Berhubung kemarin banyak yang protes sama endingnya yang gantung dan minta dibikin lanjutannya. Juga pengen bikin Ceye nyesel.Ya sudah. Aku turuti.. ㅋㅋㅋ
Kayanya banyak yang ga rela baby bbyak kita tersakiti begitu saja. 🤭Mari kita balas Park Cahyono..
_______________ M. A. P. S. ________________
And now I'm following the maps that leads to you. Ain't nothing I can do..
But I wonder where were you? When I'm at my worst down on my knees..
***
Sepulang kerja, Chanyeol tidak langsung pulang ke rumah dan menemui istrinya. Dia lebih memilih untuk mengunjungi Sehun di apartemennya.
Setelah pertengkaran mereka kemarin dan setelah menyampaikan keputusan yang diambilnya pada Sehun. Chanyeol merasa bersalah. Tapi Chanyeol tidak bisa menarik kembali keputusan itu. Menurutnya itu adalah keputusan terbaik untuk mereka berdua. Meski harus memutuskan hubungannya sebagai sepasang kekasih. Setidaknya Dia dan Sehun akan tetap aman dari gangguan orang tuanya.
Dengan langkah gontai Chanyeol berjalan menuju apartemen Sehun. Appa nya memang mengatakan bahwa dia harus memutuskan hubungannya dengan Sehun. Tapi tidak berarti dia harus menjauhi Sehun, bukan? Mereka masih bisa menjadi teman untuk saling berbagi keluh kesah. Sekedar teman. Setidaknya dengan begitu dia tidak harus benar-benar kehilangan Sehun dari hidupnya.
Dia masih bisa menatap dan bicara dengan Sehun walau tanpa status yang mengikat mereka.
Chanyeol kini telah sampai di depan pintu apartemen Sehun. Dengan ragu-ragu Chanyeol menekan bel pintu apartemen itu. Sekarang dia tidak bisa sembarangan masuk lagi. Karena Sehun bukan siapa-siapanya lagi.
Chanyeol menunggu pintu tersebut terbuka. Tapi tidak ada tanda-tanda seseorang yang akan membuka nya. Chanyeol kembali menekan bel tersebut. Tetap tidak ada yang menyahut apalagi membuka nya. Chanyeol mengerutkan keningnya. Haruskah dia masuk seperti biasanya?
" Sehun.. Ini aku Chanyeol. Bolehkah aku masuk?"
Tidak ada jawaban. Chanyeol mulai cemas. Dengan perasaan cemasnya Chanyeol mulai memasukkan password pintu apartemen Sehun dan langsung masuk ke dalam. Wajahnya memucat saat melihat barang-barang di rumah tersebut telah ditutupi kain.
" Tidak mungkin!" Chanyeol bergegas berlari menuju kamar Sehun dan wajahnya semakin memucat. Dengan langkah gontai, Chanyeol berjalan menuju lemari pakaian Sehun, perlahan membuka nya dan tubuhnya seketika melemas saat melihat tidak ada sehelai pakaian pun yang tersisa di dalam lemari itu.
" Tidak mungkin.." Chanyeol terduduk di depan lemari Sehun. Tangannya gemetar, napasnya sesak dan dadanya nyeri. " Oh Sehun.. Kau tidak harus pergi dari kehidupanku seperti ini.." Lirih Chanyeol sambil meremat dadanya.
Dengan tangan gemetar nya, Chanyeol mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan mencoba menghubungi Sehun. Tapi hasilnya nihil. Nomor Sehun sudah tidak aktiv. Chanyeol meremat ponselnya lalu setetes air mata jatuh di pipinya.
Saat kesedihan masih melingkupi hatinya. Entah kenapa Chanyeol kembali merasa cemas saat mengingat appa nya. Mungkinkah appa nya melakukan sesuatu pada Sehun?
Dengan langkah terburu, Chanyeol bangkit dari posisinya dan langsung berlari meninggalkan apartemen Sehun.
***
Dengan napas terengah Chanyeol berjalan menuju ruang kerja Tuan Park. Sekertaris Tuan Park langsung berdiri dan membungkuk hormat pada Chanyeol. Sedangkan Chanyeol tidak memperdulikan nya. Lalu seolah melupakan sopan santunnya, Chanyeol langsung menerobos memasuki ruang kerja appa nya.