Give me your vote and comment.
*****&*****
Mata Diva tidak berhenti memandang pintu ruang rawatnya. Dia menunggu Rangga datang. Tapi, sudah hampir tiga puluh menit Sinta dan Ray ada disana tidak ada tanda kemunculan Rangga. Diva menghela nafas pelan. Dia yakin Rangga masih kecewa dan dia tidak mau datang untuk menjrmputnya pulang.
"Papa, Mas Rangga berangkat kerja ya?" Tanya Diva pada Ray.
"Papa gak tahu. Semalam Rangga gak tidur di rumah."
"Gak tidur di rumah?"
"Iya, nomornya juga gak aktif," jawab Ray. Diva menghela nafas lagi. Rangga benar-benar marah.
"Udah gak usah dipikirin, nanti biar Mama bantu hubungin Rangga," ucap Sinta. Diva menganggukkan kepalanya paham.
"Yuk pulang sekarang! Mau jalan atau digendong?" Tanya Ray pada Diva.
"Jalan aja, tapi dituntun."
"Oke Princess." Diva pun turun dari ranjang dan berjalan keluar bersama orang tuanya. Dia harus menahan ngilu di hatinya karena Rangga tidak ikut menjemputnya pulang.
Di tempat lain, tepatnya di sebuah kafe Rangga malah sedang duduk sendirian sembari minum kopi. Rambutnya lumayan acak-acakkan. Dia juga memakai pakaian biasa, bukan memakai pakaian yang sering ia gunakan ke kantor. Dia tampak seperti anak muda yang habis putus cinta.
"Harusnya Diva hari ini pulang," ucap Rangga setelah melihat jam.
"Loh, Rangga. Kok kamu disini? Gak kerja emangnya? Atau mau ketemu klien?" Tanya seseorang. Rangga mendongak dan dia menemukan Helena bersama Ayahnya, Tio.
"Aku lagi gak kerja," jawab Rangga singkat. Helena tiba-tiba duduk di hadapan Rangga. Begitupun dengan Tio yang langsung ikut duduk di samping anaknya.
"Kamu lagi ada masalah besar ya? Kamu kelihatan berantakan gitu."
"Gak kok, cuma masalah kecil."
"Bohong kamu kelihatan tahu. Kamu lagi ada masalah apa? Cerita dong. Siapa tahu aku bisa kasih solusi."
"Iya, Rang. Gak baik juga loh masalah dipendam sendiri," ucap Tio. Rangga menyugar rambutnya lantas menyeruput kopi.
"Nah, kebetulan banget lo lagi di kafe gue. Itu mertua lo lagi nyari-nyari mantunya," ucap Satria yang baru saja datang. Pria itu melirik sinis Helena dan Tio.
"Sinta sama Ray ngapain cari gue?" Tanya Rangga. Satria memandang Rangga kesal.
"Ya karena Diva lah. Pakai nanya segala lagi. Gue geplak juga nih kepala lo."
"Ekhem, ada orang lain loh disini," ucap Helena. Satria langsung melirik dan memasang senyum miring.
"Maaf, mata gue paling sensitif sama ulet," ucap Satria.
"Heh, kamu ngatain anak saya ulet?" Tio bertanya tak terima.
"Bukan ngatain kok, Om. Kenyataannya emang gitu. Anak Om itu kayak ulet, kegatelan. Udah tahu Rangga punya istri masih aja dideketin."
"Mulut cowok, tapi nyinyir banget sih lo," cibir Helena.
"Mending nyinyir daripada kegatelan kayak lo. Udah yuk Rang, buruan pergi. Gak mau kan digantung Ray kalau gak dateng?" Ucap Satria langsung menark Rangga pergi.
"Kopinya belum gue bayar," ucap Rangga.
"Ah, santuy. Gue catet di buku daftar utang," ucap Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mother's Friend (END)
Romance[CERITA INI MENGANDUNG UNSUR ALAY, GAJE, DAN MEMBOSANKAN] => SEQUEL 1 DARI CERITA "Married By Accident" Hidup Diva yang sudah sangat kisruh karena kelakuan empat saudaranya tambah kisruh ketika Rangga yang merupakan teman Mamanya selalu muncul dihad...