∆12 : diam

100 21 3
                                    

aku menghela nafas setelah mendapati tugas yang masih menumpuk. oh jinan, selama ini kamu kemana aja?! main? rebahan? sampe lupa punya utang ngurusin tugas.

ini masih pagi tapi kamu udah dihadepin sama tugas-tugas. ah, badmood parah. semoga aja di sekolah baikan. oke semangat nan. ayo berangkat. kita kerjain tugas di sekolah.

“jinaaaan!” rengek dira.

“apa?” jawabku ketus.

“ih pms ya?!”

“berisik.”

aku mengacuhkan dira lalu mengeluarkan buku catatan serta latihan. aku benar-benar belum mengisinya sama sekali. parah jinan, parah.

“mau liat punya gue nggak nan?”

“nanti kalo soalnya ada yang susah.”

aku melihat dira mengangguk lalu duduk di bangku depanku. aku segera mengisi jawaban  sebelum jam mata pelajaran ke 3. ya, karena pelajarannya hari ini ada.

euh, benar-benar jinan! bikin kerjaan aja.

🌌

benar ya, makanan favorit itu menjadi obat buat segala rasa resah dan gundah. buktinya, dikasih 3 potong buah melon dari naomi benar-benar membuatku senang.

oh, meskipun cuma 3 potong tapi benar-benar ampuh. oke, jinan kamu tau obat keresahan diri kamu juga akhirnya.

“gerah anjir. tumben banget jam segini banyak yang ke kantin. biasanya rame pas istirahat kedua.” keluh naomi.

aku hanya mengangkat kedua bahu sambil terus memakan melon yang tersisa. setelah selesai aku mencuci tangan di wastafel, dan kembali duduk di sebelah naomi.

aku benar-benar tidak mood untuk sekarang. rasanya aku butuh melon sebanyak-banyak nya. sungguh, aku aja nggak beli apapun di kantin. eh, cuma minum doang maksudnya.

“ke kelas yuk? sumpah gerah banget gue.”

aku mengangguk kemudian berdiri mengikuti naomi dan dira. ternyata mood parah membuat mulutku ikut terkunci juga ya? aku malas menjawab naomi maupun dira sedari tadi.

“dir pegangin minum.” akhirnya aku berbicara. memberikan sebotol air mineral milikku ke dira, lalu berjongkok membenarkan tali sepatu yang terlepas.

saat hendak berdiri, aku melihat di depan sana. ada fajar. sama denganku, tengah membenarkan tali sepatunya. sama lagi denganku, tersadar akan seseorang didepannya.

aku tersenyum simpul sebagai sapaan. namun, fajar langsung berdiri dan melewatiku begitu saja.

ah.

“lo marahan sama fajar?” tanya naomi setelah menyadari kejadian tadi.

aku segera berdiri dan mengambil air minumku.

“alasan apa yang bisa ngebuat gue sama fajar marahan? perasaan kita nggak sedeket itu sampe kita marahan.” ucapku tersenyum kecil.

“gue kira kalian jadian malah.” jawab dira heran.

aku terkekeh kecil. “fajar nggak mungkin suka sama gue. begitupun sebaliknya.” ucapku kemudian berjalan lebih dulu menuju kelas.

aku menghela nafas panjang. sampe kapan jinan kamu gak bakal ngaku. iya, kamu tau, kamu itu suka fajar. kenapa kamu nggak pernah mau ngaku?!

















syabila
jar |
soal kemarin, maaf. |
jangan diemin aku lagi ya. |
10.34

akhirnya, jinan bisa berkembang juga.

akhirnya, jinan bisa berkembang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
tentang fajar; doyoung [discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang