4

65 25 5
                                    

TOK TOK TOK suara ketukan pintu rumah Rafael yang sangat keras membuat Rafael terkejut dan menjatuhkan handphonenya ke wajahnya.
"Assalamualaikum, FAEL!" suara teriakan Lucas dan Rama yang membuat Rafael benar benar marah.
"Waalaikumsalam iya iya bentar ah!" Rafael membukakan pintu rumah yang masih diketuk oleh Lucas.
"Lo udah siap siap belom bro?"
"Belom." Jawab Rafael singkat.
Mereka diajak Rafael masuk ke kamarnya. Seperti biasa mereka mempunyai tempat favorit di kamar Rafael.
"Eh lo pada bawa apa aja?"
"Kalo Rama sih gak bisa gak ribet. Wkwkwkwk"
"Apaan sih lu! Gue kan multifungsi, kalo ada apa apa gimana?" Rama meneriaki Lucas dan mendorongnya sampai terjatuh. Rafael dan Rama mentertawakan tingkah temannya itu.

"Jahat lo semua. Temennya jatoh bukannya ditolongin malah diketawain!" Ujar Lucas sambil berdiri.
"Ya maap gue kan nyelesein ketawa gue dulu baru gue tolongin"
Pada akhirnya mereka membantu Rafael untuk menyiapkan barang barangnya. Mereka ditawari makanan dan minuman oleh asisten rumah tangga Rafael. Tiba tiba saja handphone Rafael berbunyi. Rafael mengecek hpnya.

Resya : Lo ada waktu gak buat nganterin gue ke perpustakaan?

Rafael yang membaca pesan tersebut mengalihkan penglihatannya kepada kedua temannya yang masih asik sendiri.
"Kalian pulangnya kapan?"
"Kenapa emangnya, Lo mau pergi?"

"iya." Rafael lalu meninggalkan kedua temannya itu dan bergegas untuk mengambil motornya di garasi. Rama dan Lucas menyusul Rafael dengan berlari secepat mungkin. Di tengah tengah, kepanikan mereka semua, Lucas terjatuh lagi untuk yang kedua kalinya.

DUAAK suara itu membuat Rafael melihat kebelakang dan tertawa.
"HAHAHAHAHA ngapa lo Cas?" Rafael tetap berlari ke garasi. Rama yang melihat itu langsung menolong temannya itu dan mengejar Rafael.

Rama sudah sampai ke garasi, tetapi Rafael sudah pergi jauh dengan motornya.

"Rafael laknat!" beruntung saja di rumah Rafael tidak ada orang tuanya. Kalau saja orang tuanya mendengar ucapan Rama tadi mungkin saja ia sudah diusir dari sana. Merekapun pasrah dan memilih menunggu Rafael di kamarnya.

*****

Setelah Rafael sampai di rumah Resya, ia menjawab pesan Resya.

Rafael : Gue udah sampe depan rumah lo. Bukain pintu dong.
Resya : bntr.

Resya membukakan gerbang rumahnya untuk Rafael.
"Loh, kok lo belom siap siap?"
"Bentar." Jawab Resya singkat.
Rafael memarkirkan motornya di garasi Resya. Ia mendapati mobil ayahnya di garasi.

"Masuk." Rafael mengikuti Resya ke dalam rumahnya. Jelas saja ia disambut dengan hangat oleh orangtua Resya.

"Tumben nak Fael main kesini, duduk sini." Rafael agak jarang main ke rumah orang. Ia selalu didatangi oleh temannya bukan ia yang mendatangi temannya. Jadi ia masih belum terbiasa disambut oleh orang lain.

"Udah makan belum?" Tanya Ibu Resya. "Udah kok tante." Jawab Rafael malu malu. Resya yang melihat itu menahan tawanya.

*****

"Nih lo pake helm sendiri."
Emang siapa yang mau dipakein?

Resya dan Rafael pergi ke perpustakaan. Resya membaca sebagian buku dan membelinya.
"Nih lo mau es krim gak?" Tanpa basa basi Resya mengambil es krim yang diberikan Rafael.
"BWAHAHAHAHA lo tuh kalo makan yang bener dong, HAHAHAHA." Resya mengelap pipinya, tetapi ia tidak merasakan ada sesuatu di pipinya.
"Mana?" Wajah Resya menahan malu.
"Ini lho," Rafael mengelap sisa es krim yang ada di pipi Resya. Tentu saja itu membuat wajah Resya yang dingin menjadi merona.
"Udahan yuk, lo udah siap siap buat study tour besok?" Resya hanya membalas dengan mengangguk.

*****

Rafael ver.

Pagi, 30 Juli 2016. Hari ini adalah hari yang sangat sangat berfaedah bagi gue. Kenapa gue bilang berfaedah? Karena gue bisa ngejahilin Resya seharian HUEHUEHUEHUE. Soalnya dia duduk disebelah gue.
"Hai Sya! Lo dapet nomer berapa?" Gue udah mikir kalo gue sama dia bakalan satu bus.
"Delapan." Selalu dijawab singkat sama Resya."Di sebelah gue dong!" Gue berdiri terus keluar dari tempat duduk gue, maksud gue biar dianya masuk duluan. Dianya malah pergi, kan ***.
"Lah mau kemana?"
"Mau ganti tempat."
"Dih kok gitu??" Gue narik tangannya dan nyuruh dia duduk di sebelah gue. Akhirnya dia mau hohoho.

Author ver.

Mereka berdua akhirnya duduk bersama. Tentu saja selama perjalanan Rafael selalu menjahili Resya. Contohnya...

"Sya, gue bisa sulap lho." Resya tampak tak percaya dengan perkataan Rafael.
"Nih ya, lo tutup mata lo." Resya menuruti perkataan Rafael, tetapi sebelum itu Rafael memaksa.
"Terus nanti lo buka mata lo pas hitungan ketiga." Resya mengangguk.

"1" setiap hitungan diberi jeda oleh Rafael 2 detik.
"2"
"3" Saat Resya membuka matanya ia langsung memukul dan mencubit tangan Rafael. Karena saat itu Rafael memperlihatkan kecoa mainan yang sudah ia persiapkan.

"Lo tuh ya!" Resya tetap sabar dan berusaha untuk mengabaikan Rafael, tetapi tetap saja ia tak bisa menghindar.
"BWAHAHAHAHA" Tawanya membuat seluruh murid di bus 3 bingung dan mengalihkan pandangan mereka ke arah Rafael dan Resya.
"Kalo ketawa jangan keras keras napa sih?!" Ujar Resya.
"Iya iya ah bawel deh hihihi." Rafael memberhentikan ketawanya yang berlebihan tadi.

Resya ver.

Aduh kenapa sih Rafael ngeganggu gue mulu?! Untung aja Karina gak ada, kalo dia ada gue gak bakalan bisa maafin diri gue sendiri.

Author ver.

Mereka belum juga sampai tujuan. Beberapa saat setelah Rafael menjahili Resya, Resya tertidur. Sayangnya kepala Resya bersandar pada kaca jendela bus. Rafael yang melihat itu tidak tega membiarkan kepala Resya terbentur berkali kali karena jalannya penuh dengan bebatuan. Rafael menyenderkan kepala Resya ke bahunya. Sampai akhirnya mereka berdua tertidur.

Rama dan Lucas tidak sengaja melihat Rafael dan Resya sedang tidur. Mereka tidak mau menyia nyiakan kesempatan itu. Akhirnya mereka memotret Resya dan Rafael yang sedang tertidur pulas.
"Eh bro entar bagiin ke gue ya?" Bisik Lucas.
"Pasti bos q."

*****

"AKHIRNYAA SAMPE JUGA!" Teriak Rama.
"E buset dah tu mulut udah kayak toa mesjid!"
"Apa lo bilang?!" Rama menarik kerah Lucas.
"Wee sante."
"Kita tidur di vila? Gak salah nih?"
"Emangnya lo maunya di mana El?"
"Tidurnya buat berapa orang?" Tanya Rafael santai.
"Ya Allah. El, gue tau lo orang kaya tapi gak gitu juga El. Lo liat aja tuh si Resya, dia mau aja kok tinggal di vila gini, barengan juga ama yang lain" Ceramah Rama kepada Rafael sambil memegang pundak Rafael. "Sumpek, gue gak suka." Ucap Rafael sambil menggelengkan kepalanya. "Udahlah langsung aja ke kamar kita." Ajak Lucas kepada dua temannya itu.

*****

"Anak anak, besok harus bangun pagi ya. Nanti kalian akan melakukan kegiatan sesuai kelompoknya masing masing. Disini sudah tertulis apa saja yang akan kalian lakukan. Ini juga sudah dibagi untuk perkelompok." Bu Vera dan guru lainnya membagikan kertas yang dibacakan tadi.

"Yes brother! Kita barengan lagii uhuy." Rama merangkul kedua temannya.
"Eh ini kan masih ada 3 orang cewek, lo semua ada yang tau gak mereka siapa? Kecuali Resya dia mah udah terkenal."
"Sekelompok sama Resya?" Tanya Rafael.




Mohon maaf authornya telat update dikarenakan masih sekolah terimakasih telah membaca cerita ini, makasih juga perhatiannya :)

RAFARESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang