3

8 2 0
                                    

Rion mendapatkan satu notifikasi di ponselnya.

mndalorenz mengikuti Anda

"Busett, cakep banget. Harusnya tadi gue mampir nyusup ke Pelita hahaha," kata Rion dengan jiwa playboy miliknya yang seakan memberontak keluar.

Leo yang sedang menyiapkan PS melihat sahabatnya yang senyum-senyum seperti orang sinting.

"Ngapain lo cengengesan kayak orang gak waras?" tanya Leo.

"Kepo," jawab Rion singkat. Masih ngepoin instagram cewek yang barusan mengikutinya.

diikuti oleh alvno.gr, reinaaa_ dan 2 lainnya

Rion mengerutkan dahi dahinya. "Tumben Alvin ngikutin cewek." gumamnya mengingat Alvin yang sangat setia dengan pacarnya hingga jarang mengikuti perempuan kecuali jika benar-benar penting. Apalagi pacar Alvin itu lumayan cemburuan. Jika ia menjadi Alvin, ia tidak akan sudi menjadi bucin seperti itu. Memang dasar otak kadal si Rion.

Ia membuka instagram Alvin, tetangga satu kompleknya yang sama-sama pemain basket. Hanya saja mereka beda sekolah. Yang ia ketahui Alvin bersekolah di SMA Pelita, mengikuti pacarnya sejak SMP. Berbeda dengannya, ia bersekolah di SMA Garuda Muda bersama Leo. Kurang bucin apa coba si Alvin ini.

"Oh temen pacarnya," gumam Rion setelah kegiatan stalkingnya. Dipikir cewek aja yang bisa stalking? Cowok itu kalau mau stalking, skill cewek mah lewat. Ibaratnya kalo cewek stalk cuma nemu akun socmed, kalau cowok stalk dengan niat pasti nemu sampe nama lengkap, tanggal lahir, weton dan alamat. Sekalian fotonya nanti dicetak empat kali enam. Habis itu tinggal siapin ajian plus kemenyan, terus pelet deh. Dah nyantol itu cewek. Hahaha.

"Yon, jadi main bola gak? Kurang baik apa gue? Udah siap, nih," omel Leo sambil menyalakan PS.

"Wait, bro." kata Rion kemudian duduk di meletakkan ponselnya dan mengambil salah satu stik PS.

----

Leo mengucek matanya, ia terbangun. Tanpa ia sadari, dirinya tertidur setelah sholat dzuhur tadi.

Matanya melirik Rion yang tidur di karpet dengan stik PS di tangannya dan satu toples camilan yang dibiarkan terbuka.

Melirik jam dinding, sudah jam empat sore. Ia membangunkan Rion untuk segera sholat.

"Yon, jam empat, nih," katanya sambil menggoyangkan bahu Rion.

Rion membuka matanya. Ia bangkit, kemudian mengusap wajahnya dan sedikit meregangkan badan. "Jam berapa tadi kata lo?"

Leo menunjukkan empat jari tangannya.

"Ohh, baru jam empat juga," katanya kemudian tidur lagi.

Leo menyentil kepala Rion, "Lo bilang Kak Maura ada di rumah. Lo mau diomelin lagi?"

Seketika Rion membelalakkan matanya. Maura adalah kakak Rion yang baru menikah bulan lalu. Kebetulan ia pulang ke rumah bersama suaminya untuk berkunjung. Yang paling Rion benci adalah, kakaknya itu terlalu galak dan lebih suka mengomel. Apalagi omelannya yang bikin kuping bergetar dan hati nurani bergoyang itu. Udah lengkap kayak lagunya mbak Ayu Tong Tong.

Berdiri, Rion berjalan ke kamar mandi dan mencuci wajahnya. Sedangkan Leo membereskan kamarnya yang saat ini sangat berantakan.

Setelah mencuci wajah sekedar menghilangkan kantuk, Rion kembali ke kamar Leo.

Melihat Leo yang beres-beres, ia menawarkan bantuannya, namun Leo menolak.

"Langsung balik aja, nanti kakak lo ngamuk,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

L U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang