TIGA

10.7K 462 6
                                    

"Ini darah muda, darahnya para remaja~" bukannya menjawab pertanyaan serius Lisa, Mawar malah bernyanyi dangdut.

"Gue nanya serius, anjir."

"Serius-serius amat," balas Mawar.

"Serius itu darah apa?" tanya Lisa lagi.

"Darah orang, tadi gue abis bantuin orang berdarah gitu. Mungkin disitu kali baju gue jadi ada darahnya gini." Jelas Mawar.

"Nolongin siapa? Cowok atau cewek? Cakep?!" Tanya Lisa dengan tidak sabaran.

"Cowok, kayaknya satu sekolah deh sama Lo," jawab Mawar cuek.

"Serius?!"

"Ish, berisik. Serius-serius mulu lo," kesal Mawar.

"Udah ah, gue mau pulang. Males urusan sama nenek-nenek kayak Lo, bye." Ucapnya sambil berlalu tanpa peduli dengan teriakan Lisa dengan tangan kanannya yang melambai seperti Miss World tanpa membalikan badannya.

☠️☠️☠️

Disebuah ruangan yang bercat putih dengan bau obat-obatan. Erick tengah berbaring dengan sebuah ponsel digenggamannya. Dibolak-balik ponsel itu. Pemiliknya mungkin lupa membawa ponselnya. Namun itu membuat Erick senang, artinya ia bisa bertemu dengan gadis itu lagi.

Ditekannya tombol power ponsel pintar itu hingga nampak lah wallpaper yang menunjukan foto seorang pria Asia bermata sipit dengan garis wajah tegas serta rambut berwarna biru. Seketika ia kesal melihat wallpaper itu. Kenapa harus foto pria berwajah cantik itu yang ada di ponsel gadisnya. Sepertinya ia mulai gila, menganggap gadisnya. Biarlah, toh itu akan terjadi, pikirnya.

Erick tidak dapat membuka ponsel itu karena pemiliknya menggunakan sandi untuk membukanya. Apa ia minta bantuan dengan yang ahlinya saja? Tidak tidak. Itu melanggar privasi orang lain. Ia tidak akan melakukannya sekarang, mungkin nanti. Siapa tahu.

Sekarang Erick benar-benar dilanda kebosanan. Sendiri dalam ruangan yang menurutnya sangat-sangat ia hindari. Ia benci rumah sakit. Ia tidak suka berada disini, karena menurutnya hanya orang lemah yang ada disini, dan ia termasuk itu. Ia benci menjadi lemah seperti ini, sama sekali bukan dirinya.

Karena bosan, ia membuka handphonenya lalu beralih ke aplikasi YouTube. Menonton apa saja yang menurutnya menarik. Namun matanya yang tajam melihat satu video yang terdapat seorang gadis mirip gadisnya. Ia pun memutar video tersebut. Dan benar ternyata itu adalah gadisnya. Astaga ternyata gadisnya sangat lihai menarikan sebuah lagu yang tidak ia mengerti artinya, namun yang pasti lagu itu bukan dari negara ini. Ia fokus terhadap wajah sang gadis yang menampilkan berbagai ekspresi sesuai dengan nada lagunya seolah ia mengerti akan makna lagu tersebut. Setelah video tersebut habis, ia mencari tahu akun YouTube yang telah memposting video tersebut. Ternyata oh ternyata lumayan banyak video yang di upload di channel youtubenya ini. Fokusnya kini adalah nama akun YouTube tersebut yaitu MxR apa artinya? Maw? Tadi gadis itu menyebut sesuatu seperti Maw tapi tidak begitu jelas, sepertinya ingin melanjutkan tetapi tidak jadi karena teman-temannya datang.

Erick menelusuri akun YouTube tersebut dengan memutar video-video yang diunggah disitu. Lalu ia menyadari bahwa beberapa background dari video tersebut adalah sekolah yang ia tempati juga namun sepertinya itu bukan SMAnya melainkan SMKnya. Tetapi tetap satu yayasan dengan SMAnya.

Setelah keluar dari tempat menjijikan ini ia harus ke SMK Faresta ini. Harus. Untung saja besok Erick sudah diperbolehkan pulang. Meskipun harus istirahat dulu di rumah dan tidak diperbolehkan melakukan aktivitas yang berat. Namun Erick bukan orang yang hanya bisa duduk santai disaat ia begitu ingin bertemu dengan gadisnya.

Ditengah pikirannya yang entah kemana saja, tiba-tiba ponsel gadis itu berbunyi. Erick segera mengangkat telepon tersebut, namun ia sempat tertegun dengan nama id si penelpon, oppa?

DERICKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang