3. Sènorita🔞

3.5K 129 7
                                    

TYPO MY TYPE_

Republish


🌹🌹🌹

Tubuhnya menari meliuk mengikuti irama malam ini.  Tubuhnya terbakar dengan sentuhan sensitif dari pria itu. Nafasnya memburu dengan sesekali mendesah dan menyebut nama dari pria itu. Jiwa mudanya benar-benar terbakar malam ini.

Kening keduanya menyatu, dalam remang kamar itu mereka saling menatap. Tangannya membingkai rahang tegas pria itu, menatapnya dalam dengan cinta. Tak berlangsung lama, karena selanjutnya ia menarik rahang itu untuk mendapatkan bibir yang sudah menjadi candunya. Tergesa dan menuntun, terkesan amatiran memang. Namub ia tak peduli, ia ingin mendapatkan yang ia inginkan.

"Kau mulai nakal, yah." Komentar pria itu sambil tersenyum.

Sehun tak peduli, ia lebih memilih menarik wajah itu kembali untuk berperang lidah. Sungguh Sehun tak ingin malam ini berlalu cepat. Hatinya menangis mendapati ulah tubunya yang menggila malam ini, tapi Sehun tak ingin ambil pusing. Biarkan nafsunya berkuasa.

Benang saliva tercipta saat pria itu memisah jarak, lalu bibir tebalnya turun menelusuri leher jenjang milik Sehun. Tak bosan memberikan tanda di sana. Mera sampai ungu kebiruan memenuhi tubuh porselen Sehun, tapi sekali lagi. Ia tak peduli.

Bibirnya meracau tak jelas akibat bagian sensitifnya disentuh tangan besar itu. Ia mendesah panjang kala sesuatu itu datang. Menghantarkan jutaan volt listrik hingga menyengat tubuhnya sampai bergetar dan mengeluarkan benda cair itu. Sehun memang mudah kalah, saat permainan baru dimulai beberapa saat ia sudah menyemburkan laharnya.

Dan pria itu tanpa jijik menampungnya di dalam mulut hangatnya. Beralih pada bibir Sehun, ia memaksa pemuda ini untuk ikut menikmati yang ia keluarkan tadi. Sehun merasa jijik, tapi pria itu dengan lihainya  memainkan ciuman sampai kepala Sehun berdenyut sakit menyeimbanginya. Cairan itu masuk bersama saliva yang entah milik siapa.

"Apa kau menyukainya?" tanyanya menggoda.

"Tidak. Itu menjijikan, rasanya tetap begitu."

Orang itu tersenyum, lalu kembali mendekat dan mencium pipi Sehun. "Mari ke permainan inti," bisiknya sensual. Juga jilatan pada permukaan kulit pemuda ini, benar-benar menghancurkan waras Sehun.

Tak ada pilihan lain selain ikut bersama euforianya.

.

.

Terbata ia meminta, nafasnya terengah menyahuti setiap hetakkan yang diberikan si pemompa. Kepalanya semakin tenggelam di bantal lembut itu saat pencaknya hampir sampai. Jemarinya menannyap tajam pada punggung pria yang ada di atasnya. Mata cantiknya semakin terpejam saat hujaman itu makin dalam.

Air liurnya mengalir, tak ada waktu untuk memikirkan hal menjijikan itu saat tubuhmu sedang didera nikmat luar biasa.

"LOEYHHH!" pekiknya tertahan desahan, ia berhasil mencapai puncaknya dengan menyemprotkan benihnya ke perut pria itu.

Matanya terbuka, menrmukan wajah tampan itu tersenyum padanya.

"Aku belum bertemu puncak, tapi ini sudah kali keduamu."

"Mhorehh..." Sehun tak tahu, tapi hanya itu yang bisa ia sebut dalam pening nikmat yang menderanya.

"Apapun yang kau mau!"

Pria itu memulai aksinya kembali, saling menyahuti untuk memancing nikmat. Sehun merasakan perubahan volume di area bawahnya. Benda itu mulai mengembung, dan Sehun tahu itu artinya beberapa saat lagi ia akan merasakan tembakan yang luar biasa panasnya.

Sehun membantu menarikan tubuhnya. Bergerak berlawanan arah untuk saling menemukan titik kenikmatan mereka. Suara serak itu terdengar merdu di telinga Sehun. Tak tahan, kepalanya terangkat meraih bibir pria itu. Bermain panas dengan ciuman brutalnya. Temponya semakin cepat seiring dengan semakin dekatnya punyak.

Ciuman terlepas, Erangan itu terdengar menjadi lagu malam, tepat saat hole Sehun penuh dengan benih-benih milik pria itu. Bahkan sebagian sudah keluar karena kelebihan muatan. Sehun memejamkan matanya dengan kepala tenggelam di bantal empuk itu. Nafasnya naik turun dengan keringat memandikan tubuh keduanya.

Remang kamar ini, sepertinya semakin menghanyutkan dua manusia yang terbakar gairah ini. Tak cukup sekali, mereka akan terus melakukan itu berulang sampai tubuhnya lelah.

Pukul 3 dini hari mereka mengakhiri kegiatan, Sehun yang lelah terseok menuju pintu kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sedang orang itu mungkin sudah tidur setelah menggempurnya habis-habisan.

Setelah ia membersihkan tubuh, ia terlihat lebih segar dan baik. Pakaiannya kembali ia pakai. Mengambil jaket denimnya ia berniat untuk pergi. Sial, pintu hotel ini terkunci. Pria brengsek yang tertidur itu pasti sengaja melakukannya. Ini bukan kali pertama terjadi, sudah terlampau sering malah.

Sehun memutar langkahnya kembali mendekat ke pinggiran ranjang. Duduk sambil mengamati wajah damai itu, Sehun tersenyum kecut mengapa juga ia masih melakukan kegiatan gila ini dengan pria ini. Terkadang Sehun tak mengerti bagaimana cinta membuatnya buta. Rasa ingin memiliki yang besar tumbuh dalam dirinya, tapi...

Ia melirik ponsel pria ini yang berkedip menandakan panggilan seseorang di atas nakas. Tentu saja mode silent ia pakai agar benda pipih persegi itu tidak mengganggunya menikmati Sehun. Sehun tersenyum samar, mengapa juga ia harus terjebak dalam pesona pria ini?

.

.

Awal musim panas adalah pertama mereka berkenalan, Sehun yang sebagai pelayan di sebuah cafe melayani pria itu dengan baik. Ia bilang namanya Loey, seorang komposer lagu. Mereka berteman dan lumayan akrab. Tak jarang Loey meminta pendapat apa yang harus ia pesan setiap datang ke Cafe 4Season. Semakin akrab hingga menjelma rasa nyaman dan rasa ingin memiliki. Itu yang ada dalam benak Sehun.

Mereka semakin sering jalan dan pergi berdua setelah Sehun pulang dari jam kerjanya. Hingga suatu ketika, sesuatu yang tak harusnya mereka lakukan terjadi. Sehun dengan rela tubuhnya dijamah oleh pria asing yang baru beberapa bulan ia kenal. Itulah faktanya, Loey tetaplah orang asing yang penuh misteri. Sehun ingin menolak, tapi tubuhnya tak bisa. Sentuhan itu ia butuhkan, kecupan itu sangat sayang untuk dilewatkan.

Tapi cinta terlalu membutakannya hingga ia rela dikunci di kamar hotel oleh pria itu. Berdua menghabiskan malam panjang. Harap Sehun setelah itu mereka meresmikan hubungan. Yeah, itu keinginan naif seorang Oh Sehun.

Nyatanya tidak, pria itu tidak menginginkan hubungan yang lebih dari hanya pertemanan. Alasannya...

Loey sudah memiliki tunangan dan mungkin akan menikah tahun depan. Bukankah ini gila? Mengapa tidak diucap dari awal? Dan sekali lagi pria itu menjawab dengan rahang tegasnya, bahwa ia tak ingin kehilangan Sehun.

.

.

Sehun memilih beranjak, mencari kunci untuk keluar dari kamar terkutuk ini. Dia merutuk dalam hati mengapa ia sangat lemah dengan sosok iblis dalam balutan tubuh pangeran itu. Juga mengapa ia selalu menantikan saat-saat seperti beberapa saat lalu.

Ia selalu senang saat pria itu memanggilnya datang dengan senyum rupawan. Bahkan Baekhyun yang selalu cerewet sudah kehabisan kata untuk menyadarkannya dari ilusi seorang Loey.

Just Friend. Mereka hanya teman.

Sehun mrndapatkan kuncinya, ia membuka pintu lalu berlalu pergi dari tempat itu. Mungkin... beberapa malam dari sekarang ia akan kembali ke sana. Memenuhi panggilan dari cintanya yang semu.







End

🌹🌹🌹

Song-Fic[CHANHUN]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang