Jam di ponsel aza telah menunjukan pukul 19:30.akhirnya aza sampai di tempat acara berlangsung.setelah hampir dua jam aza di salon.tentu saja di sertai iming-iming cupcake kesukaan aza.kalau tidak,aza pasti akan menolak untuk di dandani dengan sedemikian rupa.
Kini aza berdiri di lorong menuju taman tempat berlangsungnya acara.aza terlihat cantik dengan balutan dres lengan panjang selutut,rambut yang di tata bergelombang,dan yang natural,tapi justru memancarkan kecantikan alami aza.
Mama menolak,ketika sang perias menawarkan riasan dengan tema glamor pada aza.dia merasa anaknya sudah sangat cantik dengan riasan natural.lagi pula riasan glamor rasanya terlalu menor untuk remaja seusia aza.
"Aza,kamu tunggu disini sebentar ya.mama mau jemput zeno sama jelo dulu di parkiran.soalnya mereka gak nemuin jalan buat masuk."
Ya maklum sih.tempat berlansumgnya acara ini sangat besar mirip istana.katanya sih tempat ini adalah milik tiga perusahaan ternama yang bekerja sama.termasuk perusahaan kakek yang di turunkan ke papa.
"kira-kira lama gak ma?"
"Enggak akan lama kok.tunggu ya,."
"Iya"aza mengangguk
Mama pergi.dan aza tinggal sendiri di lorong ini,entahlah apa ini bisa di sebut lorong?karena jalan ini cukup besar untuk di sebut lorong.
Aza memasang earphone dan mengaktifkan mode acak.di sunyinya koridor ini,lagu memories dari Shawn Mendes terputar.
aza suka lagu ini..
aza meruntuki dirinya yang tak merasakan masa kecil seperti kebanyakan anak lain.sejak aza masih berusia 8 tahun, aza mengidap penyakit mental 'anti sosial' yang membuatnya takut akan keramaian,suara berisik,orang baru,juga cahaya yang berlebihan.penyakit mental tersebut menyebabkan aza lupa akan sebagian ingatan masa kecilnya.penyakit tersebut juga yang menyebabkan aza harus menempuh pendidikan SD dan SMP nya di rumah dan menjalani terapi secara bertahap bertahun-tahun agar bisa hidup seperti remaja pada umumnya.Koridor ini terasa sepi.tiba-tiba aza merasakan ada suara langkah kaki mendekat.aza menegak, saat mengetahui si pemilik suara langkah kaki tersebut.
Dia.
Orang itu.si laki-laki berhoodie hitam yang tak sengaja aza temui waktu itu.Lelaki itu terlihat sedikit terkejut dengan keberadaan aza pada pesta tersebut.mereka berdua sama-sama diam saling menatap beberapa detik,sampai akhirnya aza tersadar dan mengalihkan pandangan ke sembarang arah.
Apa ini kebetulan?kenapa dia juga ada di sini?
Tiba-tiba semua lampu koridor mati.menyebabkan aza ketakutan.refleks aza menarik lengan laki-laki itu kedalam dekapannya nya.laki-laki tersebut terkejut bukan main.
"Ma..maaf.jangan tinggalin ssaya.sa.. saya takut gelap."dengan susah payah aza mencoba berbicara sesopan mungkin walaupun rasa sesak di dada nya semakin menjadi.Lelaki itu tak bereaksi banyak.cukup mengerti terhadap ketakutan aza.dia mengambil ponselnya,dan menyalakan lampu senternya.lelaki tersebut menuntun aza untuk berjalan keluar koridor.
"Jangan takut.kita harus cari tempat yang terbuka"suara beratnya sedikit menenangkan aza.entah kenapa,aza menurut dan ikut berjalan.
""
Setelah hampir tiga puluh menit menyusuri koridor besar ini di tambah beberapa kali nyasar, akhirnya aku dan laki-laki misterius ini sampai ke tempat berlangsungnya acara.tepatnya di luar ruangan di sebuah taman luas di ujung koridor.
Tampak banyak lilin-lilin yang di sediakan di atas meja-meja bundar.memberi banyak cahaya yang cukup untukku bernafas lega.
Tempat ini sudah ramai oleh banyak tamu undangan dan juga suara musik yang berasal dari atas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changes
Teen FictionMempunyai riwayat gangguan kepercayaan diri membuat aza sangat membatasi diri terhadap orang luar. Hal itu membuatnya harus home schooling selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya pada jenjang sma, aza di tuntut untuk mulai membuka diri pada orang lai...