Aku Oh Sehun, seorang pria yang memiliki kelainan sejak kecil. Aku menderita GAD (Generalized Anxiety Disorder) yang membuatku selalu mengalami kecemasan yang berlebihan terhadap suatu hal.Seperti mengenai orang tuaku yang bercerai pun membuatku ketakutan setengah mati, aku berpikir saat mereka berpisah, aku akan mati terlantar sendirian. Nyatanya tidak. Orang tuaku tetap bertanggung jawab padaku. Tapi pikiran aneh yang menggangguku selalu hinggap di kepala ku. Mengatakan bahwa orang tuaku tidak menyayangiku lagi. Orang tuaku hanya menganggapku seperti beban di hidup baru mereka.
Hingga akhirnya Appa dan Eomma menikah lagi dan memiliki keluarga baru, dan ternyata kecemasanku menjadi nyata. Aku terlupakan. Appa dan eomma sibuk dengan keluarga baru mereka. Anak-anak dari pernikahan baru mereka. Dan aku sering diabaikan. Dititipkan pada Nenek yang prihatin dengan keadaanku.
Tapi nenek sudah tua, aku kembali merasa cemas. Apakah kini aku menjadi beban Nenek?
Semua terus berlanjut seperti itu. Kecemasan-kecemasan tidak beralasan terus hinggap di kepalaku dan menemani hidupku hingga aku beranjak dewasa dan kembali ditinggalkan oleh satu-satunya orang yang perduli padaku. Nenek wafat saat aku berumur 19 tahun.
Aku kembali hidup sendirian. Appa dan eomma menawariku untuk hidup bersama mereka tapi aku menolak. Aku tidak ingin lagi merasakan perasaan diabaikan seperti saat aku kecil dulu. Aku tidak mau merasa kehilangan lagi. Karena aku tau pada akhirnya aku hanya akan menjadi beban di kehidupan baru mereka yang telah bahagia dan akhirnya kembali di buang karena tidak sanggup menahan beban tidak berguna ini.
Aku memilih hidup sendiri di rumah peninggalan nenek yang sederhana. Aku memilih untuk menyendiri. Bahkan saat aku duduk di bangku kuliah sekalipun.
Tidak mencari teman dan kenalan. Aku, Oh Sehun, takut dengan suatu hubungan. Karena aku takut pada akhirnya hubungan itu akan berakhir dan ada yang terluka karena hubungan itu. Aku takut dengan pengkhianatan seperti yang appa lakukan, aku takut dengan air mata buaya yang sering kulihat saat seseorang berbohong, aku takut dengan sosialisasi dan aku takut dengan kepalsuan.
Tapi semua itu berubah saat tiba-tiba seorang pemuda tampan dan bertubuh tinggi menghampiriku di kelas. Dia tiba-tiba duduk disampingku dan mengajakku berkenalan.
Awalnya aku menjadi Sehun yang selalu cemas berlebihan. Tapi nyatanya, kegigihan pria tampan itu berhasil mengubah ketakutanku pada sosialisasi. Dia berhasil memasuki cangkang ku.
***
Park Chanyeol adalah pria yang berhasil membuatku sedikit melupakan rasa cemas berlebihan ku pada dunia. Park Chanyeol mengajarkanku caranya tertawa. Aku kini mulai tau rasanya diinginkan. Aku mulai melihat kebahagian di hidupku melalui pria itu. Karena dia tidak pernah lelah meyakinkan ku. Dan menghalau kecemasanku. Dia menjadi oasis dan surgaku.
Aku merasa bahagia bersamanya. Kami memadu kasih. Bercinta dan saling melengkapi satu sama lain. Dan hidup bersama.
Lima tahun aku hidup dalam kebahagiaan yang dia berikan. Namun, semua tidak bertahan lama. Oasis ku, surgaku, semuanya terasa luluh lantak saat aku merasakan satu dari ketiga hal yang paling ku takuti di dunia ini, muncul dalam hubungan kami.
Pengkhianatan.
Dan penyakit ku kembali kambuh. Aku mulai mencemaskan hal lainnya, air mata dan perpisahan. Aku juga takut diabaikan dan ditinggalkan. Karena dulu appa dan eomma juga seperti itu. Pengkhianatan appa, air mata eomma, dan perpisahan mereka. Lalu, aku dan Chanyeol belum menikah seperti appa dan eomma. Itu artinya Chanyeol bisa meninggalkan ku kapan saja.
Tapi bisakah Chanyeol disebut berkhianat?
Aku membaca pesan di ponselnya yang berisi soal eomma Park yang mengingatkan Chanyeol untuk datang ke pertemuan keluarga mereka. Untuk kembali membahas soal pernikahan Chanyeol dengan seorang wanita bernama Kim Hyoyeon. Tunangannya saat ini. Tunangan?