Ketiga remaja yang menatap kedatangan seorang sahabatnya yang berjalan dengan tersenyum tidak jelas bahkan terkekeh sendiri itu membuat ketiganya menatap satu sama lain. What happened?
"Lo kenapa, Rick?" Tanya Dika dengan menatap aneh sahabatnya itu.
Keempatnya memang sekelas dan mereka kini berada dikantin sekolah karena jam kosong, serta guru hanya memberikan tugas yang tentunya belum mereka kerjakan. Duduk dipojokan kantin dekat dengan tukang bakso.
"Erick," panggil Dika yang membuat Erick menaikan sebelah alisnya lalu duduk disamping Dika.
"Lo sehat?" Kini giliran Roni yang bertanya dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Erick.
"Gue liatin Lo dari tadi senyum-senyum, gue takutnya Lo kenapa-kenapa, sumpah dah. Gue lebih baik liat Lo berantem. Suer deh." Terang Erlan sambil mengangkat tangannya membentuk huruf 'V'.
"Emang gue tadi gimana?" tanya Erick pada ketiganya.
Roni langsung saja memperagakan ekspresi Erick yang tersenyum-senyum tidak jelas. Namun ia malah dibuat berlebih-lebihan. Muka yang sengaja dibuat jelek. Hingga membuat Dika dan Erlan tertawa terbahak. Namun Erick malah menoyor kepala Roni yang menurutnya abstrak. "Sialan."
"Aduh, Erick. Kepala gue ini, woy" tangannya mengusap bagian kepalanya yang habis di pukul Erick. "Gue kan cuma meragain,"sambungnya.
"Oh." Balasan acuh Erick yang membuat Roni mendengus kesal.
"Gue udah jadian sama Mawar." Ucapnya tiba-tiba hingga membuat ketiga sahabatnya berteriak seolah tidak percaya.
"APA?! Erick kita udah dewasa, guys." Seru Erlan heboh.
"Kudu di rayain ini, tumpengan tujuh hari tujuh malem, kalo perlu sebulan." Tambah Roni yang semakin heboh dengan memukul-mukul meja.
"Serius Lo? Cepet amat." Dika seakan masih tidak percaya. Baru kemarin Erick menunjukan foto Mawar namun hari ini keduanya sudah taken.
"PJ lah PJ." Pinta Roni semakin heboh.
"Hmm, ambil aja." Sontak perkataan Erick membuat ketiganya semakin heboh dah pergi meninggalkan Erick yang tersenyum tipis melihat kelakuan ketiga sahabatnya. Jika dalam urusan makan saja mereka cepat sekali. Apalagi yang berbau gratisan.
Ketiganya kembali setelah mendapat makanan yang mereka inginkan serta minuman.
"Dika kalah nih sama Erick. Dika yang dari jaman batu sampe jaman purba kagak maju-maju hubungannya." Sindir Roni sambil memasukan somay kedalam mulutnya lalu ditambah dengan semangkuk soto plus nasi.
"Sialan Lo, seenggaknya gue lebih baik daripada yang ditinggalin tanpa alasan." sindir Dika pada Erlan yang ingin menyuap ayam bakarnya jadi tidak jadi.
"Oh main ceng-cengin nih, oke" Erlan tidak terima perkataan Dika.
"Ya elah, baper." Saut Roni.
"Kenyataannya begitu." Sambar Erick yang sedaritadi memperhatikan mereka.
"Oh gitu, Rick. Mentang-mentang sekarang udah punya cewek, cengin gue."
"Si Erick kalo ngomong langsung ngena ye, hahahaha." Dika tertawa keras melihat Erlan yang baper akan ucapannya.
"Mendingan dia kagak ngomong daripada sekalinya ngomong langsung jleb gitu." Tambah Roni.
"Daripada Lo yang takut sama cewek
sendiri" Ucap Erick tanpa memandang Roni yang tersedak sotonya."Elo cengin orang mulu ntar dapet karma loh." Balas Roni yang kini mendapat giliran.
"Masa?" Tanyanya seolah meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERICK
Teen Fiction🎖️#1 - smk 🎖️#1 - tawuran ATTENTION!!! PLEASE PARA PLAGIATOR MENJAUH DARI LAPAK INI, TY. "Mulai sekarang Lo jadi pacar gue." Sontak saja ucapan Erick membuat Mawar melotot terkejut dan tidak terima. Untuk mengambil ponselnya yang tertinggal ia har...