14 : Sakit

10.8K 612 7
                                    

Give me your vote and comment.

*****&*****

Di depan rumah, Diva berkutat dengan buku dan pensil. Matanya sesekali melirik rumah Rangga. Dia berharap bisa melihat pria itu di hari minggu ini. Namun, nyatanya tak ada tanda-tanda kehidupan disana. Rumah tampak seperti tidak berpenghuni.

Diva menghela nafas. Hampir satu bulan ini ia jarang berkomunikasi dengan Rangga karena dirinya sibuk belajar untuk ujian. Begitupun Rangga yang sibuk dengan pekerjaan. Dia menjadi rindu pria yang suka bertingkah seperti anak remaja itu, padahal umurnya sudah tiga puluhan.

"Kamu lihatin apa, Div?" Tanya Nicholas yang datang bersama istrinya, Alfi. Lalu disusul oleh Resya dan anaknya.

"Gak lihatin apa-apa kok, Om," jawab Diva disertai senyuman.

"Hm, yakin nggak lihatin apa-apa? Bukannya lihatin rumah Rangga?" Ledek Resya membuat Diva tersipu malu.

"Apaan sih, tante," ucap Diva kemudian kembali menulis.

"Percuma kamu cari dia, Div. Gak bakal kamu temuin dia di rumah itu. Dia kan lagi sakit dan ada di rumah ibunya," jelas Alfi membuat Diva mendongak.

"Om Rangga sakit? Sakit apa Tante?" Tanya Diva dengan nada khawatir.

"Loh, emang Rangga gak kasih tahu?" Tanya Resya yang dibalas gelengan oleh Diva.

"Rangga demam, asam lambungnya tinggi, dan anemia karena terlalu sering begadang," ucap Resya menjelaskan keadaan Rangga.

"Om Rangga sakit sejak kapan, Tan?"

"Setahu aku sejak dua hari lalu sih. Kemarin baru pulang dari rumah sakit," jawab Resya.

"Makasih infonya, tante. Yuk kita masuk ke dalem." Diva mengajak masuk sang tamu.  Kemudian, Diva langsung ke kamar dan berdandan. Dia meraih sling bag lantas keluar lagi. Dia menemui Sinta untuk meminta izin. Dia ingin pergi ke rumah Rangga untuk melihat keadaan pria itu.

"Ma, Diva izin pergi ya?" Pamit Diva ketika Sinta sedang membuat minum untuk tamu.

"Pergi kemana?"

"Ke rumah Om Rangga yang satunya. Katanya Om Rangga sakit."

"Oh, ya udah sana. Jangan sendirian, ajak Dava atau adik kamu."

"Iya, makasih Ma." Diva mencium pipi Sinta kemudian mengucap salam.

Diva pun keluar bersama Erlan. Mereka menggunakan mobil dengan Diva yang menyetir karena Diva yang sudah memiliki SIM. Erlan hanya duduk di kursi penumpang sambil bermain game di ponsel. Cowok itu tidak ada niat sedikitpun untuk memulai pembicaraan. Memang Erlan begitu pendiam, beda dengan Ethan yang cerewet seperti Dava.

Setelah sampai, Diva dan Erlan turun dari mobil. Diva tadi sempat membawa buah-buahan dan bubur ayam untuk Rangga. Tidak enak jika dirinya menjenguk tanpa membawa buah tangan.

Diva memencet bel beberapa kali. Tidak perlu menunggu waktu lama, pintu terbuka. Diva tersenyum ketika yang membuka pintu adalah suami kakak Rangga. Untungnya, kakak ipar Rangga itu ramah. Jadi, senyuman Diva dibalas.

"Anaknya Ray kan ya?" Tanya Safira, kakak ipar Rangga.

"Iya, Tante."

"Eh, silahkan masuk," suruh Safira. Diva dan Erlan mengangguk dan duduk di sofa ruang tamu.

"Tumben kesini. Ada apa ya?"

"Kami mau jenguk Om Rangga, Tan," jawab Erlan.

"Oh, jenguk Rangga. Ayo aku antar ke kamarnya. Kebetulan ada juga yang lagi jenguk," ucap Safira. Diva dan Erlan berdiri lagi.

The Mother's Friend (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang