PROLOGUE

171 32 2
                                    

Kedatangannya di hatiku tanpa kabar membuat diriku tak sanggup untuk menerima semua hal yang datang seperti kutukan.

Rafaresya Pramaeswari

Merubah sifatku bukanlah suatu hal yang mudah. Setiap orang selalu memiliki masalah yang berbeda. Aku bahagia karena tuhan mempertemukanmu denganku.

Rafael Defangga

'Datang terlambat' udah jadi kebiasaan gue. Pagi itu gue tabrakan di depan gerbang sekolah dengan si cewek brengsek anak pemilik sekolah. Rafaresya Pramaeswari, orang paling dingin di sekolah rambutnya ikat satu, pakaiannya... yah lumayan rapi lah.

Hari itu pertama kalinya gue liat sosok Resya yang mengendap - endap melihat sekitarnya, karena terlambat.

DUAAAKK suara benturan dadaku dan punggungnya. Saat itu Resya langsung berbalik ke arah gue. Gue yang waktu itu, diem aja karena gak ngerti dia kenapa. Gue kan orangnya santai aja kalo terlambat, jadi gue jalan aja. Sedangkan dia kayak orang yang harus jaga imagenya. Dia kayaknya gak mau bikin malu orangtuanya.

"E..eh, sori sori." Sehabis Resya ngomong kayak gitu ke gue, gue ngeliat ada satpam yang jaga gerbang sekolah ngeliatin gue sama Resya dari tadi. Resya memberikan sebuah kode ke pak satpam agar membukakan pintu gerbang.

"Pak, jangan bilang ke papah." Ia bicara kepada satpam itu. Seperti biasa ia tak banyak bicara.

"Masuk." Dia sama sekali gak liat muka gue.

***


RAFARESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang