Setelah melewati masa-masa canggung di sepanjang perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai juga di tenda kelompok mereka.
"Wuiiiiiii dari mana aja kalian bedua?" Suara melengking jin adalah yang pertama mengintrupsi mereka saat menginjakkan kaki di sana.
Aza hanya menengok dan tersenyum kikuk. Ia tak tau bagaimana caranya menjawab pertanyaan melengking itu. Rey sudah membuka mulutnya, hendak menjawab pertanyaan sang pembimbing kelompok. Namun suara menyebalkan chico lebih dulu mengintrupsi.
"Hmmmm gue mencium bau penghianatan nih..." chico mengelus-elus dagunya dramatis.
Rey baru saja ingin menjawab saat sebuah suara lagi-lagi mengintrupsi. Kali ini aca.
"Kok bang rey sama kak za bisa barengan?"tanya nya dengan ekspresi bak detektif conan yang sedang menyelidiki kasus pencurian.
"Ta-" belum juga rey menyelesaikan ucapannya, tapi suara jin buru-buru memotong.
" hayoooo dari manakah gerangan kalian?" desak jin dengan wajah jail nya.
"Tega ya lo rey. Maen nikung ae... lo kan temen gue. Bahkan tadi malem juga kita tidur bareng. Lo gak inget rey."
Aca bergidik jijik. "Euuuuuww kata-katanya kok ambigu ye? Telinga dedek ternodai."
Di tengah keributan para monyet lepas, hanya lea yang paling tenang. lea hanya terduduk santai sambil asyik pada ponselnya.
"Malah bengong. Kalo orang nanya itu jawab elahh" ucap jin ngegas
Rey naik pitam. "DARI TADI JUGA MAU JAWAB TAPI DI POTONG-POTONG TERUS SAMA KALIAN"
Chiko, aca dan jin saling merapat satu sama lain. Mereka benar-benar terkejut dengan jawaban rey yang sungguh menggetarkan telinga.
"Wanjaaai ngegas!!" Chico berseru heboh.
triiing!
Ponsel aza bersuara, menandakan sebuah pesan masuk. Ia segera mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengirim pesan padanya.
Unknow nomber?
+62****
Ke taman sekarang.Aza mengernyit.
"BODO AMAT. KALEAN YANG DULUAN NGEGAS YA!" rey berkata nyaring
"Yaudah tinggal jawab aja elah" chico tak mau kalah.
Suara pertengkaran rey dengan para toa masjid lainnya menjadi backsound kebingungan aza.
To : +62****
Siapa ya?+62****
Nanti juga tauAza pun memutuskan untuk pergi ke taman. Ia hendak meminta izin pada jin namun sayang nya pembina kelompoknya itu masih sibuk berdebat hebat. Kini permasalahannya makin melebar membuat aza semakin kebingungan.
Melihat aza yang kebingungan, lea memberi isyarat pada aza untuk segera pergi. "Udah gak papa. Biar nanti gue yang ngomong sama bang jin"
Aza pun mengangguk dan segera pergi ke taman.
Sesampainya di taman, ia tak melihat siapapun di sana. Mengingat semua orang sedang berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.
+62****
Tunggu di kursi taman.Aza pun duduk di salah satu kursi taman terdekat. Ia hendak mengirimkan pesan saat sebuah suara membuatnya menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changes
JugendliteraturMempunyai riwayat gangguan kepercayaan diri membuat aza sangat membatasi diri terhadap orang luar. Hal itu membuatnya harus home schooling selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya pada jenjang sma, aza di tuntut untuk mulai membuka diri pada orang lai...