5. Belanja

605 56 0
                                    

Setelah gantiin baju anak-anak, Roa yang gantian siapin dirinya. Anak-anak pindah tangan ke Wonwoo. Mau keluar emang sebegini ribetnya. Belum nanti pas di luarnya. Makanya Roa itu sedikit males keluar bawa anak. Tapi kasihan juga sama anak-anak gak pernah main-main.

"Pi, nanti adek beliin es krim yaa? Tapi jangan bilang-bilang mami," bisik Suji ke telinga Wonwoo.

Lalu Sua ikut-ikutan juga. "Kakak juga ya Pi?"

Wonwoo seneng kanan kirinya di kelilingi anak-anak.

"Ntar kalau papi dimarahin mami gimana?"

"Gak apa-apa, kan papi yang dimarahin bukan kita."

Wonwoo merasa tertohok. Gini amat punya anak perempuan. Gak selamanya bisa dijadiin bahan gemes-gemesannya dia mulu, kadang juga ngeselin.

"Yaudah gak jadi aja. Papi takut kalau mami marah."

"Papiiiiii!!!" Rengek keduanya yang didengar Roa.

"Kenapa nih pada ngerengek? Padahal belum berangkat."

"Gak apa-apa, kamu udah selesai? Yuk berangkat!"

Akhirnya mereka berangkat ke mall terdekat dari rumah mereka. Terdekat juga sejaman ada di jalan sudah bonus macetnya.

Mereka menuju drugstore dulu cari barang-barang Wonwoo yang habis. Roa juga beli masker sepuluh bijian buat stock di rumah. Anak-anak sudah dipawangin sama Wonwoo karena tangan Roa lagi nentengin keranjang belanjaan.

"Pi, butuh apa lagi?"

"Gak ada. Itu anak-anak beliin jajan satu satu biar anteng." Wonwoo ngomong gitu karena lihat rak jajan yang gak begitu lengkap di sana. Soalnya anak-anak narik dia ke sana ke sini. Jadinya Wonwoo butuh senjatanya.

"Aku boleh beli lipstick gak? Hehe."

"Iya, beli aja."

"Makasih hehe mana kartunya?"

"Nih ambil sendiri di saku belakang. Ini tangan kalau dilepas bisa lari ini anak."

"Anak kamu tuh!"

"Anak kamu juga yee! Udah tau pass nya belum?"

"Ulang tahun kamu?"

"Enggak, ulang tahun kamu yang bener. Dah sana bayar!"

Roa senyum seneng. Soalnya bulan lalu dia pake, sandinya masih ulang tahun Wonwoo.

Mereka jalan lagi. Mata Roa masih aja lirik sana sini sampai matanya jatuh ke laneige store.

"Pi… sebenernya aku udah pengen lipstick merk nya itu dari dulu. Hmm tapi takut mau ngomong ke kamu."

"Yaudah beli sana!"

"Kamu yang bayarin kan?"

"Iyaaa."

"Mahal tapi," kata Roa sambil pasang muka sedih.

"Gak mungkin habis duitku cuma buat beliin kamu lipstick berapa ratus ribu doang."

"Pi… aku terharuuu huwaaa…"

"Heh malu diliatin orang. Udah sana ke tokonya!"

Setelah beberapa menit, Roa kembali dengan bungkusan di tangannya.

"Kamu tuh ya… bibirnya satu lipsticknya ada berapa juga gak keitung."

"Hehe kan dibuat ganti-ganti, Pi."

"Iyadeh… asal kamu seneng mah semua aku turutin."

"Hmm sebenernya tadi pengen beli yang merk dior sih, tapi karena aku masih punya hati nurani buat gak ngosongin dompet kamu jadinya minta yang murahan aja."

PAPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang