Pelan-pelan Rangga melangkahkan kakinya tiga tindak ke depan. Sedangkan Tengkorak Putih pun segera melompat turun dari tumpukan batu diikuti oleh Tengkorak Hijau. Mereka langsung berhadap-hadapan dalam jarak sekitar dua batang tombak. Tatapan mata Rangga sangat tajam penuh kebencian pada Tengkorak Putih.
Pendekar Rajawali Sakti itu memang pernah bertemu sekali dengan si Tengkorak Putih, tapi waktu tu mereka belum sempat bertarung. Hal itu terjadi karena Rangga percaya saja pada kata-kata Tengkorak Putih, sehingga hampir saja menimbulkan salah pengertian antara dia dan Resi Balung Gading (Baca Serial Pendekar Rajawali Sakti, dalam kisah: Rahasia Kalung Keramat).
"Apakah kalian datang hanya untuk menghancurkan hasil jerih payahku?" tanya Tengkorak Putih penuh nada dendam.
"Terpaksa kami lakukan, karena kau juga berniat buruk pada rakyat Karang Setra. Dan yang lebih memuakkan lagi, kau telah menyengsarakan penduduk desa sekitar Lereng Gunung Puting. Yang terakhir kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu menghancurkan Padepokan Gunung Puting!" kata Rangga berapi-api.
"Ha ha ha, hebat! Tuduhanmu benar-benar hebat, Pendekar Rajawali Sakti. Bagaimana kau bisa mengetahui semua itu?" Tengkorak Putih tidak kaget lagi, dia sudah menduga kalau semua itu pada akhirnya akan diketahui juga.
"Kau tidak perlu tahu dari mana aku dapat mengtahuinya, Tengkorak Putih," sahut Rangga datar.
"Aku memang tidak perlu tahu, hiyaaa...!"
Tengkorak Putih langsung saja menerjang ke arah Rangga dengan jurus-jurus tangan kosong. Sedang Rangga segera melayaninya dengan jurus 'Sembilan Langkah Ajaib'. Pertarungan seru segera terjadi di bekas reruntuhan bangunan partai itu. Debu-debu bertaburan terkena sambaran-sambaran angin dari mereka. Sementasa itu Pandan Wangi dan Dewi Naga Hitam hanya menonton saja sambil berjaga-jaga. Tapi mata Dewi Naga Hitam tidak lepas menatap Tengkorak Hijau. Darahnya langsung mendidih melihat laki-laki tua pembunuh suaminya itu.
Pertarungan antara Rangga dengan Tengkorarak Putih terus berlangsung cepat. Hingga belum begitu lama mereka telah mengeluarkan jurus-jurus maut andalannya masing-masing. Sudah beberapa kali Pendekar Rajawali Sakti merubah jurus-jurusnya, baik dari lima jurus rangkaian rajawali sakti yang digabungkan, ataupun jurus-jurus yang dipelajarinya dari Satria Naga Emas. Pertarungan semakin berjalan cepat dan menegangkan. Kini yang terlihat hanyalah dua bayangan tubuh yang berkelebatan saling serang.
Sekitar tempat itu yang memang sudah berantakan, kini semakin porak-poranda akibat pertarungan maut itu. Namun sampai sejauh itu, belum ada tanda-tanda yang bakal terdesak. Kekuatan mereka masih tetap seimbang!
Bahkan dalam pertarungan yang sudah meningkat menjadi adu senjata pun, mereka tetap tampak seimbang. Rangga sendiri tidak mengerti, kenapa pedang pusaka rajawali tidak mampu menandingi tongkat lawannya yang berlapiskan batu pualam hijau! Pedang pusaka Rajawali Sakti seperti lumpuh, tapi Rangga masih bisa mengatasinya dengan mengerahkan jurus ‘Pedang Pemecah Sukma'.
"Huh! Pedang itu memancarkan hawa panas. Aku harus segera mengeluarkan aji 'Petir Membelah Angkasa'!" dengus Tengkorak Putih.
Dan begitu Tengkorak Putih mengeluarkan ajian terakhirnya, Rangga langsung memasukkan pedang Rajawali Sakti kembali ke warangkanya dan seketika itu juga ia segera mengerahkan aji 'Cakra Buana Sukma'.
"Aji 'Cakra Buana Sukma'...!" teriak Rangga lantang.
Satu ledakan keras terdengar menggelegar begitu cahaya biru yang memancar dari kedua telapak tangan Rangga berbenturan dengan kilatan petir yang memancar cepat dari ujung tongkat si Tengkorak Putih.
"Hup, hiyaaa...!"
Seketika itu juga Rangga langsung melompat cepat dengan kedua telapak tangan yang masih terbuka mendorong ke depan. Dan kemudian tampaklah cahaya biru yang memancar dari kedua tangannya itu mengalahkan kilatan petir yang menyambar-nyambar.
"Aaakh..!" Tengkorak Putih langsung menjerit melengking tinggi.
"Yeaaah...!" teriak Rangga nyaring sambil menghunus kembali pedang yang baru dikeluarkannya.
Dan secepat kilat Pendekar Rajawali Sakti langsung menancapkan pedangnya ke dada Tengkorak Putih! Dan tanpa sempat mengeluarkan suara lagi tubuh Tengkorak Putih ambruk ke tanah dengan dada yang berlumuran darah!
Trek!
Rangga segera memasukkan kembali pedang pusakanya ke dalam warangkanya di punggung. Sejenak dia masih berdiri tegak memandangi tubuh Tengkor Putih yang sudah tidak bernyawa itu. Beberapa saat kemudian dia segera menoleh begitu mendengar suara teriakan terikan keras. Tampak agak jauh dari tempatnya, Dewi Naga Hitam sedang menggempur Tengkorak Hijau dengan sengitnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
17. Pendekar Rajawali Sakti : Perawan Rimba Tengkorak
ActionSerial ke 17. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal dengan Pendekar Rajawali Sakti.