Bodyguard?

19 0 0
                                    

Oki POV

Sekarang ini aku berada di rumah sakit sedang menunggu sesorang, dia sedang berjuang di dalam sana untuk hidup. Dokter keluar dari ruang UGD menghampiriku.

"Apakah kamu mengenalnya?" tanya sang dokter.

"Aku tidak mengenalnya, aku menolongnya karena aku tidak sengaja menyaksikan kecelakaan itu. Bagaimana keadaannya?" ucapku tidak sepenuhnya berbohong.

"Hm....baiklah, kita bicarakan di dalam ruanganku"

Aku mengikuti dokter Lina dari belakang, dokter Lina adalah temanku sejak kecil yang selalu mendukungku oleh karena itu aku mengenalnya. Dari arah belakang seorang dokter laki-laki berlari menghadang jalan Lina.
yang bernama Tio yang tertera di nametag nya.

"Ki, aku tinggal dulu ya, kamu tunggu di ruanganku, suster akan mengantarmu"

"Hm..." jawabku singkat.

"Ayo Dokter Lina" ucap Dikter Tio

"Mari Mas saya tunjukkan ruang dokter Lina" ucap suster itu dengan tatapan menggoda. Bagaimana rumah sakit sebesar ini mempekerjakan suster yang tidak profesional seperti ini sungguh mengecewakan.

"Tidak perlu saya bisa sendiri" ucapku datar.

Suster itu berlalu dengan wajah kecewa memangnya dia pikir aku ini laki-laki apa? Aku bukan laki-laki yang gampang diajak tidur oleh para jalang di luar sana. Meskipun aku tinggal di luar negeri aku tidak pernah menyentuh seujung kuku pun para jalang diluar sana. Mereka yang merangkak datang padaku seperti haus akan belaian laki-laki saat aku datang ke club malam untuk menghilangkan beban pikiranku.

Aku tiba di ruangan Lina, ruangan yang nyaman saat digunakan untuk bekerja karena ruangan ini memiliki jendela yang besar menghadap ke jalan raya menghilangakn penat saat memandanya. Aku duduk di kursi dihadapan meja kerja Lina sambil menunggu Lina aku membuka handphone ku mengecek beberapa hal.

Kalian pasti penasaran tentang orang yang ku tolong, aku tidak terlalu mengenalnya tapi kami pernah bertemu di bandara dia yang menabrakku karena terlalu fokus pada hp nya. Dia memang sudah meminta maaf padaku hanya saja aku tidak segampang itu memaafkannya dia memiliki daya tarik yang akhirnya aku atau dia yang akan takluk lebih dulu.

Drrttt....Drrttt....

Handphone perempuan itu bergetar ada panggilan masuk dari seseorang yang ber nama 'AYAH'. Saat aku ingin mengangkatnya hp itu mati dan Lina masuk ke ruangan duduk dihadapanku.

"Kamu yakin tidak mengenalnya sama sekali?" tanya Lina.

"Aku sudah mengatakannya padamu aku tidak mengenalnya, aku baru bertemu dengannya dua kali pertama saat di bandara dan kedua hari ini"

"Aku tidak bisa memberitahukan keadaannya padamu"

"Kenapa memangnya? Sebenarnya siapa dia?" tanya ku heran Lina terlihat menyembunyikan sesuatu dari caranya meremas kedua tangannya, kebiasaannya jika sedang takut.

"Aku tidak bisa mengatakannya padamu meskipun kamu adalah temanku" jawab Lina kukuh pada pendiriaannya.

"Baiklah aku akan mencari tau sandiri"

"Untuk apa kamu perlu mencari tau tentang perempuan itu? Apa hubunganmu dengannya? Tidak mungkin jika kalian hanya bertemu dua kali kamu sangat peduli padanya. Setahuku kamu bukan orang yang mudah bersimpati pada orang lain"

"Aku hanya penasaran apa yang terjadi padanya. Mesin mobilnya tidak ada yang rusak, rem nya masih berfungsi, ban nya juga tidak bocor pihak bengkel baru saja memberitahuku. Dia memakai headset di telinganya dan tidak ada orang yang lewat. Lalu apa penyebab kecelakaannya? Hanya itu yang perlu aku tau. Tidak mungkin dia ingin bunuh diri dengan menabrakkan mobilnya ke pohon" ucapku berapai-api.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang