terlupakan

33 3 0
                                    

Kini kedua orang tua hafidz dan raya telah berada di rumah sakit, untuk menjaga dan menemani anak nya.

"Tante, om. Kalian yang sabar ya aku tahu ini pasti berat buat kalian, apalagi orang tua raya. Jujur kita pun merasakan hal yang sama" ucap nayla mencoba untuk menguatkan mereka.

"Iya nak, terima kasih. Tapi lebih baik kalian kembali lah, takut nanti orang tua kalian khawatir" ucap rena ibunda raya.

"Iya tan, nanti kalau ada apa-apa sama raya dan hafidz langsung kabarin kita ya tan" kini riyan yang berbicara.

"Iya, nanti kita kabarin. Makasih ya udah bawa mereka ke rumah sakit" jawab fadli ayah hafidz.

"Iya sama-sama, kita pamit ya" ucap mereka bersama lalu pergi.

Kini di ruangan serba putih hanya ada hafidz dan raya yang terbaring lemah di temani oleh kedua orang mereka.

Mereka begitu sedih, melihat keadaan anak mereka yang tidak seperti biasa, tidak ada lagi tawa dan canda. Kini yang ada hanyalah kesedihan dan air mata.

"Ya Allah, aku mohon sadarkan raya. Aku menyesal atas apa yang aku lakukan, aku merasa gagal sekarang" ucap hafidz dalam hati, lalu meneteskan air mata.

"Kamu kenapa nangis sayang, ada yang sakit?" tanya orang tua hafidz.

Hafidz hanya menggeleng lemah, lalu kembali menatap ke arah raya yang belum juga sadarkan diri.

"Dia siapa kamu nak?" ucap fadli

"Dia, calon menantu kalian" jawab hafidz yang masih menatap ke arah raya.

"Kamu ini, sakit masih sempet-sempet nya becanda" ucap kedua orang tua hafidz.

Hafidz hanya menanggapi nya dengan senyuman kecil di bibir nya.

"Ntahlah Tuhan, aku rindu dia sekarang. Meski ia ada di depan mata ku, aku rindu senyum nya, rindu sifat dingin nya padaku. Aku suka dia yang kuat, bukan yang lemah seperti sekarang. Kalau pun ia sadar, apakah ia akan mengingat ku? Dengan luka di kepalanya? Tapi setidak nya ia lupa masalalu suram nya, meski aku pun juga terlupakan" geming nya dalam hati.

Hafidz kembali menitikan air mata, ia begitu lemah untuk menahan air matanya saat ini. Ia berusaha menyembunyikan rasa sedih nya, namun ia tak mampu.

Tak lama raya sadarkan diri.

"Ehmm, aku dimana?" ucap nya yang mulai sadarkan diri.

Raya memerjapkan mata nya, menyesuai kan cahaya lampu masuk kedalam mata nya.

"Kamu di rumah sakit sayang" jawab rena.

"Kalian siapa? Aku siapa?" tanya nya lagi.

"Aku ibumu nak, dan dia ayah mu. Kau raya sayang" tutur rena lembut.

"Aku gak ingat apa-apa" ucap raya yang masih tak ingat apapun.

"Mah, pah, raya udah sadar" ucap hafidz.

"Iya sayang, kamu mau liat dia? Ayok mamah bantu" jawab nya.

Hafidz pun menghampiri raya, dengan di bantu oleh ke dua orang tua nya.

"Hai ray" ucap hafidz lembut sembari tersenyum.

"Kamu... Aaargh kepala ku sakit" jawab raya sembari merintih kesakitan.

"Ehh, ray lu kenapa" tanya hafidz bingung.

"Sayang, bentar ya bunda panggil dokter dulu" ucap rena.

Dokter pun datang, dan mulai memeriksa keadaan raya.

"Pasien telah kembali mengingat ingatan nya sedikit, namun sebaik nya tidak di paksa kan. Karna bisa fatal nanti nya" ucap dokter permana.

"Baik dok, terima kasih. Tapi apa kah akan lama untuk anak saya mengingat semua?" tanya rena.

"Kalau itu saya tidak bisa pastikan, baiklah alau begitu saya akan memeriksa pasien lain" jawab dokter permana.

"Baik dok".

Raya kini sedang beristirahat, begitupun dengan hafidz. Ia senang karna ingatan raya sedikit demi sedikit akan kembali, meskipun ia tak tahu kapan dirinya di ingat oleh raya.

***
Hai gaisssss, agu kambek.
Gmn? Ia tau kek biasa absrd
Klo bnyk typo maapin yaa.
Btw bantu 0,1 ya gaisss.

Ywdhh jan lupaa
Comment, share, and votee.
Thanks for hampir 0,1 nya :v
Thanks too 0,4 readers:v.

BADBOY'S ALIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang