Setelah tangisan Sehun reda dan pelukan mereka terlepas, Sehun langsung menjaga jarak dari Chanyeol." Maaf dan terima kasih." Gumam Sehun berniat beranjak dari kamarnya, tapi Chanyeol menahannya dengan menangkap pergelangan tangannya.
" Oh Sehun.. Biarkan aku menjaga dan mencoba untuk membahagiakanmu.. "
Sehun menghela napasnya. " Dengan cara apa? Hm? Menggantikan Loey?"
Chanyeol terdiam menatap Sehun. " Kalau itu bisa membuatmu merasa lebih baik.. Aku tidak keberatan."
Sehun balas menatap Chanyeol dengan tatapan tidak percaya. " Jangan bercanda!! Tidak akan ada yang bisa menggantikan Loey.. Walau wajah dan sosok kalian mirip, tapi sikap, watak dan tingkah laku kalian sangat berbeda.."
Chanyeol lagi-lagi terdiam. Menatap Sehun yang terlihat begitu rapuh di hadapannya.
" Aku.. Bisa merubah itu semua jika kau mau.." Gumam Chanyeol membuat Sehun ternganga tidak percaya. Tapi melihat kesungguhan di mata Chanyeol membuat Sehun bingung.
" Jangan konyol!" Marah Sehun lalu dia langsung beranjak dari posisinya, keluar kamar meninggalkan Chanyeol sendirian.
***
Setelah pertengkaran tadi, Sehun memilih keluar apartemen. Chanyeol tidak bisa mencegahnya karena tidak ingin membuat pertengkaran mereka makin buruk. Akhirnya Chanyeol memilih untuk menenangkan diri di apartemen.
Saat ini Chanyeol sedang termenung di ruang tengah apartemen, mengingat tindakan spontan yang dia lakukan untuk Sehun tadi. Chanyeol pun bingung kenapa dia bisa bergerak begitu saja memeluk pria pucat itu, menenangkannya seolah dia telah terbiasa melakukannya. Chanyeol menyusut rambutnya sendiri, merasa bingung dengan tindakannya tadi.
Loey.. apakah itu kau? Chanyeol sepertinya mulai kehilangan nalarnya, bicara sendiri, berharap Loey benar-benar menjawabnya, karena dia benar-benar bingung saat ini. Tapi tentu saja dia tidak akan mendapatkan jawaban. Lalu Chanyeol mengingat bagaimana wajah terluka Sehun tadi saat dia menangis terisak. Chanyeol menarik napas panjang dan menghelanya pelan. Apakah karena iba dan rasa simpati? Entahlah.
***
Saat hari menjelang malam, Sehun akhirnya kembali. Dia merasa bersalah saat melihat Chanyeol termenung di ruang tengah dengan wajah sedihnya. Sehun berjalan menghampiri Chanyeol.
Pukk.
Chanyeol terkejut saat sebuah kotak tiba-tiba jatuh di pangkuannya yang sedang asik bersila di atas sofa di depan televisi. Lalu Chanyeol mendongak menatap ke arah seseorang yang melemparkan kotak tersebut.
" Selamat ulang tahun.." Sehun segera beranjak dari hadapan Chanyeol. " Maaf karena terlambat memberikan hadiah dan ucapan selamat." Sehun masih bicara sambil berjalan menjauh menuju dapur.
" Terima kasih." Tiba-tiba sebuah senyum cerah terbit di wajah Chanyeol, lalu dia mengambil kotak tersebut dari pangkuannya dan mengguncang nya pelan. " Apa boleh kubuka?" Teriak Chanyeol agar terdengar oleh Sehun yang sedang berada di dapur. Chanyeol seolah langsung melupakan perasaan gundah dan bingungnya tadi hanya karena Sehun memberikan sedikit perhatian padanya. Ternyata pria pucat itu keluar untuk membelikannya hadiah. Chanyeol merasa ini adalah awal yang baik.
" Silahkan." Balas Sehun teriak walau tidak kuat seperti suara Chanyeol.
Chanyeol dengan tidak sabar mulai membuka kotak tersebut kemudian lagi-lagi senyum kecil menghiasi bibirnya.
Sebuah syal berwarna hijau.. Warna kesukaan Loey. Chanyeol mendengar suara langkah kaki Sehun kembali memasuki ruang tengah.
" Ini musim dingin, pakailah itu jika kau keluar rumah. Maaf jika hadiahku tidak sesuai keinginan mu.. Aku tidak tau apa yang kau sukai." Sehun meletakkan sebuah sampanye non alkohol, dua gelas kaca juga sekotak pizza ke atas meja. Chanyeol tersenyum melihat semua yang Sehun siapkan di atas meja.