Dia milikku

5 0 0
                                    

"aku sekolah dulu. Kalau ada apa-apa kau bisa menggunakan handphone pintar mu itu untuk menghubungi ku dan jangan lupa minum susu hamil mu!" itu adalah kata terakhir yang Jeslyn dengar sebelum Jungkook benar-benar pergi.

Hari ini, terik matahari sangat terasa panas. Padahal ini adalah Jam olahraga untuk kelas Jungkook. Sekarang mereka semua berada di lapangan, karena materi kali ini adalah bermain bola kasti. Dalam satu kelas, terdapat 2 kelompok perempuan dan 2 kelompok laki-laki.

Kelompok laki-laki bermain terlebih dahulu. Dan Jimin adalah pemukul bola yang pertama. Sementara Jungkook menjadi lawan yang berdiri di depannya untuk menangkap dan melempar bola.

Jungkook melemparkan bola saat permainan dimulai. Dan dengan cepatnya Jimin memukul bola kasti tersebut, tapi bola itu terpantul terlalu cepat hingga mengenai dada bidang Jungkook.

"ah!" ringis Jungkook, tapi ia masih berusaha menangkap bolanya kembali.

"Tch, bajingan lemah!" Jimin lari dengan kencangnya sambil melontarkan sebuah kata yang membuat Jungkook benar-benar seperti monster yang bangun dari tidur nya.

Jungkook melemparkan bolanya kembali dengan sekuat tenaga ke arah Jimin. Dan sangat tepat! Bola itu berhasil mengenai kepala Jimin. Hingga kepala Jimin sedikit membengkak akibat lemparan Jungkook yang terlalu keras.

"sialan! Kau ingin membalas dendam hah?! Bajingan kau!" Jimin berhenti dan langsung berbalik. Berlari ke arah Jungkook.

Bughh!!

Satu pukulan mendarat di pipi Jungkook.

Bughh!!

Jungkook membalas pukulan Jimin. Semua orang berkerumun, anak laki-laki lain berusaha memisahkan perkelahian yang terjadi antara Jungkook dan Jimin.

"jangan memaksaku Jimin! Hentikan! Aku tak ingin kita seperti ini! Jangan memancingku! Kau sahabatku!" saling menarik kerah, mereka berhenti sejenak. Jungkook menatap Jimin dengan setetes air mata yang turun membasahi pipinya. Jujur, ia sangat tak ingin Jimin seperti ini karenanya. Hanya Jimin sahabat sejatinya.

"Mwo (apa)? Sahabat? Kau fikir dengan menghamili kekasih ku, kau masih sahabatku?! Tidak!! Aku tak sudi Jungkook! Enyahlah kau dari muka bumi! aku membenci mu! "

Bughh!!

Tanpa sadar, Jimin juga ingin meneteskan air mata. Sebenarnya ia Juga sangat rindu dengan masa-masa persahabatan nya dulu. Tapi apa boleh buat, emosi dan ego menutupi fikirannya. Menutupi rasa kasihan dan rasa baiknya pada Jungkook.

Ia sangat mencintai Jeslyn, bahkan jika ia harus mati karena ulahnya sendiri sekarang. Karena cinta yang telah lama ia jalin dengan baik, meninggalkan nya dengan cara yang tidak baik. Membuat hati nya mati, dan tak akan hidup kembali. Menjadikan ego dan kebencian terus menghantui dan perlahan tumbuh dalam hati.

Sekarang mereka di dalam ruang guru, sedang berbicara enam mata dengan wali kelasnya perihal perkelahian yang terjadi. Jungkook dan Jimin sangat bingung ingin mengatakan apa, ia tak mungkin bilang bahwa ini semua karena Jimin kecewa ia menghamili Jeslyn. Lagi pula bukan Jungkook, tapi si bajingan sialan dan brengsek itu yang menghamili Jeslyn.

"aku tak meminta kalian menceritakan apa yang terjadi. Aku paham, sangat paham nak" ucap laki-laki bernama Song Hanbyul, sang wali kelas.

"mencintai itu boleh, tapi kamu harus merelakannya ketika ia sudah menjadi milik orang lain" Hanbyul menatap ke arah Jimin. Ia sangat tahu inti dan akar permasalahan nya, entah dari mana ia tahu, tapi berita itu memang sangat cepat tersebar.

"dan kamu harus terbiasa dengan perubahan yang tak terduga nantinya" sekarang beralih menatap Jungkook.

"sebaiknya urusan pribadi itu tidak di permasalahkan di area sekolah. Lebih baik kalian selesaikan di tempat lain, seberat apapun masalahnya. Selesaikan secara baik-baik ,dengan kepala dingin dan fikiran yang dewasa. Aku yakin kalian pasti mengerti apa yang ku katakan, sekarang kalian bisa keluar. Tapi tolong, kalau bisa kalian jangan ulangi lagi" Hanbyul mengatakan dengan sangat hati-hati. Ia tak ingin melukai perasaan Jimin dan Jungkook.

Yuanfen -JJK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang