Perjalanan Rasa Di Mulai

139 9 6
                                    

Hari pertama masuk sekolah. Kini waktunya untuk mengukir kenangan di SMA ku yang baru ini. Konon katanya, memang masa masa yang paling indah adalah masa SMA. Makanya, aku tidak mau menyia-nyiakan setiap detiknya.

Semua terasa begitu cepat, berkenalan dengan teman baru dan saling bertukar cerita. Memang, awal masuk SMA termasuk ajang mencari perhatian bagi sebagian orang. Namun, aku mengikuti alurnya dan mencoba beradaptasi dengan sekolah baruku ini.

Lambat laun, aku mulai mengenal hampir semua teman satu angkatanku dan merasa nyaman dengan lingkungan sekolahku. Namaku Safa. Disinilah aku bertemu seseorang yang asing bagiku, namun nampaknya tidak asing bagi temanku, Elona. Seseorang yang awalnya hanya sekedar saling tahu denganku. Ya, memang begitu keadaannya, walaupun di sosial media kami berteman, kami terlihat sangat asing di dunia nyata.

Elona menceritakan sedikit tentang orang ini. Zapatha namanya. Dia merupakan anak pecinta alam. Walaupun tidak pernah kelihatan merokok, dia termasuk anak angkatan yang suka nongkrong. Elona menyebutnya sebagai musuh karena mereka sudah saling kenal sejak lama.

Namun, Elona tidak menceritakan terlalu banyak tentang orang ini karena sampai sekarang aku pun tidak tahu penyebab mereka pernah menjadi musuh dulu. Banyak yang bilang kalau Zapatha ganteng, tapi aku tidak berpikir demikian karena dia termasuk orang yang agak tengil. Lagipula, aku juga tidak terlalu ingin tahu tentang dia dan Elona.

***

Semua berjalan lancar, sampai akhirnya aku naik ke bangku kelas 11. Aku kembali sekelas dengan Elona. Namun, aku juga sekelas dengan Zapatha, seseorang yang pernah Elona ceritakan kepadaku. Memang tidak ada yang janggal akan hal ini. Kebetulan, di kelas ia duduk di belakangku dan Elona.

Lama kelamaan aku mulai mengenal Zapatha. Fatta panggilannya. Mulai dari sikapnya yang awalnya sangat dingin, menjadi seseorang yang menghibur bagiku.

Saat itu, Zapatha mempunyai seorang pacar yang merupakan kakak kelas kami di SMA. Aku juga sedang dekat dengan seseorang saat itu, ia anak IPS sedangkan aku di kelas IPA. Namun, aku cenderung tertutup soal kedekatanku sehingga satu-satunya teman kelas yang mengetahui perihal asmaraku hanya Elona.

Suatu ketika aku dan Elona sedang berada di kantin. Terlihat Zapatha dan Guntur berjalan menghampiri kami. Guntur mulai membuka topik dengan kami. Namun wajahnya tampak berseri-seri.

"Jadii sekarang lu sama temen gua nih saaf" sahut Guntur.

"Hahh siapaa" jawabku kaget.

"Itulooh anak IPS yang suka nyanyii" lanjut Guntur.

Zapatha ikut menyaut, "Ooh diem-diem tau nya udah deket ajaa".

Benar saja, ia menanyakan perihal kedekatanku dengan temannya itu. Aku pun terkejut, sama dengan Elona yang bingung darimana ia mengetahui itu, begitu pun Zapatha yang terlihat tidak tahu apa-apa.

Aku tidak terlalu minat dengan topik ini, namun tidak ada salahnya juga mereka tahu karena memang begitu kenyataannya.

***

Kelasku di tahun kedua memang lebih seru dari tahun sebelumnya, mungkin karena sebagian dari kami sudah saling mengenal. Aku sering membuat snapgram dengan Elona, namun selalu saja ada Zapatha masuk video kami. Tapi memang sudah resiko siapasuruh dia duduk di belakang kami hehehee..

Walaupun suasana kelas menyenangkan, namun aku, Elona, dan Zapatha paling jarang ada di kelas. Kami lebih memilih main di luar kelas bersama teman kami yang lain. Seringkali kami bermain di koridor IPS karena memang di sana lebih ramai.

Saat pertengahan kelas 11, aku memiliki pacar. Ia adalah orang yang pernah ramai diperbincangkan dengan teman-teman kelasku, termasuk Guntur dan Zapatha, si penyebar berita karena mereka sudah tahu duluan.

Cinta dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang