Rafael ver.
"Sekelompok sama Resya?" Tanya gue.
"Iya broo, eh btw lo kok bisa akrab gitu sama Resya?" Gue terpaku mendengar pertanyaan dari Rama.Kalau seandainya bukan karena keluarganya, gue gak akan pernah baik sama dia
"Cuma kebetulan. Udahlah cari aja cewek ceweknya, suruh ngumpul disini." Gue gak mau dikira munafik sama temen temen gue. Gue gak mau kehilangan mereka.
Author ver.
Rama dan Lucas mencari cari teman yang sekelompok dengan mereka dengan cara meneriaki namanya. Jelas saja teriakan itu menarik perhatian siswa siswi yang mendengarnya.
"Resya! Karinaa! Nayaa!"
"Buset dah, suara lo udah kayak toa mesjid, oh iya lo kan emang pengganti toa mesjid ea HAHAHAHA."
"Yee... ni anak, muka ganteng gini disamain ama toa mesjid."
"Dah lah gausah dibahas lagi." Lucas mulai malas mendengarkan Rama memuji dirinya sendiri."ADUUH BERISIK BANGET SIIH??! Situ manggil orang atau mau ngengumumin barang ilang??!" Ucap Karina karena sebal kepada suara Rama.
"Eh lo tau gak dimana Resya, Karina, sama Naya?" Tanya Lucas.Wuat?! Gila ni anak ganteng banget, tipe gue banget nih. Batin Naya.
"O..oh! Gue Naya, hai." Naya berpindah ke depan Lucas sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Hai juga, gue Lucas." Ucap Lucas dengan senyum manisnya, lalu ia bersalaman dengan Naya. Itu membuat pipi Naya memerah.
"Ya tuhan, ganteng bangeett." Gumam Naya dengan pelan.
"Hah? Apa?" Lucas sama sekali tidak mendengar apa yang diucapkan Naya.
"Budek." Perkataan Karina membuat ekspresi wajah Lucas menjadi datar.
"Oh iya lo nyari kita bertiga kenapa?" Tanya Karina.
"Soalnya kita sekelompok." Jawab Rama singkat.Tak lama kemudian Resya menghampiri Karina, Karina agak terkejut karena ia membawa sekantung plastik penuh dengan minuman.
"Kok ada mereka Na?"
"Oh iya katanya kita sekelompok sama mereka, jadi mereka nyariin kita sama Naya. Btw anggotanya siapa aja?" Karina menjelaskan sedikit pada Resya lalu ia bertanya kepada Rama.
"Banyak." Jawab Rama sambil memamerkan senyum manisnya.
"Dih sok maniss!!"
"Enak aja lo, gue emang manis dari lahir tau!" Orang orang di sekitar Rama dan Karina hanya menggelengkan kepala mereka."Udahlah buruan ke tempatnya aja." Ajak Lucas kepada teman sekelompoknya.
*****
Lucas dan teman lainnya sudah sampai di vila yang telah ditentukan oleh sekolah. "Assalamualaikum," Lucas mengetuk pintu tersebut.
"Wa'alaikumsalam, oh akhirnya lo pada sampe juga. Btw, LU PADA MAMPIR KEMANA SIHH??!! GUE NUNGGUIN SAMPE BERABAD-ABAD TAU GAKK!!" Tiba-tiba saja suara Rafael menjadi sangat keras.
"Ya maap, ini salah Rama nihh!"
"Loh kok salah gue?!"
"Lha elu pake berantem ama Karina, oiya gara-gara Karina juga nih!"
"Minggir." Di tengah-tengah perdebatan mereka, mereka melihat aura dingin menyelimuti tubuh Resya yang sedang membawa kantung plastik. Mereka semua langsung mempersilahkan Resya untuk masuk.*****
"Jadi gini, kita semua harus bagi tugas. Pertama, yang jago masak di sini siapa?" Rafael mengatur jadwal mereka.
"Gue sama Resya!" Jawab Karina.
"Berarti yang nyiapin makan malem gue, Resya sama Karina. Berarti sisanya bersih-bersih ok?"
"Siap bos quu" Rama menjawab sambil mengacungkan jempolnya.*****
"Sya, bantuin gue potong bawang sini!"
"Eh, El biar gue aja!" Karina memotong bawang di sebelah Rafael sambil tersenyum."Sya, sini bantu gue nyobain." Rafael mengambil sedikit makanannya dengan sendok. Resya mendekati Rafael dan ingin mencoba masakannya, tiba-tiba saja Karina langsung melahap makanan yang ada di sendok Rafael. Tentu saja Rafael agak terkejut. Ia merasa bahwa Karina selalu menghalangi Rafael dan Resya untuk dekat.
"Lo kenapa sih Na? Gue kan minta tolongnya sama Resya bukan sama lo!"
"Yaa... gue kan juga mau nyobain." Karina memasang wajah imutnya. Rafael yang melihat itu mulai tidak menyukai tindakan Karina."Dah lah, nih lo berdua angkatin makanannya terus taroh di meja makan." Ucap Rafael kesal.
*****
"Muha lhuh nghaha dhah Elh? Kuhut gihu?" Tanya Rama pada Rafael.
"Lo tuh kalo makan abisin dulu napa, baru ngomong. Mulut lo jadi kek ikan koi." Rafael membuat Rama tersedak oleh perkataannya. "Wanjay ngakak!" Lucas yang di sampingnya pun dibuat tertawa. Rama segera mengambil minum yang sudah disiapkan."El, besok pagi kita ngapain aja?" Karina bertanya pada Rafael dengan nada.... seperti anak kecil mungkin?
*Karina bersikap manis kepada semua orang, kecuali orang orang yang membuatnya kesal.
"Emm... ntar gue atur, lo semua tinggal ngikutin aja. Oh iya dah tau kan? Kamar cewek di sebelah kiri pojok sana itu yang paling GEDE, terus kamar cowok yang di sebelah kanan pojok." Rafael mengeraskan suara saat ia berkata 'GEDE'.
"Ok mantap lhaa, di sini ada yang bisa ngegame gak ceweknya?" Tanya Lucas.
"Gue." Resya selalu menjawab singkat, padat, dan jelass.
"Mabar kuy!" Rafael meperlihatkan semua game yang ada di hpnya kepada Resya.
"Ini." Resya menunjuk salah satu game tersebut, tidak disangka seorang princess di SMA Pusaka memainkan game mobile.
"Oh ok, akun lo rank nya apa?"
"Mythical Glory." Mendengar itu Lucas yang sedang meminum teh tersedak.
"WUATTT?? EBUSYET DAH, LU JASA JOKI YAK?!"
"Ga lah. Jadi gak?" Resya memutar matanya malas, orang orang yang mengajaknya main game selalu terkejut setelah mendengar pangkatnya.
"Iy...iya iya,"
"Nih akun gue." Rafael memperlihatkan nama akunnya kepada Resya. Pada akhirnya ketiga cowok dan satu orang cewek tersebut memainkan game mereka sampai tengah malam. Sedangkan Naya dan Karina sudah tertidur pulas."Eh bro, udahan yuk ngantuk gue." Lucas mengucek matanya. Rama dan Lucas pergi ke kamar masing masing. "Eh bentar bentar, yaelah malah ditinggal. Sya, lo udah ngantuk?" Resya hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.
"Satu match lagi mau gak?" Resya mengangguk.
"Oke."*****
Subuh jam 04.00 Rafael mendengar suara kamera. Tiba-tiba saja ia bangun dari tidurnya. Tapi sebelum ia bangun dari posisi tidurnya, ia mendapati Resya sedang bersandar di bahunya.
"Ah ciee hayo lu berdua ngapain hayoooo..." Rama memanas-manasi Rafael.
"Tidurlah, eh ssstt lagi tidur nih entar bangun ni anak. Kalo sampe ni anak bangun, mati gue." Rafael menanggapi hanya dengan berbisik. Rama menempelkan ujung jari telunjuk dan ujung ibu jari '👌'Beberapa menit kemudian, Rafael membangunkan Resya. Sedangkan Rama membangunkan Naya dan Karina yang berada di dalam kamar.
TOK TOK TOK Rama mengetuknya berulang kali.
"BANGUN WOI, SHOLAT SUBUH! WOIIII" Rama masih tetap mengetuk pintu kamar tersebut.
"BANG-" TUK tangan Rama tidak sengaja memukul kepala Karina. Duh mampus gue. Rama benar benar takut akan apa yang akan terjadi setelah ini. Karina menatap tajam wajah Rama.
"RAMAAAAAAAAA!!!!"
"Diem woi, entar didenger tetangga."
"SAKIT TAUUU!!"
"Pagi pagi aja dah berantem lo berdua. Ntar dikawinin ama pak RT lho." Lucas tertawa kecil.
"HIDIIH MIT AMIT DAH" Mereka menolak bersamaan.
"Tuh kan kalian tu cocok kok, ngomong aja bareng :v" Setelah Lucas berbicara seperti itu, Karina memukul Lucas.
"Aww"
"Huu'uhm." Lalu Karina dan Naya pergi ke kamar mandi.Di depan kamar mandi ia bertemu dengan Resya. Ia langsung memeluknya.
"Syaaa, sampe kapan kita di sinii... gue capek ngadepin tu anak Syaa..." karina memberitahu keluh kesahnya. Resya hanya terdiam. Ia hanya memeluk Karina.
"Dua hari lebih."
"Ayo sholat, dah ditunggu." Bujuk Resya. Karina hanya mengangguk.*****
Pagi, 31 Juli 2016.
"Manteman... kalian dah siap belooom??!!" Lalu Rafael mengabsen temannya satu satu.
"Weh? Lama mana? Eh maap Rama mana?"
"Oh biasa tu anak, nyirem taneman. Gue heran ngapain sih dia nyarem taneman? Gaguna tau." Lalu Lucas mengecek halaman belakang. Benar saja ia melihat Rama yang sedang menyirami tanaman.
"Woi, Ram. Lu ngapain sih?"
"Iya bentar gue ke sana." Akhirnya mereka berkumpul di tempat yang telah ditentukan.*****

KAMU SEDANG MEMBACA
RAFARESYA
Novela JuvenilSetiap orang pasti sudah ditentukan takdirnya oleh Tuhan. Berbohong hanya akan 'Merusak' hidupmu. Rafael Defangga, anak orang kaya, bad boy, sekaligus most wanted di SMA Pusaka. Sering bikin onar dan datang terlambat udah jadi kebiasaannya. Rafares...