.

"Kamu kok pagi banget bangunnya?" Tanya Wonwoo dengan suara serak habis bangun tidur.

"Biasanya juga jam segitu."

"Tidur lebih lama juga gak apa-apa. Kan aku gak kerja. Anak-anak juga gak sekolah. Gak perlu pagi-pagi banget."

"Iya kamu gak apa-apa gak sarapan. Anak-anak udah biasa makan pagi. Aku gak mau mereka nunggu lama karena aku belum masak."

Wonwoo menghampiri Roa yang sedang memotong sayuran dan memeluknya dari belakang. Cuma sebentar sebelum Wonwoo melayangkan kecupan singkat di pipi Roa.

"Makasih yaa… kamu terbaik emang! Habis bikin sarapan aku tunggu di kamar. Awas kalau gak dateng!" Ancamnya.

"Udah siang! Kamu aja yang ngebo sendiri sana!"

"Aku tidak menerima penolakan yaa, Mi!"

"Bodo!"

Setelah beres masak dan makanan sudah siap, Roa menuju kamar anak-anak. Melihat anak-anak apa sudah siap untuk bangun.

"Sayangnya mami!! Udah bangun belum?"

Anak-anak masih tidur, tapi mendengar suara maminya mereka mulai merespon dengan menggeliatkan badannya.

"Udah siang, nih! Bangun yuk? Mami udah siapin sarapan juga."

"Ehm…" gumam Suji masih mengumpulkan nyawanya untuk bangun.

"Dek, hari ini ada tugas dari bu guru buat olah raga pagi loh! Yuk bangun sarapan terus olah raga?"

"Masih ngantuk, Mi!" Kata Sua yang masih tiduran.

"Mau tidur lagi apa ngerjain tugas dari bu guru nih? Yuk sekalian ajak papi olah raga juga biar gak tidur mulu tuh papinya."

"Aku mau bangunin papi!!" Kata Suji tiba-tiba semangat.

"Aku jugaaa!!" Sua jadi ikut-ikutan. Bagus lah. Emang anak-anak lemahnya sama Wonwoo doang. Heran.

Mereka bertiga rame-rame menuju kamar utama. Naik kasur lalu gangguin Wonwoo tidur dengan menoel-noel pipi Wonwoo.

"Papiiii!! Ayo bangun!! Kita harus olah raga pagi terus dikirim ke bu guru!!" Oceh Suji.

"Kalau papi gak bangun, aku bakal cabut bulu kaki papi!!" Ancam Sua.

Wonwoo masih diam tidak bergerak ataupun berbicara untuk merespon anaknya. Dirasa tidak ada respon, Sua mulai menarik bulu kaki yang ada di kaki Wonwoo.

"Aaaww!! Siapa yang jailin papi?" Dan bener langsung nyaut.

"Ayo banguuuun!!" Teriak Suji.

"Papi masih ngantuk. Lagian kan tangan papi sakit, gimana mau olah raga??"

"Yaudah… aku gak mau kalau papi gak mau nemenin." Ancam Sua yang kedua kalinya.

"Yaudah tidur sini sama papi. Ntar aja bangunnya." Wonwoo menarik Sua dan Suji biar ikutan tidur dengannya.

Roa yang dari tadi memperhatikan mulai mengeluarkan protesnya.

"Eeeehh kok tidur lagiii?? Mami udah bikin sarapan tuh!! Gaada yang mau makan?? Sedih nih mami."

"Mami sssshht!!" Ucap Wonwoo.

"Gaada ssht sssht an! Ini malah ngajarin anaknya males! Kamu juga bangun sana ikutan olah raga!" Roa menarik tangan Wonwoo agar bangun dari tidurnya.

"Kan tangan aku sakit. Gimana ikutan olah raga?"

"Tangan satunya kan bisa? Lagian olah raga di depan tv gak ngapa-ngapain juga. Bangun!"

Wonwoo akhirnya bangun. Roa maksanya udah di level teratas. Kalau dia gak nurut, beneran marah itu nanti.

"Yuk kakak, adek kita senam ya?? Bangun yuuuk!!"

"Makan dulu apa senam dulu?"

"Senam dulu aja," jawab Wonwoo.

"Mana hape kamu? Pake hape kamu aja ngerekamnya."

"Tuh di balik bantal. Aku jangan divideoin juga loh!"

"Di crop kan juga bisa ntaaar!!"

"Terserah kamu aja."

Wonwoo jalan males ke depan tv dan nyalain senam buat pagi ini.

🍑🍑🍑

17 Juli 2020

PAPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang