*Apa Kabar Kamu...???

183 9 0
                                    


Brrrrruuuuuukkkkkk....

Killa,merebahkan badannya di kamar. Banyak pertanyaan dalam benaknya. Sudah hampir setengah tahun,Arra dan Killa tak satu sekolahan lagi.

"Apa kabarnya,Arra yah?". Bertanya dalam hatinya.
"Apa waktu itu gue terlalu jahat sama Dia?".

"Hmmmm.......". Melamun bentar.

"Ikh,kok aku jadi mikirin Arra sih. Wah,ada yang gak beres nih dengan otak gue atau mungkin hati gue".

"Tapi,gue rindu Dia".

***
Gue kira,rindu itu hanya sebentar saja. Ya mungkin hanya sebagai angin lalu. Tapi nyatanya tidak. Semakin hari,semakin menumpuk rindu itu. Membuat hati terasa sangat sesak. Apa gue sudah jatuh cinta dengan Arra. Seseorang yang gue anggap sebagai "Playboy cap kampret".


Eith.... tungu....tunggu. kayanya ada yang salah deh. Iya sikap gue dulu yang terlalu dingin sama dia. Itu yang paling fatal salahnya. Yang ngebuat Dia,pindah sekolah.
Nah sekarang mampuslah gue. Gue sangat rindu sama dia.

"Kil,Killa...!". Suara Bunda memanggil. Itu tanda nya. Waktunya cemilan sore.

"Iya,Bun". Jawab gue.

"Sini bentar".

"Ada apa,Bun?". Tanya gue.

Bunda yang sedang mengupas mangga dengan aroma yang sangat menggoda.

"Hmmmmm,wangi bener ini mangganya Bun". Gue sambil mencium-cium mangga yang belum di kupas.

"Isshhh.... di cium-cium". Tegur Bunda.
"Hehhehee.... habis bau nya enak sih Bun". Gue hanya bisa nyengir tersipu malu.

Bunda,terus mengupas mangganya.

"Ini mangga paling enak loh,Kil".

"Masa sih,Bun. Emang mangga apa Bun?".

"Mangga bedong gincu. Kalau di Jakarta itu banyak di jual di toko-toko buah. Tapi kalau di sini agak susah dapat mangga ini".

"Owh....". Jawab gue singkat. Sambil sesekali mengambil potongan mangga yang sudah di kupas Bunda.

***
Ritual makan mangga telah selesai. Serem bener yah,makan mangga aja pakai ritual. Maksudnya kebiasaan nyemil di sore hari telah selesai. Gue,siap-siap mandi sore.
Lalu malam nya lanjut untuk sekedar menuliskan tinta rindu dalam hati gue. Entah lah,itu rindu atau hanya rasa bersalah gue. Tapi ini rasanya itu seperti premen nano-nano itu. Banyak rasanya.
Sampai rasa sebel pun ada. Ya,bagaimana gak sebel. Ketika orang itu telah pergi. Barulah hati sadar. Kalau dia sangat berarti.

Gombal..... tapi beneran kok. Gue sangat rindu dengan Arra.

Huuuuuffffftttttt.....

"Arra,lo dimana sih. Gue rindu sama lo tau". Ucap gue lirih.

Akhirnya,gue putuskan menulis tinta rindu di diary gue. Teruntuk dia si kampret yang telah mencuri hati gue.

"Selamat malam Arra,
Selamat malam rindu.
Gue malu sebenarnya,kalau gue mengakui. Saat ini,gue sangat merindukan lo Ra.
Tapi bagaimana lagi.
Rindu ini membuat hatiku semakin sesak.
Entah lah, ini rindu atau hanya rasa bersalah.
Tapi.....
Ini rindu kok,Iya ini rindu.
Gue sangat merindukan lo Ra.
Arra,sebentar lagi kelulusan sekolah.
Tapi pasti gak bakalan seru,
Karena gak ada lo yang selalu gangguin gue.
Tapi,ya sudahlah.
Lo baik-baik deh disana.
Kali saja,suatu saat kita bertemu disaat kita sama-sama telah dewasa.
Arra,gue rindu".

Seulako,7 juni 1998

"Ra,gue rindu. Kapan kita bertemu".

"Selamat,tidur Ra".

#Syakillaperempuanbercadar

"Syakila,Perempuan Bercadar"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang