Chapter 3
Sepeninggal Salma, Ayah teramat sangat merasa kesepian. Ia mengasuh kedua anaknya itu sendirian. Lantaran kewalahan, ia pun menyewa pengasuh untuk mengurus anak-anaknya saat ia sedang pergi bekerja. Seorang pengasuh ini bernama Ayu, perempuan berusia 25 tahun yang juga telah memiliki satu anak laki-laki.
"Selamat datang, Dek. Beginilah kondisi rumah saya, apa kamu masih bersedia untuk bekerja di sini?' Tanya Ayah.
"Saya siap, Pak." Jawab Ayu
"Jangan memanggil bapak, nama saya Bayu. Panggil saja Bayu." Ucap Ayah sambil menyalami tangan Ayu. "Baiklah, saya pergi bekerja dulu, titip anak-anak ya." Tambah Ayah. Mendengar itu, Ayu hanya tersenyum sambil menganggukan kepala tanda mengiyakan.
Saat bekerja, Ayu seringkali membawa putra satu-satunya itu untuk menemaninya. Lantaran sesuai kontrak perjanjian, ia bekerja di sini dari pagi hingga sore hari saat Bayu telah pulang bekerja. Hingga Ayu tak ingin anaknya itu kesepian dirumah, seorang anak yang masih berusia 5 tahun.
Beberapa jam kemudian, hangatnya pagi yang kini berubah menjadi teriknya siang. Menandakan dua anak Bayu yang masih berusia balita harus tidur. Ayu begitu cekatan untuk menidurkan kedua anak itu, sehingga tak butuh waktu lama ia sudah berhasil melakukannya. Sesaat ingin menidurkan anaknya sendiri, tiba-toba terdengar ketukan pintu dari arah depan.
Ayu bangkit dari pembaringannya, dibukalah pintu itu dan ternyata ada sosok laki-laki di sana.
"Pak, Bayu?"
"Jangan memanggil pa, panggil saja mas." Ucap Bayu sambil masuk ke dalam. "Dompet saya tertinggal, baru sadar saat ingin membayar makanan siang di kantin kantor. Untung ada teman yang mau mengantar pulang kerumah." Tambahnya.
"Oh begitu, Pak. Eh, Mas. Lain kali Mas Bayu bisa meminta tolong pada saya jika ada yang tertinggal lagi."
"Tak usah, nanti anak-anak tidak ada yang menjaga."
Setelah melihat kondisi anak-anaknya yang sedang tertidur, Bayu menjadi malas untuk kembali ke kantor. Ia pun meminta rekan kerjanya yang tadi mengantarnya kerumah, untuk pulang saja ke kantor duluan.
"Ayu, coba duduk sini. Saya ingin mengobrol." Ucap Bayu, sambil menepuk-nepuk kursi yang nantinya di duduki Ayu.
"Baik, Mas."
"Saya belum sempat bertanya-tanya mengenai hal pribadi kamu, misal apa pekerjaan suami kamu sehingga kamu mau bekerja di sini padahal gajinya sangat kecil."
"Saya seorang Ayah dan Ibu untuk anak saya, Mas. Suami saya sudah bercerai, lantaran ia pergi dengan wanita lain. Maka dari itu, saya butuh pemasukan untuk makan saya dan anak saya."
Ada sedikit rasa kaget pada diri Bayu, bagaimana bisa seorang Ayu yang masih muda, cantik, berkulit putih. Bisa ditinggalkan oleh mantan suaminya itu.
"Bagaimana bisa kamu ditinggalkan? Kamu tau alasannya apa?"
"Saya tidak tahu, Mas. Cuma memang wanita itu adalah seorang janda kaya, yang sudah memiliki 3 anak. Mungkin karena harta, mantan suami saya menjadi tega untuk meninggalkan saya.
Bayu semakin tersentak, bagaimana sebuah harta mampu untuk mengalihkan pandangan pada Ayu nan cantik dan baik ini. Meski begitu, hanyalah rasa iba yang ada di diri Bayu. Tidak ada rasa lain lagi selain itu.
"Yasudah kamu yang tabah ya, sekarang bisa siapkan Mas air hangat untuk mandi?"
"Bisa, Mas"Setelah menyiapkan air hangat untuk Bayu, Ayu pun kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia melihat ke dalam kamar, anaknya masih bermain-main belum juga tidur. Ayu kembali mengeloni anaknya untuk segera tidur. Setelah memastikan anaknya telah tidur, Ayu merasakan ada cairan hangat yang membasahi bajunya dari pundaknya. Rupanya anak Bayu yang masih bayi itu mengompol. Ayu lupa sebelum tidur harusnya dipakaikan popok dahulu. Namun yasudahlah, Ayu merasa sudah terlanjur basah.
Ia pun bergegas mencari baju pengganti, namun ia lupa kalau dirinya ke sini tidak membawa baju ganti sama sekali. Ia akhirnya berpikir apakah baju-baju Salma masih ada dikamar Bayu, kalau masih ada rasanya Ayu ingin meminjamnya sebentar. Mengingat Bayu masih mandi, Ayu pun segera masuk ke kamar Bayu agar tak terlihat. Ditemuilah sehelai pakaian Salma yang masih bagus, tanpa pikir panjang Ayu langsung membuka bajunya yang penuh ompol itu dengan baju yang baru.
Namun, saat sudah membuka bajunya, ia tak sempat memakai baju gantinya lantaran Bayu membuka pintu dan langsung masuk ke kamar. Ayu pun kaget, sambil menutupi bagian dadanya dengan kedua tangannya. Meski memakai bra, Ayu tetap merasa malu pada majikannya itu.
Bayu yang masih hanya memakai handuk dipinggang, merasa kaget kenapa ada Ayu di kamarnya. Namun ia juga terfokus pada keindahan tubuh Ayu yang tak kalah dengan Salma. Bayu pun melihat tatapan Ayu mulai mengarah pada arah bawah perutnya. Rupanya Bayu tak sadar, kelaminnya berdiri, tegang melihat pemandangan indah yang ada di hadapnya.
Beruntung, Bayu masih memiliki akal sehat. Ia masih bisa mengontrol nafsunya, agar tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bayu pun membalikan badan, sambil memerintahkan Ayu untuk segera pergi dari kamarnya.